SEINDAH MENARA KEMBAR DI BAITURRAHMAN “Tuuuuuuutt” bunyi - TopicsExpress



          

SEINDAH MENARA KEMBAR DI BAITURRAHMAN “Tuuuuuuutt” bunyi sirene kapal mulai terdengar di Dermaga Ulee Lhe Balohan. Tangga mulai diturunkan, terlihat sederetan penumpang keluar dengan senyum sumringah dan tak sedikitpun telihar rona kepenatan diwajah nan rapuh penuh dengan keringat kerja keras. Seorang pemuda memakai jaket hitam, berkulit putih, mata sipit, hidung mancung dengan tinggi tegap keluar dari dalam kapal mengijak daratan yang orang sering katakan bumi Serambi Mekah. Matahari yang bersinar begitu terik membuat dahaga semakin menjadi-jadi. Sementara lalu lalang insan membuat dirinya semakin di landa kecemasan antara berani, takut dan nekat. Sebuah mini bus telah siap menunggu para penumpang. Para kenet berteriak-teriak mencari sasaran. Perlahan langkah kaki pemuda yang membawa tas ditangannya ini berjalan menuju sang kenet yang sedang sibuk mengakut barang para penumpangnya. “Excuse me sir, bole saye tanya. Kat mane mesjid Baiturrahman tu?” Sang kenet pun menoleh ke arah pemuda tersebut dan terdiam sesaat “ ooh, dekat kok bang dari sini. Tepatnya di kota. Abang mau kesana?” si kenet pun balik bertanya “Iya saye nak kat sane” Sang kenet pun menyuruh pemuda tersebut duduk di dibagian depan dekat sopir mini bus sembari menunggu beberapa penumpang lagi yang akan mengisi kekosongan kursi bagian belakang. Tiba tiba terdengar lontaran keras dari arah belakang “Tarik bang!” Mesin mobil pun mulai di hidupkan dan tak lama kemudian mobil bergerak meninggalkan dermaga Ulee Lhe. Selama dalam perjalanan senandung lagu-lagu aceh yang di suguhkan sang sopir dapat mengurangi rasa kejenuhan selama berada dalam mobil. Laju Mobil, kereta yang melintas di jalan aspal serta pepohonan yang melambai-lambai seolah-olah berkata “Welcome to Aceh” tak terasa rona kebahagian mulai di rasakan pemuda keturunan negeri sebrang tersebut. Komat kamit mulut antara sang sopir dan pemuda tersebut pun tak terhindarkan sehingga perlahan mobil yang mereka tumpangi berhenti disebuah bangunan indah luas dan mendamaikan jiwa bagi siapa saja yang singgah di dalamnya. “ Bang kita sudah sampai. Nah itu mesjid Baiturrahmannya!” sembari menunjuk ke arah mesjid “Thank sir. Berapa mesti saye bayar?” “ Rp 10.000 saja bang!” “Ok sir, tunggu sekejap” Kemudian sang pemuda tersebut mulai mebuka tasnya dicari bagian kantong kecil tempat ia menyisipkan dompetnya. Ia nampak mulai bingung. Itu jelas terlihat dari raut wajahnya dan matanya yang mulai terlihat cemas membolak balik isi pakaian dan ternyata kecurigaannya pun nyata. Ia temukan sebuah dompet yang berisi identitas orang yang tidak ia kenal. “ Ada apa bang.?” sang sopir mulai tidak sabar lagi menunggu. “Sorry sir, sepertinya bag saye tertukar. Saye tak tahu bag siape ini. Bagian luar persis kat bag saye namun semua identity kat bag ne tak pernah saye tengok sebelumnye. Ini dompet orang lain, macam mana saye boleh bayar?” pemuda tersebut pun menjawabnya dengan lesu Semua penumpang pun merasa iba dan membantu sang kenet memeriksa seluruh bagian dalam mobil untuk memastikan apakah tas pemuda tersebut tersisip di bagian lain. Namun usaha mereka nihil Akhinya sang sopir pun mengerti kecemasan pemuda tersebut dan ia mengikhlaskan tumpangan yang telah dinaikinya. Apalagi ia bukan warga sini dan sedang mengalami musibah yang tak diharapkannya. “ tidak usah bayar bang. Tidak apa-apa saya ikhlas.” Akhirnya setelah pamit sang sopir pun melajukan mobil mini busnya. Perasaannya kini bercampur aduk. Sedih karena telah mendapat musibah hingga tidak ada satupun barang yang ia punya sekarang. Bahagia karena kenekatannya untuk mengunjungi kota Banda Aceh telah terlaksana walaupun ini kali yang pertama baginya. Dengan wajah murung ia langkahkan kakinya di depan pintu gerbang. Perlahan lahan namun pasti Ada kedamaain tersendiri yang ia rasakan . Para wanita penuh keanggunan dalam hijabnya menyelusuri indah taman di Baiturahman. Begitu pula para calon imam hilir mudik berdatangan memadati perkarangan mesjid Agung ini. Untuk sesaat ia lupa akan musibah yang barusan menimpa atas dirinya. Mentari mulai agak condong sebelah barat. Suara azan mulai bergema di rumah Allah yang berdiri megah memanggil umat islam untuk melaksanakan kewajibannya. Insan kamil mulai membersihkan jiwanya dengan basuhan air wudhu. Sementara pemuda tadi terhenti langkahnya dan terkesima di sesaat di depan Mesjid ini. Tak henti-hentinya dalam hatinya ia mengucap hamdalah. Dari arah belakang tedengar langkah bunyi tongkat yang semakin mendekat dan cepat. Tiba-tiba ada sesuatu menyerempet langkah tersebut “Astaqfirullah” suara nan lembut itu mengejutkan sang pemuda. Telihat sebuah dongkrak yang tergeletak tak jauh dari tas yang diletakkan sang pemuda. Wanita itu jatuh tersungkur. “ Maafkan saye, saye tak sengaja letak bag ne. puan tak ape?” dengan rasa bersalah ia mencoba membantu gadis tersebut. “ Tidak apa-apa akhi” dengan tersenyum gadis tersebut berusaha meraih dongkraknya dan berusaha berdiri dengan kemapuan yang ia miliki. Gadis itu pun berlalu dihadapannya dengan tertatih tatih menuju tempat wudhu wanita. bersambung>>
Posted on: Fri, 12 Jul 2013 15:59:16 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015