Mama Lisna dan Pak RT Aku Andre ingin menceritakan petualangan - TopicsExpress



          

Mama Lisna dan Pak RT Aku Andre ingin menceritakan petualangan dengan si nyokap. Siang itu, aku dan mama berada di minimarket kami. Aku tidak kuliah. Seperti biasa mama berpakaian jilbab, kemeja putih tangan panjang dan celana hitam. Karena jilbabnya yang juga warna putih hanya menutupi sampai leher. Nampak bayangan BH putih mama dan perutnya. Jam 1-an, pak RT datang untuk meminta uang kebersihan dan mengurus perpanjangan ktp mama. “Nak Andre.. mamanya ada..” “Oh ada pak sebentar saya panggilkan” jawabku sambil menyuruhnya duduk di depan kasier. Aku memanggil mama di lantai 2. Aku melihat mama sedang asyik nonton film bokep yang ada di laptopku sambil tangannya mengelus selakangannya dari luar celana. “Ma.. ada pak RT tuh di bawah mau ngurus perpanjangan KTP sama uang kebersihan.” “Eh… kamu bikin kaget mama aja… Ndre main yuk.. dah 5 hari kita gak main..” “Main aja sama pak RT tuh..”jawabku. “Yang betul.. bolehkah..” “Ya udah asal mama puas.. ntar malem baru sama Andre..” “Tapi Andre harus liatin mama sama pak RT main ya sayang.” kata mama. Aku hanya mengiakanya. “Pak RT.. kata mama diatas aja..” “Oh iya.”. Lalu aku menyuruhnya duduk di bangku yang ada di samping kamar mama. Lalu mama keluar. “Eh.. pak RT..” sapa mama. Lalu aku masuk ke kamarku yang ada di pintu kamar mama. Karena diatas pintu kamarku ada ventilasi yang ditutupi kaca. Aku dapat meliha apa yang mereka lakukan. Pak RT yang berkumis tebal dan tangannya yang coklat yang sedikit di tumbuhi bulu tapi badannya bisa dibilang sedkit kurus. Setelah membayar uang kebersihan. Pak RT kembali memasukkan berkasnya ke dalam tasnya dan hendak pergi. Mama bersalaman dengan pak RT. Mama mengenggam erat tangan pak RT. Pak RT sepertinya sudah mengerti. Langsung saja dijatuhkanya tasnya dan tangan kanannya meraba kepala mama dari luar jilbabnya. Mama melemparkan senyum nakal pada pak RT. Permainan pun di mulai. Pak RT langsung mengenggam kepala mama sambil mencipok bibir merah mama. Ciuman ganas pun terjadi. Ciuman ganas antara mama dengan pak RT sangat menggairahkan bagi siapa yang melihatnya. Pak RT menyandarkan tubuh mama ke didinding. Tangan kiri pak RT membuka jilbab mama, lalu tangan kanan mama membuka kaitan celana dinas pak RT. Secara bersamaan jilbab mama dan celana pak RT lepas. Rambut panjang hitam terurai. Lalu bibir pak RT turun ke leher. Dicium, dijilat dan dicupangnya leher mama. Mama menggelengkan kepalanya sambil berdesah kecil menikmati. Tangan kanan mama mengeluarkan kont0l pak RT dari CD coklat. Mama mengocoknya pelan-pelan. Pak RT semakin tidak tahan nampaknya. Tangan coklat pak RT membuka 1 per 1 kancing kemeja putih mama. Setelah kemejanya sudah terbuka kedua tangan pak RT langsung meremas tet3k mama dari luar BH 36bnya. Lalu lidah pak RT bermain di pinggiran tet3k mama. Tangan mama masih memegang dan sekali-kali mengocok titit pak RT dengan lembut. Setelah puas menjilati pinggiran tet3k mama, pak RT tidak membuka BH mama melainkan membuka celana hitam mama. Wow… nampak bulu-bulu halus ditutupi CD yang juga berwarna putih. Lalu pak RT menelentangkan mama di lantai. Mama menurut saja. Lalu tangan pak RT menarik BH mama ke bawah, dengan tarikan yang sangat kuat, copotlah BH mama. Tet3k mama yang berwarna putih padat dan kenyal itu menyembul dengan ujung puting