-- [ Pengakuan Allah Segalanya, Bukan Thagut ] -- Posted on June - TopicsExpress



          

-- [ Pengakuan Allah Segalanya, Bukan Thagut ] -- Posted on June 16, 2013 by Umair in Taujih Bila suatu negara berhukum thaghut, berasaskan kesyirikan, dan bersistem kafir, maka sudah barang tentu pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintahnya di arahkan dan ditujukkan untuk mencetak generasi-generasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai syirik itu. Indonesia adalah negara yang berideologikan pancasila, bersistem demokrasi, berhukum dengan hukum buatan (hukum jahiliyyah) dan berasaskan kebangsaan (nasionalisme) tidak ada seorangpun yang mengingkari realita itu. Pancasila, nasionalisme, demokrasi dan Qawanin Wadiyyah (Undang-undang buatan) semuanya adalah syirik dan kekafiran tanpa di ragukan lagi. Silahkan rujuk materi-materi terjemahan dan tulisan-tulisan kami dalam hal ini. Tentunya pendidikan yang di selenggarakan di tujukan ke arah sana, dan orang yang membaca tujuan nasional dari pendidikan yang diselenggarakan resmi di negeri ini, pasti tahu akan hal itu. Makanya mata pelajaran PMP/PPKN (PKN) adalah mata pelajaran wajib yang mana si siswa tidak akan lulus tingkat atau mendapatkan ijazah bila nilai mata pelajaran itu merah, meskipun palajaran-pelajaran yang lainnya istimewa. Tidak ada satu yayasanpun yang ingin mendirikan sekolah swasta dan diakui oleh thaghut kecuali bila mata pelajaran tersebut di masukkan dalam mata-mata pelajaran. Saya bertanya saat mempelajari pelajaran tersebut, si guru pengajar berdiri menguraikan dan menjelaskan kesyirikan dan kekafiran pancasila dan paham nasionalisme ? atau justeru menjelaskan kehebatan, kesaktian dan keindahannya sedangkan para siswa diam mendengarkannya. Sungguh si guru dan para murid telah jatuh dalam kekafiran, karena merestuinya. Mungkin ada yang mengatakan : saya mengingkari di hati saya”, tapi dia tetap duduk di kelas. Kita katakan “kamu kafir sama dengan mereka, karena Allah SWT mengatakan : وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللّهِ يُكَفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلاَ تَقْعُدُواْ مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوضُواْ فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذاً مِّثْلُهُمْ “Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Qur’an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. ” [ Surat An-Nisa ayat 140 ] Kalau kalian tetap duduk di sana saat guru mengisi materi itu berarti kalian kafir sama seperti guru dan siswa yang aktif mendukung dan mengiakan. Pengingkaran hati tidak berarti kalau tidak disertai dengan sikap pergi. Bahkan para sahabat ijma’ / sepakat atas kafirnya seluruh jama’ah masjid di kuffah pada masa khalifah usman ra. Di kala salah seorang jama’ah mengucapkan satu ungkapan yang membenarkan kenabian Musailamah (Al Kadzdzab), maka bagaimana dengan kumpulan orang dalam ruangan kelas, dimana si guru dalam satu jam penuh menjelaskan kehebatan pancasila, melarang, membenci dan memusuhi orang yang sebangsa meskipun berbeda agama, mengakui semua agama itu benar, menyamakan hak dan kewajiban warga negara dengan segala ragam keyakinannya, menganjurkan untuk loyalitas kepada thagut, menganjurkan untuk mensakralkan lambang negara dan benderanya dan di saat upacara di haruskan melantunkan ucapa kafir, seperti : “Garuda pancasila akulah pendukungmu…” juga, “Bagimu negeri jiwa raga kami…” juga materi ini bukan hanya sekedar pengajaran tapi pendidikan, yang mana menuntut perubahan sikap, moral dan cara pandang hidup. Saya beri contoh satu kekafiran yang didiktekan kepada anak SD, Si guru mengatakan : Anak-anak apa yang kamu ucapkan bila ada temanmu yang beragama kristen merayakan natal? Si guru membimbing untuk mengucapkan: “selamat hari natal”, ini bukan di PMP/PPKN saja tapi pada pelajaran IPS saja – silahkan anda cek. Terus gambar tempat-tempat ibadah dengan tulisan : ini saudara ku si made sedang sembahyang di pura;dsb. Itulah pendidikan agama nasionalisme yang ditanamkan pada anak-anak kalian wahai para bapak dan para ibu”. Sebagian orang berkilah seraya berkata: saya tidak hadir dan selalu bolos pada mata pelajaran ini, atau