Pihak yang terkena getahnya adalah kaum sunni Kita tidak dapat - TopicsExpress



          

Pihak yang terkena getahnya adalah kaum sunni Kita tidak dapat mengingkari kenyataan bahwa akibat perseteruan antara sekte (firqoh) Wahabi dengan sekte (firqoh) Syiah yang terkena getahnya atau yang menjadi korban adalah rakyat Suriah yang merupakan pengikut mayoritas kaum muslim atau kaum sunni yang mengikuti Imam Mazhab yang empat. Upaya perdamaian di Suriah pun mengalami hambatan sebagaimana yang diberitakan pada islam-institute/turki-qatar-arab-saudi-dan-barat-jadi-hambatan-eksternal-perdamaian-di-suriah Sebelum terjadi pemberontakan , negara Suriah adalah negara yang aman sebagaimana yang disampaikan oleh para pelajar atau mahasiswa dari Indonesia yang belajar di sana Kaum sunni yang mayoritas di Suriah tidak mempermasalahkan dipimpin oleh Basar Asad Dr. Joserizal Jurnalis, SpOT, salah seorang relawan medis dan Presidium MER-C dalam tulisan pada mer-c.org/index.php/Misi-MER-C/kenapa-suriah.html ***** awal kutipan **** Saat ini yang jelas melakukan perlawanan BERSENJATA di Timur Tengah terhadap Israel adalah Hamas dan Hizbullah. Penulis bersama relawan MER-C sempat menyaksikan dua pertempuran dahsyat dua kelompok ini melawan Israel. Penulis bersama relawan MER-C masuk ke Gaza saat Israel menyerang Gaza dengan dahsyatnya, 1-2 hari sebelum gencatan senjata. Dalam pertempuran ini, tepatnya 27 Desember 2009 sampai 18-19 Januari 2010, Hamas berhasil menahan laju serangan darat Israel bahkan mengalahkannya. Israel sangat serius memandang ancaman kedua kelompok perlawanan ini karena secara kekuatan mereka bukan negara tapi dapat mengimbangi bahkan mengalahkan Israel ketika Israel mulai melakukan serangan darat. Tentu Israel harus memikirkan bagaimana caranya melumpuhkan kedua kelompok perlawan bersenjata ini. Untuk Hamas, Israel melakukan kebijakan blokade Gaza karena Hamas memerintah di sini dan terus melakukannya sampai saat ini. Untuk melumpuhkan Hizbullah, secara logika yang mudah saja, PUTUS JALUR PENDUKUNGnya. Jalur pendukung tersebut adalah SURIAH. Oleh sebab itu Suriah harus dikuasai secara politik, yaitu GANTI PENGUASANYA !! Saat ini di dunia Arab sedang ada trend mengganti penguasa yang sudah lama berkuasa dalam suatu gerakan Arab Spring dengan dalih untuk menegakkan demokrasi. Ini adalah road map-nya kebijakan luar negeri Amerika. Kita tahu kebijakan luar negeri AS ditentukan oleh badan-badan lobby Israel (AIPAC, ADL, CFR, RAND COORPORATION, Bilderberg dll). Dari penguasa yang sudah tumbang dan yang sedang diusahakan tumbang, QADAFI dan BASHAR mempunyai KONTRIBUSI BESAR untuk Palestina. Penulis menyaksikan sendiri bantuan Qaddafi bertruk-truk antri di Raffah Mesir saat Gaza diserang Israel tahun 2009. Rencana penurunan Bashar ini semata-mata bukan persoalan Bashar demokratis atau tidak dan tiran atau tidak, karena ada penguasa Arab seperti ini tidak disuruh turun oleh AS, malah diajak kerjasama oleh AS utk menurunkan Qaddafi dan Bashar. Israel menginginkan Bashar TURUN !! Seperti biasa Israel memperalat Amerika Serikat melalui kebijakan luar negerinya. Bersamaan dengan semangat Arab Spring, Israel dan AS menunggangi isu ini utk menurunkan Bashar. Supaya lebih efektif isu ini ditambah tonasenya dengan isu sektarian, konflik Sunni-Syiah sama seperti Qaddafi yang disebut inkar sunnah. Israel, AS, Arab Saudi, Qatar, Turki dan Eropa berada dalam satu blok melawan Rusia, Cina dan Iran dalam konflik Suriah ini. Rusia sangat berkepentingan melawan dominasi AS di Timur Tengah karena tinggal Suriah tempat