warna hitam kecoklatan. “Kamu memang cantik Lisna… seharusnya dari dulu kita begini…” kata pak RT memuja mamaku. Pak RT langsung melumat habis tet3k mama. Mama sempat teriak lalu diiringi dengan desahan nafas yang tidak beraturan. Tet3k mama dilumat sambil diremas sama pak RT. Nampaknya pak RT sudah lama tidak dijamah oleh istrinya yang kata orang sekitar selingkuh dengan adiknya pak RT. Wajah mama memerah sambil tetesan air dijidatnya. Setelah puas dengan tet3k mama, pak RT menarik CD ke bawah, lalu dijilatnya jembut mama sampai pada lubang anus mama. Tangan sekali-kali menusuk vagina mama sambil lidahnya menjilati itil mama. “Oh.. ah… akhhhhhh” desah mama sambil meremas tet3knya. Kulihat lidah pak RT sangat lincah bermain di vagina mama. Dihisapnya vagina mama yang telah basah. Setelah itu pak RT menyodorkan kont0lnya ke mulut mama. Tangan mama mengocok dan mulut mama menjilati senjata pak RT yang hitam itu. “Ooohhhg trus Lis… enak banget oh….” desah pak RT. Kulihat mama sangat bernafsu mengoral penis pak RT. Lama kelamaan penis pak RT kelihatanya bertambah sedikit panjang. Setelah puas mengoral penis pak RT, mama langsung mengarahkan penis pak RT ke liang vaginanya. “Pelan-pelan.. pak..” kata mama. Dengan posisi mama terlentang, pak RT menggesekkan kepala penisnya ke mulut vagina mama yang telah basah. “Oh…” desah mama ketika kepala penis hitam itu masuk ke mem3knya. “Ooh… akh….” teriak mama ketika seluruh batang zakar milik pak RT itu masuk seluruhnya di vagina. Langsung saja pak RT menggoyangnya. Dengan tempo pompaan yang sedang, mama mendesah sambil menggelengkan wajahnya ke kanan-kiri. Cantik sekali wajah mama ketika dikent0t. Melihat adegan itu, penisku tegang hingga keluar dari CDku. Pak RT keliahatannya semakin bernafsu. Dengan gaya doggy style, dipompanya mama dengan sekuat tenaga. Mama hanya bisa mendesah. Tet3k mama bergoyang-goyang yang semakin membuat nafsuku bangkit. “Entar malem bakal habis neeh sih mami gua pompa hingga KO” pikirku. Badan mama sudah penuh dengan keringat. “Pak… su..dah… mao… kluar neh.. oh..” kata mama. Beberapa saat kemudian mama teriak dan pak RT menghentikan goyangannya tanda mama mencapai orgasme. Mereka kembali ganti posisi. Pak RT duduk di bangku lalu mama naik di atas paha pak RT. Pak RT kembali memasukan rudalnya ke vagina mama. “Oooh…” desah mama. Dengan posisi seperti itu pak RT dengan bebas meraba tet3k mama sambil lidahnya menjilati leher mama. Mama mencium bibir pak RT. Pak RT pun membalas dengan ciuman. Kulihat goyangannya tidak terlalu cepat. Beberapa saat kemudian. “Pak kluar lagi neeh.. ohhhhhhhhhhhhh” kata mama diiringi dengan orgasmenya yang kedua. Dengan posisi pak RT yang masih duduk, mama mengoral penis pak RT. Dikocoknya penis pak RT dengan tet3knya. “Ooh… ah… Lis.. ah..” desah pak RT ketika menembakkan sperma di pipi mama. Lalu mama menimpa pak RT yang sedang duduk. “Permainan yang hebat… ah..” kata pak RT. “Ya… kapan-kapan kita main lagi ya.” “Iya deh Lis.. seharusnya dari dulu kita begini… istriku sudah jarang melayaniku dan tidak seenak ini..” “Ooh…” jawab mama. Lalu pak RT kembali memakai bajunya dan dibantu sama mama. Mama masih bertelanjang bulat. “Lis… main lah ke kantor saya.. kita main disana….ya…” “Ya deh pak RT..” kata mamaku. Lalu pak RT turun pulang. Setelah melihat pak RT sudah turun. Mama langsung masuk ke kamraku. “Enak ya mah..” “Enak dong..” kata