:: AREMA MENANGGUNG "DOSA TURUNAN' :: Menabur angin, menuai - TopicsExpress



          

:: AREMA MENANGGUNG "DOSA TURUNAN' :: Menabur angin, menuai badai. Pepatah ini sedang berlaku untuk Arema Indonesia. Setelah sempat bersukacita karena memperoleh runner up ISL 2012/2013, Singo Edan harus gigit jari karena posisi runner up terancam batal jadi miliknya. FIFA baru saja menelurkan keputusan untuk memberi sanksi pengurangan poin terhadap tim kebanggaan Aremania itu. Pengurangannya sebanyak tiga poin. Sanksi pengurangan tiga poin itu dikeluarkan FIFA, atas laporan Jean Landry Poulangoye, mantan pemain Arema era juara tahun 2009/2010, zaman Robert Alberts. Rahmad Darmawan, Pelatih Arema sangat gusar dan kecewa dengan hukuman PSSI akibat dosa masa lalu Arema. ‘’Ini yang namanya gak mangan nongko kenek pulute. Tidak makan manis hanya dapat pahitnya saja,’’ ungkap RD kepada Malang Post kemarin. RD begitu gusar karena Arema era sekarang, yang harus dijatuhi hukuman, tepat satu hari setelah Arema bersukacita memperoleh posisi runner up ISL. Jean Landry melaporkan Arema ke FIFA, karena didepak sebelum kontraknya habis bersama Arema. Pemain kelahiran Gabon berpaspor Perancis itu, tidak bermain dengan performa memuaskan sehingga harus dicoret. Menaruh dendam terhadap Arema akibat ditendang, Jean Landry melambung hingga komdis FIFA. Laporan pemain berusia 37 tahun itu awalnya hanya seperti angin lalu yang bahkan hilang dari peredaran. Namun, tiga tahun kemudian, angin tersebut berubah menjadi badai yang mengobrak-abrik mimpi Arema untuk main di AFC Cup. Sebab, lewat surat PSSI nomor 1825/ UDN/1017/ IX-2013 yang berdasar surat komdis FIFA, Arema dihukum pengurangan tiga poin. Gelar runner up yang sempat dimiliki akhirnya kandas. Dengan hukuman pengurangan tiga poin, Arema akhirnya harus merelakan poinnya merosot, dari 66 menjadi 63 poin. Praktis, posisinya di runner up masih tidak aman. RD sendiri tak bisa berbuat apa-apa soal hukuman yang dijatuhkan oleh FIFA tersebut. ‘’Ya kita tak bisa apa-apa. Yang jelas ini di luar kemampuan kita. Bukan kesalahan kita,’’ ungkap RD, dengan wajah lesu. Selain hukuman pengurangan tiga poin, Arema juga harus membayar denda sebesar CHF 5000 atau setara Rp 60 juta. Jika tak membayar denda ini, maka Arema terancam dapat tambahan hukuman yakni turun kasta ke Divisi Utama. Soal denda ini, manajemen sekarang siap membayar. ‘’Kalau denda kita siap bayar,’’ ungkap General Manager Arema, Ruddy Widodo kepada Malang Post kemarin. ‘’Kita ambil sisi positifnya dulu. Yang jelas, hukuman itu juga menunjukkan kalau FIFA mengakui kita sebagai Arema yang sah. Jadi Arema yang sejak dulu berkiprah di ISL, adalah Arema yang diakui FIFA,’’ kata dia. Namun demikian, tetap ada keganjilan dalam penjatuhan hukuman PSSI terhadap Arema. Penjatuhan sanksinya terlalu kebetulan, terjadi saat Arema baru saja mendapat runner up. Para pemain Arema sendiri mengaku tidak habis pikir. Bagaimana mungkin laporan yang terjadi tiga tahun lalu baru direalisasi sekarang. ‘’Kan aneh saja. Kok bisa kasusnya baru muncul sekarang setelah Arema jadi runner up, ya tentu saja saya kecewa dan geram,’’ ungkap wing back Arema yang sedang dipinjamkan ke Persija Jakarta, Johan Ahmad Farizi ketika dikonfirmasi kemarin. Namun, menurut Alfarizi, kesempatan untuk jadi runner up Arema masih terbuka lebar. Sebab, Alberto Goncalves dkk masih bisa merebut tiga poin dari Persiram Raja Ampat hari Minggu nanti. ‘’Kalau mau runner up, mau tak mau Arema harus menang lawan Persiram, sehingga hukuman itu tak ada artinya,’’ tutupnya. Komentar nya ? _agus_
Posted on: Sun, 15 Sep 2013 03:03:17 +0000

Recently Viewed Topics




© 2015