berpijak Rusia setelah Libya jatuh ke tangan Barat. Selain itu AS juga mengacak-acak Rusia dengan cara meletakkan perimeter anti rudalnya di bekas negara Uni Soviet seperti Georgia. Cina tidak mau ketinggalan dalam melawan AS. Setelah berhasil menahan hegemoni AS dibidang ekonomi, Cina diancam oleh AS melalui pergerakan Angkatan Laut AS di Pasifik. Cina saat ini berhasil menciptakan kapal perang anti radar yang membuat AS khawatir. Iran adalah negara yang tidak disenangi oleh Saudi Arabia, Qatar dan negara Arab lainnya karena berhasil melakukan REVOLUSI 79 menumbangkan Raja Reza Pahlevi yang juga sahabat penguasa Saudi Arabia. Para raja-raja khawatir revolusi tersebut diekspor ke negara-negara mereka. Salah satu cara untuk mempertahankan kekuasaan mereka, isu yang paling ampuh ditiupkan adalah Iran adalah negara SYIAH bukan negara Islam karena Syiah SESAT. Iran mempunyai kepentingan yang besar di Suriah karena Bashar bisa menjamin JALUR LOGISTIK Hizbullah. Israel dan Barat menggunakan segala cara untuk menurunkan Bashar termasuk mempersenjatai oposisi dengan senjata berat. Di sinilah peranan Saudi Arabia, Qatar dan sedkit Turki. Israel dan Barat juga menggunakan MEDIA dan PBB untuk membantu mereka. Hal ini mulai terlihat ketika terjadinya pembantaian 25 Mei di Houla Suriah. Korban adalah penduduk sipil termasuk anak-anak dan wanita. BBC langsung menampilkan foto tumpukan korban pembantaian yang sudah dibungkus kain kaffan. Ternyata kemudian terkuak foto tersebut adalah foto korban pembantaian di Irak tahun 2003. Untung pengambil fotonya, Marco Di Lauro mengenali foto tersebut dan memprotes BBC. Pertanyaannya apakah ini keteledoran atau bagian dari kampanye anti Bashar? UN Commisioner for Human Right membuat tuduhan bahwa yang melakukan pembantaian tersebut adalah milisi yang loyal dengan Bashar yaitu Shabiyya. Padahal mereka hanya dapat info dari ORANG LOKAL per TELEFON. UN Security Council, korban di Houla adalah akibat tembakan ARTILERI dan TANK pada hari Minggu 27 Mei 2012. Tapi pada hari Selasa tanggal 29 Mei 2012 diralat oleh UN High Commission for Human Right bahwa korban DITEMBAK DARI JARAK DEKAT dan DIGOROK LEHERnya. Tapi tuduhan tetap ke milisi pro Bashar. Kemudian terkuak bahwa yang terbunuh itu adalah PENDUKUNG Bashar. Bagaimana mungkin sesama pendukung Bashar saling bunuh? Tampak dengan jelas bagaimana media dan PBB berusaha MEMPERKERUH situasi supaya AS dan NATO dapat melakukan intervensi dengan payung PBB atas nama KEMANUSIAAN. **** akhir kutipan ****** Sedangkan pada mer-c.org/index.php/Misi-MER-C/pemeran-utama-dibalik-krisis-suriah.html Joserizal Jurnalis menuliskan pendapatnya bahwa ada alasan tersembunyi di balik krisis Suriah yaitu: Pertama, memotong jalur logistik HIzbullah (Syiah) di Lebanon dan membungkam kegiatan Biro Politik Hamas (Sunni) di Damaskus. Inilah alasan yang sebenarnya bagi Israel. Kedua, mengeliminasi pengaruh Rusia di Timur Tengah. Ini penting bagi AS dan sekutunya NATO. Beliau menambahkan bahwa ISRAEL memainkan PERAN UTAMA dalam krisis Suriah ini. Israel meminjam TANGAN banyak orang, negara dan kelompok untuk kepentingan politik Israel Dahulu kita ketahui bahwa Zionis Yahudi Amerika membentuk, membiayai, mempersenjatai dan bersekutu dengan Mujahidin, Taliban, Al Qaida untuk mengusir Uni Soviet dari Afganistan Jadi secara tidak langsung Zionis Yahudi Amerika sekedar menjadi alasan saja memburu Mujahidin, Taliban, Al Qaida namun sasaran utamanya adalah menghancurkan negeri kaum muslim seperti Irak, Afganistan, Somalia, Libya dan lain lain Propaganda yang dihembuskan