mama. Mama langsung menarik celanaku. “Ayo ma dah gak tahan..” kataku. Mama langsung mengemut penisku. Wah..enak banget rasanya. Mama mengemut penisku layaknya es krim. Karena sudah tak tahan kutembakan saja maniku di mulut mama. “Uh… enak banget manimu…” kata mama yang mempercayai bahwa mani itu bikin awet muda cewek. Jam 4 aku mandi bersama mama. Keesokan harinya, aku dirumah sendirian. Karena gak ada kerjaan aku ke ruko. Aku melihat mobil pak Djoko, dosenku terpakir di depannya. Pagi itu suasana memang tampak sepi. Hanya 3 orang pelanggan dirukoku. Aku naik ke lantai 2. Lalu aku mengintip dari celah rahasiaku. Kamar mama berantakan, baju mama berserakan dilantai. Pak Djoko sedang memilih baju untuk mama. Setelah 15 menit memilih pakaian, Pak Djoko menyuruh mama memakai jubah hijau tanpa BH dan jilbab hijau muda. Mama juga tidak memakai CD. “Dah cantik.. ayo kita pergi..” kata pak Djoko sambil memeluk tubuh ibuku. Pak Djoko sempat berciuman sebelum turun. Seperti dugaanku, tonjolan mama tidak terlalu nampak karena jubahnya agak tebal. Mereka juga tidak tahu ada aku. Kuikuti kemana mereka. Dengan mobil civicnya, pak Djoko membawa ibuku ke gedung basket kampusku. Keadaannya sangat sepi. Tidak ada satpam, petugas kebersihan dan semacamnya diarea itu. Setelah menyembunyikan keretaku di halaman, aku bergegas masuk. Aku bersembunyi ditumpukan bangku disamping pintu belakang. Hanya ada mama dan pak Djoko ditengah lapangan. Pak Djoko membasahi vagina mama dengan sebuah cairan yang aku tidak tahu. Beberapa saat kemudian terdengar suara mesin mobil pak rektor. “Ayo rapikan bajunya, pak Luhmin datang bersama penjabatnya…” kata pak Djoko. Pak Djoko langsung menuju pintu membukakan pintu pak Luhmin sang rektor, pak Luhmin yang berumur 57 tahun, tinggi tegap layaknya tentara dan mempunyai ukuran penis sekitar 22 cm diameter 5 cm. Mama sibuk merapikan pakaiannya dan berdiri pas ditengah lap basket. Lalu pak Luhmin dan pak Andi, kaki tangannya masuk. Pak Andi berbadan gelap, tegap, dia berpangkat mayor. Mereka bertiga menghampiri mama ditengah lapangan. “Ini pak rektor dan pak mayor… perkenalkan diri nona..” kata pak Djoko. Dengan tenang mama memperkenalkan dirinya. “Saya Akmal Lisna.. panggil saja saya nona..” kata mama. “Saya pak Luhmin.. panggil saja mas Min… saya rektor disini..” kata pak Luhmin sambil bersalaman dengan mama. “Saya Mayor Andi.. panggil saja Mayor..” kata Andi. Wajah pak Andi berbinar-binar memandangi mama yang berdiri dihadapannya. Mamaku sungguh cantik. Lalu mama duduk dilingkari oleh pak Luhmin, Andi dan Djoko. Pak luhmin duduk pas di depan mama, mama sedikit malu. “Non.. sudah menikah.. umur berapa..” “Sudah pak.. saya punya 1 anak.. jarang dirumah.. umur saya 48 tahun..” jawab mama. “Huh panas ya mas..” goda mama sambil mengipasi lehernya yang tertutup jilbab dengan tangannya. Pak Luhmin mendekati tubuh mama. “Nona manis..” kata pak Luhmin sambil memegang kedua tangan mama, badanya semakin dekat. “Non..” katanya lagi. Dia mulai menyorong pelan badan mama untuk tidur dilantai. Dan cupphhh… Luhmin berciuman dengan mama. Badan mama sudah terlentang dilantai dengan mulut yang melekat pada bibir Luhmin. Tangan pak Rektor itu langsung meremas tet3k mama dari luar jubahnya. Sementara Andi berusaha melepas pakaiannya semua, pak Djoko merekam aksi rektor berciuman dengan mama. Tangan mama berhasil membuka celana