Demonstran Mandigu Dipukuli Polisi? [19-Okt-13 23:26 WIB/ - TopicsExpress



          

Demonstran Mandigu Dipukuli Polisi? [19-Okt-13 23:26 WIB/ Reporter : T I M] wartajember – Diduga hendak melakukan aksi anarkis, puluhan dari ratusan warga Dusun Mandiku, Desa Sidodadi, Kecamatan Tempurejo, Jember yang hendak menggelar aksi demonstrasi di depan Mapolres Jember, mendapatkan sambutan bogem mentah sejumlah petugas kepolisian. Masih di atas truk yang mereka tumpangi, para demonstran tersebut langsung dihajar sejumlah polisi berpakaian preman, Sabtu (19/10/13). Sedikitnya 14 truk dengan ratusan demonstran, tiba di Mapolres Jember sekitar pukul 09.30 WIB. Tak kalah banyaknya, setiba di Mapolres yang ada di jalan Kartini Jember, ratusan petugas kepolisian dengan bersenjata lengkap yang sebelumnya, melakukan sterilisasi akses menuju Mapolres Jember itu sudah siap menunggu kedatangan para demonstran. Pantauan di seputaran Mapolres, iring-iringan truk pengangkut demonstran pun, mulai diarahkan untuk segera diparkir disekitar Mapolres. Namun, rombongan demonstran yang ada di truk terakhir, dihentikan paksa oleh sejumlah polisi. “Hentikan truk itu, di dalamnya ada senjatanya,” teriak sejumlah polisi yang berpakaian preman itu. Sebelumnya sempat terdengar informasi, jika di truk ke 14 itu, ditemukan sejumlah batu dan pentungan. Para penumpang truk tersebut tetap tidak mau turun dari kendaraannya. Selain mesin truk yang ditumpanginya masih menyala, mereka juga masih belum mendapatkan intruksi langsung berdemonstrasi, oleh koordinator aksi (korlap) yang ada di truk yang berbeda. Para demonstran tidak hendak turun dari truknya, sejumlah polisi yang berpakaian preman pun, segera menaiki truk tersebut dan mengamankan sejumlah penumpangnya. Diduga mendapat perlawanan, aksi pemukulan pun akhirnya juga tidak bisa dihindari. Bahkan, sempat terlihat sejumlah demonstran, melawan aksi pemukulan polisi yang dilakukan polisi. Saimin, salah seorang demonstran yang berhasil diamankan polisi, mengaku jika badannya sempat dipukuli bahkan ditendang oleh sejumlah petugas. Kepada sejumlah wartawan, dia pun menunjukkan luka sobek di bagian hidungnya. “Saya dihajar pokoknya Mas. Padahal, kami masih belum menggelar aksi demonstrasi,” ujarnya. Tak hanya Saimin, belasan demonstran juga sempat diamankan di Mapolres Jember. Bahkan sebagian besar dari mereka yang tertangkap, mengaku sempat mendapatkan bogem mentah oleh petugas. “Kami kecewa dengan sikap polisi,” ungkap Matsari, salah seorang demonstran yang wajahnya memar. Sutrisno, Ketua Gerakan Petani Jember (Gertani) yang juga sebagai korlap aksi mengungkapkan, pihaknya mendatangi Mapolres Jember untuk menyuarakan aspirasinya, karena mereka menuding pihak Polres Jember, telah melakukan penangkapan secara tidak prosedural, terhadap dua warga Mandiku (Pak Abil dan Pak Gunung, Red). Bahkan, mereka menuding tindakan polisi tersebut, sebagai sikap penculikan terhadap pelaku pejuang hak tanah rakyat. “Tadi malam (Sabtu) sekitar pukul 01.00 WIB, dua warga kami diculik polisi. Coba bayangkan, mereka (Polisi, red) menangkap warga dengan mencukit cendela dan membawa senjata laras panjang,” teriak Sutrisno dalam orasinya. Sementara, Kapolres Jember, Awang joko Rumitro menegaskan, jika aparat kepolisian tidak ada yang anarkis. Adanya tindakan kekerasan tersebut menurutnya, karena ada salah satu anggota yang kebetulan Kapolsek, terkena lemparan dari para demonstran. “Tadi ada yang melempar hingga mengenai Kapolsek,” terang Kapolres kepada sejumlah wartawan. Menyikapi tuduhan warga Mandigu, bahwa pihaknya telah melakukan penangkapan tidak prosedural yang kemudian memantik ratusan masyarakat mendatangi Polres Jember, serta merta Awang membantahnya. Menurutnya, segala sesuatunya sudah sangat prosedural. “Sudah ada surat penangkapan, jadi prosedural. Tidak ada yang tidak prosedural,” terangnya. Sementara, belasan warga yang tadinya diamankan oleh pihak kepolisian akhirnya dilepaskan untuk kembali bersama-sama warga lain. Dengan pengawalan ketat ratusan petugas kepolisian, ratusan warga yang mengendarai 14 truk tersebut, dikawal hingga tiba di rumah. Usai melakukan aksi, Sutrisno, Korlap aksi menambahkan, untuk penyelesaian permasalahan yang dianggap oleh warga bahwa Polres melakukan penangkapan secara tidak prosedural, Kapolres Awang joko Rumitro berjanji akan mengundang warga pada tanggal 23 Oktober mendatang. “Kapolres berjanji akan menyelesaikan permaslahan ini dengan mengundang kami pada 23 Oktober mendatang,” terangnya. Menurut Kapolres, adanya prosedur yang dinilai warga sangat keterlaluan dan hal tersebut dianggapnya tidak prosedural, karena petugas datang dengan membawa senjata laras panjang dan juga mencongkel jendela dan merusak pintu. “Kayak menangkap teroris saja. Apa tidak bisa dengan cara prosedural dan tidak keterlaluan. Kalau itu ada aturan tersendiri dari pihak kepolisian, kenapa masyarakat tidak diberi tahu undang-undangnya?” terang Sutrisno. (tim) *) silahkan di like, dokomentari dan dibagikan berita ini. Wartajember
Posted on: Sat, 19 Oct 2013 16:37:23 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015