Saya ingin bertemu anak muda seperti Ibrena Merry, yang memiliki kemampuan mediasi luar biasa tanpa harus menunjukkan dirinya lebih bijak dibanding yang lain. Saya ingin bertemu anak muda seperti Maharsi Wahyu Kinasih, yang dengan kerendahan hatinya tidak pernah mendiskreditkan kinerja teman-temannya. Saya ingin bertemu anak muda seperti Eko Susanto, yang sangat talk-less-do-more di setiap aksinya sehingga memiliki tingkat produktivitas yang tinggi. Saya ingin belajar ketulusan dari mereka ketika bergabung menjadi pengajar muda, karena jujur saja ketulusan saya masih dipertanyakan. Karena Indonesia Mengajar bukanlah wadah untuk berlomba-lomba tentang siapa yang mendapatkan penempatan yang paling terpencil. Karena Indonesia Mengajar bukanlah tentang ada atau tidaknya sinyal/listrik di daerah penempatan. Karena Indonesia Mengajar bukanlah perihal siapa yang mendapatkan desa dengan kondisi sosiologis yang tersulit. Karena Indonesia Mengajar bukanlah hanya sekadar batu loncatan untuk mempercantik CV. Living through inner pain is how we lose our arrogance, our selfishness, and our ignorance. It is how we acquire gentleness and a sense of responsibility, maturity, and the capacity for leadership. Kalau kalian butuh katalis pendewasaan, silakan daftarkan diri kalian untuk menjadi pengajar muda angkatan VIII (penutupan tanggal 15 Desember) di: indonesiamengajar.org/. Selamat mencoba! Tertanda, Anak muda yang masih sok tahu namun ingin terus belajar untuk menjadi orang yang lebih baik.
Posted on: Mon, 04 Nov 2013 11:14:36 +0000
Trending Topics
Recently Viewed Topics
© 2015