hitam Luhmin, dikocoknya pelan penis yang panjang itu. Setelah Andi bertelanjang bulat, Luhmin langsung menarik keatas jubah hijau itu, nampaklah tet3k mama yang montok itu dan vaginanya yang tertutup bulu-bulu halus. “Aakh..” desah mama ketika bibir Luhmin mengulum puting susunya. Lalu dari kanan, Andy mencium bibir mama. Mama yang hanya memakai jilbab, berhasil meraih penis Andy. Kemudian mama menggulum penis Andy yang berukuran normal. Luhmin semakin bernafsu setelah mencupang tet3k mama, kini lidahnya membasahi bulu vagina mama. “Wangi sekali vaginamu Lis..” katanya sambil lidahnya menusuk-nusuk mem3k ibu. Dengan lahapnya ia menaik turunkan lidahnya, mama mengenjang sambil tangan dan mulutnya bermain di penis Andy. “Oough.. nikmat.. nona Akmal… ough..” kata Andi berulang-ulang. Kulihat penis rektor tegang dengan sendirinya. Lalu Luhim memasukkan tiga jarinya ke vagina mama. “Oough…” desah mama menghentikan kocokannya dan memejamkan matanya. Lalu pak Luhmin mengocokkan vagina mama dengan ketiga jarinya. Kocokan Luhmin membuat mama tak berdaya. Beberapa kali mama menghentikan kuluman mulutnya dari penis Andy. “Oough.. pak.. aku.. keluar..” kata mama. Beberapa saat kemudian mengucur air dari vagina mama. Setelah itu mereka berganti posisi. Mama merubah posisinya. Mama berada diatas pak rektor. Lalu pak rektor menancapkan penisnya ke dalam mem3k mama. “Oough.. pelan pak.. oh.. akh…” kata mama. Setelah masuk seluruhnya, pak Luhmin mulai memompanya dengan penuh semangat. Mamaku terus memejamkan matanya. Tiba-tiba Andy bangkit, dia menahan gerakan kepala ibuku yang tertutup jilbab dan mengecup bibirnya. Setelah itu, lidahnya bermain dipunggung mama hingga pas dianus mama. “Pak..oh…kelu.a..pak..” kata mama. Mama menjerit panjang. Setelah itu, gantian kini Andy menancapkan penisnya yang berukaran 18 cm itu ke dalam liang mama. Posisinya kini mama dipangku oleh Andy. Mama kembali mendesah. Andy memompa mama sambil menciumi leher mama dari balik jilbabnya. Pak Luhmin menancapkan penisnya dimulut mama. Kemudian mama menggulumnya. Wajah pak Andy dan Luhmin berbinar-binar menikmati alat seks mama yang masih seret. Keringat terus mengucur dari badan mama, Andy dan pak Luhmin. Jilbab mama juga sudah sangat basah. Setelah pompaan Andy, kini mama kembali mengganti posisi. Mama dengan posisi terlentang diatas Andy. Kemudian Luhmin menbuka kaitan jilbabnya, terurailah rambut panjang mama. “Kamu semakin cantik nona Akmal..” kata pak Luhmin. Kemudian kont0l Luhmin menancap pas di vagina mama. “Oouh… trus.. pak.. trus.. ough.” desah mama. Lalu Andy meremas payudara mama dan menjilati kuping mama. Sementara pak Djoko, sang cameramen mereka adegan itu sambil meraba penisnya. Pak Luhmin semakin mempercepat gerakannya. Mama pun semakin mendesah cepat. “Pak.. ough.. ouh.. akhhhhh…” desah mama orgasme kedua kalinya. PAk Luhmin menyorong penisnya dalam-dalam di vagina mama. Lalu Andy menancapkan kont0lnya di anus mama. “Ooh… pak… sakit.. oh..” desah mama. Lalu andy menggoyang pelan diiringi oleh pak Luhmin. Mama terus memejamkan matanya. Keringat terus mengucur. Badan mereka bertiga telah basah. Pak luhmin menggoyang agak cepat. Mama terus mendesah dan memejamkan matanya. Tangan pak Luhmin memeluk erat pinggang mama. Pak Andy menggoyangkan dengan cepat. Mama semakin memejamkan matanya. Pak Andy mencabut kont0lnya dan menyemprotkan maninya di