kalau hadir juga suka selalu mendebat”. Kita jawab : itu bisa saja, tapi bisakan bolos pada ujian akhir atau bisakah menjelek-jelekkan pancasila dan nasionalisme serta yang lainnya pada lembaran ujian? Jawab: Tidak bisa, karena pasti ‘Tidak Lulus’ jadi dia tidak bisa lepas dari kekafiran ini. Inilah upaya para thaghut untuk membuat kalian kafir, Allah SWT berfirman: وَلاَ يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا وَمَن يَرْتَدِدْ مِنكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرُُ فَأُوْلَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ “Dan mereka senantiasa memerangi kalian sampai mereka mampu mengembalikan kalian dari dien kalian bila mereka mampu. Dan siapa yang murtad diantara kalian dari diennya terus dia mati dalam keadaan kafir, maka mereka itu hapuslah amalan-amalannya di dunia dan akhirat, serta mereka itu adalah para penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (surat Al-Baqarah ayat 217) Ayat ini menjelaskan bahwa para thaghut akan terus berupaya agar kalian ini menjadi kafir. Makanya kalian tidak mendapatkan ijazah thaghut kecuali setelah kalian kafir dengan bentuk lulus dalam pendidikan syirik. Bila saja orang yang memerangi thaghut dan di perangi thaghut, namun karena patah semangat dia mengikuti alur thaghut sehingga jadi kafir terus Allah ancam dengan ancaman kekal di neraka bila mati diatasnya, maka apa gerangan dengan orang yang tidak diperangi oleh thaghut, namun dia hanya ingin ijazah buat kerja dengan cara merestui kekafiran dan kemusyrikan itu. Sebagian orang berkata : “Sekarang tanggung sudah kelas 2 SMU, nanti aja taubat setelah selesai.” Kami katakan : “Apakah kalian yakin punya usia sampai selesai sekolah, ajal itu ada di tangan Allah.” غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ “Dan tidak mungkin bagi satu jiwapun mati kecuali dengan izin Allah dengan ketentuan yang sudah ditentukan” (surat Luqman ayat 34) وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلاَّ بِإِذْنِ الله كِتَابًا مُّؤَجَّلاً “Dan tidak mungkin bagi satu jiwapun mati kecuali dengan izin Allah dengan ketentuan yang sudah ditentukan” (surat ALI IMRAN ayat 145) Ingatlah kalian tetangga yang masih belia, kemarin engkau lihat dia, tapi ternyata sekarang sudah di kubur di sana. Ya, itulah ajal nya, siapa tahu kalian menyusulnya sedang kalian masih kafir. Dan penyesalan yang tidak ada akhirnya, tapi apalah arti penyesalan di sana. Kalau seandainya kalian bisa selesai, tapi siapa jamin hidayah itu datang. Hidayah itu ada di tangan Allah, bukan di tangan kita. Allah swt mengatakan: وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَن تُؤْمِنَ إِلاَّ بِإِذْنِ اللّهِ “Dan tidak mungkin bagi satu jiwa pun dia beriman kecuali dengan izin Allah” (surat Yunus ayat 100) Ingat yang di inginkan para thaghut dari kalian bukanlah perubahan keyakinan kalian, tapi persetujuan dhahir baik lisan, tulisan atau perbuatan kalian, karena kalau masalah keyakinan hati tidak bisa thaghut merubahnya. وَلَن تَرْضَى عَنكَ الْيَهُودُ وَلاَ النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءهُم بَعْدَ الَّذِي جَاءكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللّهِ مِن وَلِيٍّ وَلاَ نَصِيرٍ “Dan orang-orang yahudi dan orang-orang nasrani tidak akan rela dari kamu sampai kamu mengikuti ajaran mereka. Katakan: sesungguhnya petunjuk Allah adalah petunjuk yang sebenar-benarnya. Dan sekiranya kamu mengikuti keinginan-keinginan mereka setelah datangnya ilmu kepada kamu, maka kamu tidak memiliki satu pelindung dan penolongpun dari (Adzab) Allah.” (surat Al-Baqarah ayat 120) Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang kafir tidak akan rela dari umat Islam sehingga mereka mengikuti ajaran mereka, makanya para thaghut negeri ini tidak rela kecuali para siswa binaannya itu mengikuti ajaran pancasila, demokrasi dan nasionalisme. Ingat, mengikuti disini adalah mengikuti sisi dhahir, karena keyakinan hati tak bisa dilihat. Para thaghut senang dan ridha saat kalian memuji pancasila, demokrasi dan nasionalisme. Mereka senang saat kalian melantunkan lagu Garuda Pancasila dan bagi mu negeri, mereka senang karena kalian telah mengikuti ajaran syirik. وَدُّواْ لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُواْ فَتَكُونُونَ سَوَاء “Mereka senang seandainya kalian kafir seperti mereka kafir, sehingga kalian sama” (surat An-Nisa ayat 89) Dalam ajaran Islam kekafiran itu bisa dengan keyakinan saja atau lisan saja, atau perbuatan saja, atau keragu-raguan. Para ulama menjelaskan bahwa orang yang menampakkan sikap setuju terhadap ajaran syirik karena alasan takut, atau basa-basi atau demi menjaga perasaan orang kafir atau demi sekedar dunia, maka dia itu kafir, meskipun di hatinya benci terhadap ajaran syirik itu dan para pemegangnya, dan meskipun dia cinta kepada tauhid dan para muwahhidin. Lihat HUKMU MUWALATI AHLIL ISYRAK (HUKUM BERLOYALITAS TERHADAP AHLI SYIRIK) dalam majmu’ah At Tauhid. Ada orang yang mengatakan : “saya saat mengisi jawaban materi pendidikan moral syirik itu hanya bohong-bohongan, karena saya tidak berniat mengamalkannya,” Kita jawab : “Sama saja, kamu kafir meskipun mengucapkan atau menulis kekafiran itu seraya bohong-bohongan, karena Allah swt memvonis kafir orang yang mengucapkan kalimat dengan niat hobong, Dia swt barfirman: أَلَمْ تَر إِلَى الَّذِينَ نَافَقُوا يَقُولُونَ لِإِخْوَانِهِمُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَئِنْ أُخْرِجْتُمْ لَنَخْرُجَنَّ مَعَكُمْ وَلَا نُطِيعُ فِيكُمْ أَحَدًا أَبَدًا وَإِن قُوتِلْتُمْ لَنَنصُرَنَّكُمْ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ “Apa engkau tidak memperhatikan orang-orang munafiq, mereka mengatakan kepada saudara-saudara mereka yang kafir dari kalangan ahli kitab; sesunguh bila kalian di usir, maka kami pasti keluar bersama kalian dan kami tidak akan mentaati seorangpun selama-lamanya dalam (hal sikap terhadap) kalain, dan bila kalian di perangi sungguh kami akan membela kalian; sedangkan Allah bersaksi bahwa mereka itu benar-benar dusta.” (surat Al-Hasyr ayat 11) Orang-orang munafik secara duniawi di perlalukan seperti orang-orang islam. Dan bila menampakkan kekafiran, mereka divonis kafir. Dalam ayat ini Allah memvonis kafir mereka saat mengucapkan kaliamat kekafiran, padahal Allah tahu betul bahwa ucapan mereka itu adalah dusta. Bila ucapan dusta tapi berisi kekafiran, Allah vonis orangnya sebagai kafir, maka apa gerangan orang yang serius (melakukan perbuatan itu). Saat mengisi jawaban ujian pelajaran pendidikan syirik itu apakah kalian serius, bohong atau main-main, sama saja membuat kafir dengan ijma para ulama. Allah mengatakan kepada yang melakukan kekafiran padahal main-main: لاَ تَعْتَذِرُواْ قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ “Jangan cari-cari alasan, sungguh kalian telah kafir setelah kalian beriman” (surat At-Taubah ayat 66) Ada orang beralasan ; “Ulama membolehkan mempelajari hukum kafir untuk membongkarnya bagi orang yang menguasai Islam dan aman fitnah” Kita katakan: “Itu betul. Semua orang tahu bahwa orang itu mengingkarinya di hati, dilisan dan tulisan, tidak memujinya apalagi menyanjungnya. Dia mempelajarinya untuk menjelaskan kebobrokannya sedangkan mata pelajaran PMP/PPKN disampaikan dalam rangka mendidiknya menjadi kaum musyikin pancasila dan nasionalisme. Si guru, si murid dan para pengurus di nilai semua orang bahwa mereka itu adalah pengemban risalah syirik ini. Makanya thaghut ingin tahu di tiap semester sudah sejauh mana loyalitas anak-anak didik ini terhadap falsafah dan sistem syirik ini. Akhirnya saya ingin bertanya kepada kalian wahai para siswa apa yang kalain cari? Apa tujuan hidup kalian? Kalau yang kalian cari ijazah, berarti tujuan kalian adalah materi, sehingga tak anehlah bila tuhan kalian yang bersifat materi ini melapangkan jalan kemusyrikan dan kekafiran. Tapi bila yang kalian cari itu adalah ilmu demi gapai ridha Allah, maka tak mungkin ridha-Nya di gapai dengan cara melakukan kemusyikan dan kekafiran. Sarana dan cara belajar sangat banyak sekali bila memang kalian jujur. Orang yang tak berijazah saja banyak yang maju asal punya kemampuan dan kejujuran. Justru banyak orang yang berijazah memiliki moral dan mental yang buruk, jangan tanya agamanya. Wahai para ibu dan bapak, anak-anak kalian telah jatuh dalam kekafiran, di cekoki kemusyikan Kalian keluarkan biaya besar untuk anak-anak itu, dan hasilnya, mereka