Kisah Perjuangan Ayah dari Pemain Terbaik Gothia Cup Anak Satpam, - TopicsExpress



          

Kisah Perjuangan Ayah dari Pemain Terbaik Gothia Cup Anak Satpam, Jadi Pemain Terbaik Dunia SEMARANG, suaramerdeka - Senyum simpul terlukis di wajah Suparmin (38). Duduk di dekat pos satpam, terus memandangi foto anaknya yang terpampang di sebuah surat kabar nasional, kemarin. Foto itu adalah pemain tim ASIOP Apacinti SKF Indonesia U-14, Muhammad Firman yang menjadi pemain terbaik pada Piala Gothia 2013 di Swedia, baru-baru ini. Beberapa saat kemudian, matanya berkaca-kaca seraya menahan rindu setelah delapan bulan tak bertemu. Bahkan saat putra kesayangannya tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Senin (22/7) lalu, dia tidak sempat menjemput. Hanya dapat mendengar kabar saja dari berbagai media. Ya, Suparmin adalah bapak dari pemain terbaik di Piala Gothia 2013 di Swedia. Sebuah event berskala dunia yang diikuti sejumlah tim dari berbagai negara. M Firman sendiri adalah pemain asal Kota Semarang yang memperkuat Apacinti SKF Indonesia di kejuaraan tersebut. Dua pekan yang lalu, Suparmin adalah seorang satpam di salah satu perusahaan transportasi di Genuk Semarang. Namun gara-gara izin dua hari mengantarkan anaknya berangkat ke Swedia di Jakarta, perusahaan tempatnya bekerja memecat dirinya. Kini bapak yang tinggal di Trimulyo RT 04 RW 1 Genuk Semarang itu bekerja serabutan. Sementara ini, untuk mencukupi kebutuhan keseharian bertumpu pada sang istri, Munsiroh (35) yang bekerja sebagai buruh pabrik. Apalagi pasangan itu masih memiliki anak kedua yakni Serli Yuliana (5). Lantas, apakah Suparmin menyesal?. Saat ditemui di sebuah pos satpam, kawasan industri Genuk, dia mengatakan tidak menyesal. Pengorbanan yang dilakukan tidak lain untuk kesuksesan sang putra sulungnya. Hanya saja, karena tak memiliki ongkos, dia tidak dapat menjemput M Firman di Jakarta. 'Baru dapat ketemu, 1 Agustus. Saat itu dia pulang ke Semarang karena libur sekolah. Sudah delapan bulan dia berada di Jakarta. Saya bangga dengan anak saya, mudah-mudahan kariernya tidak berhenti. Saya doakan dia dapat menjadi pemain timnas Indonesia,' tuturnya. Firman dan 17 pemain di tim ASIOP Apacinti SKF Indonesia U-14 mengikuti Piala Gothia di Gothenburg, Swedia15-20 Juli lalu. Tim yang dibesut Ansori itu merebut posisi runner-up setelah kalah adu penalti dari NK KRSKO (Slovenia) di Haden Arena, Sabtu (20/7). Adu penalti dilakukan setelah skor bertahan 0-0 hingga waktu normal 2 x 25 menit berakhir. Tiga algojo penalti pertama Indonesia sukses menjalankan tugasnya, yakni Fafa M Zuhud, Azwar Ferdy Kurniawan, dan Rizky Aprilia Wibisono. Dua penendang berikutnya gagal, yakni Rizky Wahyudi dan Reza M Ilham. Sementara, empat eksekutor Slovenia mampu menjebol gawang ASIOP SKF yang dijaga Ryan Ardiansyah. Mereka adalah David Kovacte, Vid Goricar, kapten Miha Mirt, dan Miha Kerin. Kesedihan kubu Indonesia sedikit terobati dengan terpiliihnya penyerang sayap kanan, Muhammad Firman, sebagai pemain terbaik. Laga final di Heden Arena disaksikan ratusan suporter Indonesia, salah satunya Duta Besar RI untuk Swedia, Dewa Made Juniarta Sastrawan. Wakil Indonesia itu mencatatkan prestasi tersendiri dengan tak kebobolan hingga semifinal. Di penyisihan grup, mereka mengalahkan US Chantilly 3-0 (Amerika Serikat). Menang dengan skor sama saat bertemu IF Brommapojkarna (Swedia). Kemudian pesta gol 7-0 ke gawang Sandakerns Sorfors (Swedia). Mengalahkan Djurgardens (Swedia) 11-0 di babak 64 besar. Hasil positif berlanjut dengan menekuk Skiljebo (Swedia) 1-0 di 32 besar. Langkah mereka terus berlanjut dengan mengalahkan BK Hacken 2 (Swedia), 2-0 di 16 besar dan menang 1-0 atas Spanga IS (Swedia) saat menginjakkan kaki di delapan besar. Tiket final didapat dengan menundukkan Dallas Texans (Amerika Serikat) 1-0. Di final, mereka kalah adu penalti dari NK KRSKO (Slovenia) 3-4.
Posted on: Thu, 25 Jul 2013 04:42:38 +0000

Trending Topics



div>

Recently Viewed Topics




© 2015