punggung mama. Mama menjatuhkan kepalanya didada pak Luhmin. Nafas mama tak beraturan. Pak Luhmin mengelus lembut kepala mama. Setelah itu ia kembali memompa mama. Pak Luhmin terus menahan kepala mama di dadanya. Goyangan yang bisa dibilang lambat itu membuat pak Djoko semakin tak tahan. Diserahkanya kemera kepada Andy, lalu mama disuruhnya menggulumnya. Pak Luhmin langsung melepaskan pelukannya. Mulut mama langsung bermain dengan penis pak Djoko. Nikmat sekali kayaknya. Ternyata pak Djoko langsung menyemprotkan maninya dimulut mama croot.. croot… Beberapa tetes maninya keluar dari mulut mama. Setelah itu, pak Djoko kembali membenamkan kepala mama didadanya. “Aakh… pak.. saya.. gak.. tahan.. lagi.. nih.. shssh” kata mama. Pak Djoko mempercepat gerakanya. “Aakh.. oh.. pak.” desah mama. Beberapa saat kemudian mama mendesah panjang. “Aakhhhhhhhhhh.. pak…” desah mama. Pak Djoko juga menyemprotkan benih-benihnya di dalam vagina. Terlihat 2 tetes mani keluar dari sela-sela vagina mama. Kemudian pak Djoko menelentangkan badan mama dilantai. Setelah mencabut penisnya dari vagina mama, diselimutinya badan mama dengan jilbab hijau muda mama. Pak Djoko bergabung dengan pak Andy dan Joko yang asyik memandangi mama yang kecapaian dengan sebatang rokok. 5 menit kemudian, “Ko.. ambil tas dibagasi mobil saya..” kata pak Luhmin menyuruh pak Djoko. Pak djoko kembali dengan membawa tas. “Kita mandiin dulu di belakang..” kata pak Andy. Lalu pak Djoko mengeluarkan semua isi tasnya yang berisi handuk, BH, CD dan jubah putih yang indah. Kemudian pak Luhmin mendekati mama. Lalu pak Luhmin menggendong mama ke ruang ganti. Dengan sangat hati-hati aku mengikuti mereka. “Cerrrrr..” suara air shower. Pak Djoko mendudukan mama di sebuah bangku. Pak Andy menyiram badan mama. Sedangkan pak Djoko menyabuninya. Mama sadar dan hanya diam saja. Pak Djoko menyabuni mem3k dan tet3k mama. Setelah mandi. Mama disuruh duduk dan diam oleh pak Luhmin. Lalu tangan pak Luhmin memakaikan BH dan CD mama. Setelah itu mama memakai jubahnya sendiri. Melihat mereka bergegas. Aku langsung keluar. Mama diantar naik mobil civic pak Luhmin. Pak Djoko juga ikut. Kuikuti dari belakang. Sampai dirumah aku pura-pura tidak tahu apa yang terjadi. Malamnya aku tidur disamping mama. Aku sempat mengobok-obok vagina mama dengan jariku. Rasanya makin asin aja. Mungkin karena sperma pak Luhmin tadi. “Ma..” “Apa sayang..” jawab mama. “Mama sebenernya bisa punya anak lagi gak sih..” tanyaku. “Mama udah periksa ke dokter… katanya kalau spermanya cocok dengan rahim mama ya mama hamil donk..” jawab mama. “Sperma aku bisa gak ma..” “Gak bisa dong.. spermamu kan sperma muda… masih segar..” jawab mama. Lalu tanganku meremas tet3k mama dari balik kimino mama. “Jangan sekarang..mama capek nak..” jawab mama. Semenjak kejadian itu, aku selalu tidur disamping mama. Kadang kami bermain sampai lupa waktu dan mandi bersama. Seminggu setelah kejadian itu, aku dan Eno memperkenalkan mama dengan dosen kami, sebutlah pak Djoko. Kami menyuruh mama berdandan yang cantik. Di dalam perjalanan ke kampus, Eno menyuruh mama sedikit gatal karna ini jumat sore, tak ada yang kuliah jadi sepi banget. Sampai di kampus, kami parkir di depan ruang dosen, benar dugaan kami sepi sekali, hanya ada pak Djoko di ruangan itu. Aku memperkenalkan mama dengan pak Djoko. “Pak ini mama saya..” kataku sambil mama tersenyum. Wajah pak Djoko yang killer diiringi dengan tangannya yang dipenuhi bulu lebat. Pak Djoko mempersilakan mamaku duduk dan aku disuruh tunggu diluar dan menutup pintu kantor. Aku dan Eno ngintip dari jendela dengan sangat hati-hati. Wajah pak Djoko dan mama saling berhadapan. Aku tidak dapat mendengar jelas perkataan mereka. Kulihat pak djoko menerawangi badan mama yang memakai jilbab sebahu, baju tangan panjang dan rok jeans sebetis. Kulihat mama merubah posisi duduknya, sekarang mereka duduk bersebelahan. Mama mendekatkan badannya. Sepertinya pak Djoko sudah masuk perangkap, dia mencoba mengelus tangan mamaku, mama tidak melakukan perlawanan. “Jangan disini gak aman..” kata mama. “Tunggu saya dilantai 2 kelasnya Andre” kata pak Djoko. “Duluan bu, saya cari kuncinya dulu” tambahnya. Mama langsung keluar dari ruangan guru. Aku dan Eno menyamperi mama. “Bagus ma, mama memang cantik deh,” pujiku. “Tan, puasin aja tuh dosen, biar mukanya seger dikit” kata Eno. Lalu kudengar suara kaki pak Djoko. Aku dan Eno berlari menuju tangga di ujung. Kulihat pak Djoko datang dengan gagah. Cetek.. pintu terbuka dan mama disuruh masuk duluan. Pak Djoko mengamati sekitarnya, setelah dirasanya aman dia pun masuk. Aku dan Eno menuju ke depan pintu. Kami ambil kursi lalu kami manjat dan ngintip dari lubang angin. Kulihat pak Djoko melepaskan kemejanya dan mama duduk dihadanpanya sambil meremas payudaranya. Lalu pak Djoko yang hanya tinggal singlet dan kolor putih mendekati mama yang berpakaian lengkap. Lalu mereka berciuman, kulihat lidah pak Djoko bermain di mulut mama. Tangan pak Djoko menarik jilbab mama dan menarik resleting baju mama yang ada di blakang. Pak Djoko begitu agresif, dengan sekejap baju dan BH hitam mama telah tidak berada di tempatnya lagi. Kemudian lidah dan tangannya bermain di payudara mama yang kenyal. Diremas dan diplintirnya tet3k mama. Sedangkan mama meraba penis pak Djoko dari luar CD karena permainan pak Djoko yang sangat agresif. Sembari lidah pak Djoko bermain di tet3k mama, tangan pak Djoko membuka kaitan rok mama. Dilemparnya rok mama, kemudian ditusuknya vagina mama dari luar CD biru gelap itu. Lalu diduduknya mama di atas meja dan ditarinya CD mama. Tanpa basa-basi langsung dijilatinya mem3k mama dengan penuh nafsu. Dihisapnya sambil tangannya menusuk-nusuk vagina mama. Sedangkan mama menikmatinya sambil meremas tet3knya. Kulihat jelas badan mama yang berkeringat nikmat karena dicumbu dosen killerku. “Oh.. akh.” kata itu yang kluar dari mulut mama. Oh.. akh… ih… tiba-tiba tubuh mama mengenjang, ternyata mama orgasme. Lalu, dosen itu menelentangkan mama di atas meja. Dicopotnya kolornya, penis hitam panjang ditumbuhi bulu lebat kriting mengacung di depan muka mama. Lalu mama menggenggam kont0l itu dan dijilatnya kepala kont0l itu. Mama menyepong kont0l itu dengan penuh gairah. Melihat permainan panas itu nafsuku bangkit. Kont0lku yang juga menegang rasanya ingin keluar dari sarangnya, kulihat Eno telah meraba kont0lnya dari tadi. “Ooh…” desah pak Djoko. Mata pak Djoko merem melek menikmati isapan mulut mama. Mama trus menjilati kont0l dosenku, dikocoknya, diisap dan dijilatinya seperti menjilat ice cream. Setelah puas dijilati mama, dosen itu siap untuk mencumbu. “Pelan-pelan pak dosen… akh..” kata mamaku. Bersambung...
Posted on: Sun, 30 Jun 2013 00:02:56 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015