beragamakan pancasila dan nasionalisme, bisanya upacara dan hormat bendera thaghut, hobinya pacaran dan main surat cinta, mental hidup keras kosong, maunya kerja yang enak dan jajan, yang mereka hapal adalah lagu syirik dan lagu cinta asmara, tanya mereka surat Al-Qur’an apa yang sudah di hapal ? penampilan maunya bersih dan rapi tapi tak ada keinginan untuk kerja. Realita membuktikan mereka tak menguasai pelajaran yang ada. Para ibu/bapak, bila kalian sayang pada diri sendiri dan anak kalian dari itu semua, kembalikan mereka ke rumah, arahkan pada keterampilan yang benar. Luruskan niat karena Allah swt. cari ridha-Nya dan yakinlah dengan rizkinya. Jangan biayai anak-anak kalian untuk kekafiran, karena kalian sama dengan mereka. Apa pendapat kalian, bila si anak minta uang untuk minum khamar? Kalian pasti tak akan mengasihnya karena itu sama dengan mendukung dosa besar. Bagaimana bila si anak minta uang untuk beribadah di gereja bersama orang kafir? Apa kalian kasih juga. Kalau kalian kasih, kafirlah kalian. Bagaimana bila dia minta uang untuk belajar sihir dan santet? Bila di kasih, kafirlah kalian Bagaimana bila dia minta uang SPP untuk belajar pelajaran PMP/PPKN yang syirik, untuk mengisi lembaran jawaban kekafiran, untuk buku catatan kekafiran, untuk buku pendidikan moral syirik agar bisa di dalami dan lulus ujiannya, untuk upacara menghormati bendera thaghut, paskibra, menyanyi lagu syirik dan kekafiran. Apakah engkau memberinya? Jangan beri dia uang baik untuk SPP atau ongkos atau jajanya, suruh dia berhenti, bila tidak mau robek semua baju seragamnya agar tidak berangkat. Setelah itu bila dia nekad membangkang dan pergi juga, maka tanggung jawabmu sudah lepas dan amalkan akhir surat Al Mujadilah. لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءهُمْ أَوْ أَبْنَاءهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُوْلَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُم بِرُوحٍ مِّنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُوْلَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ “Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, salingberkasih sayang dengan orang-orang yang menentangAllah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itubapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yangAllah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari pada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah rida terhadap mereka danmereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung.” (surat Al-Mujadilah ayat 22) Ini adalah nasehat dari seorang muwahhid yang tidak peduli dengan celaan orang. Bila kalian benar baik dan bertaqwa kepada Allah maka ini janjinya: {2}وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا {3}وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ “Dan siapa yang bertaqwa kepada Allah, maka Allah berikan kepadanya jalan keluar dan dia memberinya rizki dari arah yang tak dia perkirakan” (surat Ath-Thalaq ayat 2-3) وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا “Dan siapa yang bertakwa kepada Allah, maka dia jadikan baginya kemudahan dari urusannya,” (surat Ath-Thalaq ayat 4) وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا “Dan siapa yang bertaqwa kepada Allah, maka dia hapuskan keburukan-keburukan darinya dan dia besarkan pahala baginya” (surat Ath-Thalaq ayat 5) Ini janji-Nya, tinggal kita yang mengamalkannya. Tapi ingat kehidupan tak lepas dari rintangan dan tantangan. Ini adalah hujjah atas kalian, dan saya sama sekali tidak meminta upah dari kalian atas hal ini, saya hanya melepaskan beban amanah dari pundak ini. Ya Allah, saya telah menyampaikannya Ya Allah, saksikanlah Ya Allah, berilah hidayah kami, isteri-isteri kami, orang tua-orang tua kami, orang tua-orang tua isteri-isteri kami, saudara-saudara kami dan saudara-saudara mereka, dan juga kerabat-kerabat kami Ya Allah…..Ya Rabbal ‘Alamiin Amin Shalawat dan salam semoga terus dilimpahkan kepada Nabi kita dan akhir qalam kami Al Hamdu Lillahi Rabbil ‘Alamin Sabtu, 24 Rabi Al Awwal 1425 15 Mei 2004 Aman Abdurrahman sumber : moslemfighter.tk #diakkhirzaman
Posted on: Fri, 30 Aug 2013 22:47:53 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015