dan dimotori Zionis Yahudi Amerika, yang didukung oleh kelompok takfiriyah (yaitu segelintir ekstremis Muslim yang menganggap kafir Muslim lainnya yang tak sepaham dengan mereka), dan sisa-sisa pengikut Saddam atau partai Ba’ats. Rekaman video juga membuktikan bahwa tentara AS telah melakukan aksi-aksi teror dengan mengenakan pakaian milisi Irak. Dan sebagaimana yang diberitakan, sekitar 70 persen dari korban tewas akibat teror yang dilakukan selama ini adalah justru orang-orang Syi’ah—di Samarra, Kazhimain, Najaf, Karbala, dan kantung-kantung Syi’ah lainnya—melalui aksi-aksi bom mobil dan bom bunuh diri yang mengatasnamakan jihad. Jadi, sebenarnya tak ada konflik sektarian di Irak, melainkan kaum Syiah dan Sunni telah sama-sama menjadi korban konspirasi musuh. Begitupula salah satu sayap (offshoot) Al Qaida yakni jundullah dibiayai oleh Zionis Yahudi Amerika untuk melakukan aksi terorisme di Republik Islam Iran sebagaimana yang diakui oleh salah satu pemimpin kelompok teroris tersebut yang telah ditahan yakni Abdulhamid Rigi Begitupula pemberontak Suriah yang didukung oleh kerajaan dinasti Saudi pada kenyataannya adalah binaan CIA sebagaimana informasi dari republika.co.id/berita/internasional/global/13/04/15/ml9mdi-analis-as-pemberontak-suriah-dibina-cia ***** awal kutipan ***** Analis AS: Pemberontak Suriah Dibina CIA REPUBLIKA.CO.ID, Para pemberontak Suriah merupakan anak perusahaan Dinas Intelejen AS (CIA) yang diciptakan untuk menghancurkan pemerintah Damaskus yang menentang kebijakan Washington dan Tel Aviv. Analis politik Randy Short menyebut milisi teroris Pasukan Pembebasan Suriah (FSA) berada di bawah kendali CIA yang dirancang demi menghancurkan pemerintah Assad. “Israel dan AS sedang melakukan aksi terorisme di Suriah dengan bendera FSA,” tegas aktivis hak asasi manusia itu, seperti dilansir kantor berita IRNA. Aksi yang dilakukan oleh FSA dalam dua tahun terakhir, tutur Short, menunjukkan ketidakpedulian milisi teroris itu terhadap nasib rakyat Suriah. Berdasarkan informasi Intelijen Jerman, 95 persen dari para milisi FSA yang beroperasi di Suriah merupakan warga asing. “Selain binaan CIA, FSA juga didukung oleh Wahhabisme Saudi yang bekerjasama dengan Zionisme dan imperialisme Eropa dan Amerika, untuk mempromosikan rasisme dan Islamophobia di dunia,” kata dia. CNN melaporkan, Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel dan Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS Martin Dempsey telah mematangkan skenario baru intervensi militer di Suriah. Washington baru-baru ini mengumumkan rencana untuk menggelontorkan bantuan senilai 10 juta dolar dalam bentuk bantuan langsung kepada milisi teroris Suriah. ***** akhir kutipan ****** Sekarang Perdana Menteri Suriah versi Pemberontak adalah Ghassan Hitto. Warga Negara AS dari Texas! Sumber berita: antaranews/berita/364184/as-sambut-perdana-menteri-terpilih-versi-pemberontak-suriah ****** awal kutipan ***** AS sambut perdana menteri terpilih versi pemberontak Suriah Washington (ANTARA News) – Amerika Serikat pada Selasa menyambut terpilihnya penduduk Texas sebagai perdana menteri versi pemberontak Suriah dan berharap ia dapat memupuk “persatuan dan hubungan erat di antara kalangan oposisi”. Pejabat AS “mengetahui dan menghormati” Ghassan Hitto dari kiprahnya dengan koalisi Suriah dalam menjalankan upaya kemanusiaan di Suriah, kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland kepada wartawan. Dengan mengatakan bahwa hal itu merupakan “masalah pribadi”, Nuland menolak untuk membenarkan apakah Hitto merupakan seorang warga negara AS. Nuland hanya mengatakan bahwa “ia tinggal di Texas selama 25 tahun” dan menyelesaikan pendidikan di Universitas Purdue di Indiana. “Ia adalah sosok yang sangat berhasil di Texas dalam menjalankan upaya di bidang kemanusiaan bagi rakyat di negara asalnya,” kata Nuland. “Kami tahu tentang dia ketika ia kembali ke Turki dan mulai memimpin upaya bantuan langsung oposisi Suriah serta baru-baru ini memimpin bantuan koalisi,” katanya. Hitto terpilih sebagai perdana menteri pada Selasa dini hari oleh mayoritas anggota Koalisi Nasional, yang sebelumnya melakukan pertemuan selama berjam-jam di Istanbul. Tokoh berusia 50 tahun itu akan bertugas membentuk pemerintahan sementara yang akan berpusat di wilayah yang dikuasai pemberontak di Suriah. Pemilihan PM tersebut berlangsung dua bulan setelah ketua koalisi Ahmad Moaz al-Khatib mengajukan pembicaraan dengan para pejabat pemerintah dengan menetapkan sejumlah syarat, termasuk pembebasan bagi 160.000 tahanan. Sejumlah anggota koalisi mengatakan kepada AFP bahwa terpilihnya perdana menteri dan pembentukan pemerintah sementara tersebut telah menghilangkan kemungkinan perundingan dengan pemerintah. Dalam pidato pertamanya, Hitto mengatakan bahwa ia tidak akan membuka dialog dengan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad. (T008/B002) Editor: B Kunto Wibisono ***** akhir kutipan ***** Sedangkan Muadz Al Khatib mengundurkan diri sebagai pemimpin koalisi Suriah digantikan oleh George Sabra yang beragama Kristen, etnis minoritas di Suriah Selama ini Sabra tinggal di Turki, sebelumnya dikenal pemimpin kelompok Komunis di Suriah dan pernah beberapa kali dipenjara oleh Hafez al-Assad dan dilanjutkan oleh Bashar al-Assad. Kalau dikatakan Basar Assad menghabisi kaum sunni yang mayoritas di Suriah tentulah yang menyerukan jihad adalah para ulama kaum sunni di Suriah seperti ulama besar Syaikh Muhammad Said Ramadhan al-Boutti. Mufti Besar Suriah Ahmah Badr-Eddin Hassoun menyatakan, darah Muhammad Said Ramadhan al-Bouti akan membakar dunia Arab dan Islam untuk melawan mereka yang mengeluarkan fatwa untuk membunuh rakyat kami.” Hassoun menegaskan al-Bouti adalah syahid karena berada di atas mimbar dan akan menjadikan dirinya simbol bagi orang saleh. “Islam tidak akan mati dan Suriah tidak akan tunduk dan saya katakan, mereka yang mengirimkan senjata ke Suriah: “Anda tidak akan bisa melemahkan pilar Islam di Suriah. Islam akan tetap murni dan rakyat Suriah akan tetap teguh,” imbuh Hassoun. Dia juga mengingatkan pernyataan al-Bouti sepekan lalu, “mereka yang menyebut namanya mujahidin, apakah Anda tidak sadar, Anda berada pada sikap menteri luar negeri Inggris, Perancis dan AS.” “Kami tidak berpihak pada pemerintahan otoriter, kami berpihak pada kepentingan tanah air untuk melawan semua senjata dari dunia yang menginginkan untuk menghancurkan negara ini,” imbuh Hassoun. Begitupula mufti besar Tunisia yang merupakan tetangga Suriah yakni Syaikh Othman Batikh juga menyatakan bahwa seruan untuk jihad di Suriah sebagai kesalahan besar dan menegaskan bahwa apa yang disebut sebagai “Jihad Nikah” adalah salah satu jenis dari pelacuran atau perzinaan. Syaikh Othman Batikh menambahkan bahwa seruan untuk berjihad ke Suriah adalah kesalahan besar, sebab tidak ada seorang muslimpun berhak berperang dengan saudara muslim lainnya. Lebih lanjut Mufti Tunisia menjelaskan bahwa jihad ada dua macam, jihad untuk melawan penjajah dan jihad untuk melawan hawa nafsu yaitu jihad akbar.
Posted on: Sat, 13 Jul 2013 00:11:44 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015