ABOUT JESUS: Yesus Sebagai Logos Dalam Filsafat - TopicsExpress



          

ABOUT JESUS: Yesus Sebagai Logos Dalam Filsafat Yunani "Ilustrasi" Dalam filsafat Yunani, Logos adalah perantara antara Tuhan dan Manusia. Tuhan dipandang mulia, roh, dan baka, sedangkan manusia dianggap dosa dan fana. Adanya perbedaan antara Tuhan dan manusia inilah yang menyebabkan Tuhan yang mulia tidak dapat berhubungan dengan dunia dan manusia yang berdosa. Untuk memenuhi keinginan Tuhan yang ingin menyelamatkan manusia dan dunia yang berdosa, Tuhan memerlukan perantara yang kedudukannya berada dibawah Tuhan, tetapi diatas manusia. Perantara ini dalam Filsafat Yunani disebut Logos, yang kemudian oleh Lembaga Alkitab Indonesia disebut Firman. Orang yang menganjurkan untuk menyembah Logos/Firman adalah Justine Martyr (100-165 M). dia terlahir dan dibesarkan dalam keluarga penyembah berhala (Delaney 1983). Dalam upayanya untuk mengawinkan ajaran Kristen dan filsafat Yunani dalam bukunya "2 Apology 13", dia mengatakan: "Selain Tuhan, kita menyembah dan mencintai Firman (Logos) yang berasal dari Tuhan yang tidak diperanakkan dan tidak dicipta, yang juga menjadi manusia demi untuk kita." Ketuhanan Yesus salah satunya disandarkan Kristiani karena kepribadiannya sebagai Logos atau Firman sebagaimana yang termaktub dalam Injil Yohanes berikut: Yohanes 1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Pada dasarnya kalimat yang terdapat pada Injil Yohanes tersebut bukanlah merupakan ucapan atau kesaksian dari Yesus sendiri, melainkan hanyalah kalimat dari Yohanes sipenulis Injil Kanonik. Sementara Yohanes penulis Injil ini pun berdasarkan hasil penelitian dari banyak sarjana Bible sendiri, bukanlah Yohanes bin Zabdi murid Yesus. Yesus sendiri jelas menyatakan bahwa firman adalah wahyu yang diterimanya dari Tuhan Allah dan disampaikan kepada umatnya. Matius 4:4 Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." Yohanes 12:48 Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman. Yohanes 12:49-50 12:49 Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. 12:50 Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku." Bagi Yesus, firman adalah apa yang diterimanya dari Allah dan disampaikan kepada umatnya sebagaimana Nabi lainnya juga menerima firman dari Allah. Sedangkan menurut Kristiani Yesus adalah firman atau Logos itu sendiri sehingga dibumi Yesus menyandang predikat anak Allah. Mengapa tidak sekalian menyebut Yesus dengan panggilan Logos atau Firman Tuhan tanpa harus menyebutnya Anak Allah (Tuhan)? Permasalahan yang dihadapi Gereja adalah bahwa Logos dalam filsafat Yunani adalah roh, sementara Yesus adalah manusia yang lengkap dengan tulang dan daging. Oleh karena itu, agar Logos filsafat Yunani penyembah berhala dapat diterapkan pada diri Yesus, maka Gereja kemudian menyatakan bahwa Logos telah menjadi daging, turun ke dunia, lahir melalui rahim seorang perawan, dan menjadi Anak Allah dalam diri Yesus. Filipi 2:5-7 2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dengan demikian gelar "Anak Allah" dibutuhkan sebagai gerbang pertemuan antara Yesus dan Logos. Agar Yesus dapat tiba pada keilahian Logos, ia harus melalui gerbang Anak Allah. Sementara bagi Logos untuk menjadi manusia harus lahir dari perawan melalui intervensi Roh Kudus, sehingga anak yang dilahirkan menjadi Anak Allah. Lukas 1:35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Karena logos dalam filsafat Yunani adalah perantara antara Tuhan dan manusia, sehingga kedudukan Logos atau firman lebih rendah dari Tuhan oleh karena itu Logos bukan Tuhan dan bagaimanapun tidak dapat disederajadkan dengan Tuhan. Lantas mengapa di Gereja yang menyandarkan keimanannya terhadap Yohanes 1:1, Logos yang kedudukannya lebih rendah dari Tuhan dapat menjadi Tuhan atau setara dengan Tuhan? Philo dari Alexandria memperkenalkan ide Logos dari Tuhan tanpa iktikad mempersamakan Logos dengan Tuhan, jauh sebelum penulisan Injil Yohanes. "Pada mulanya adalah Logos (Firman), Logos (Firman) itu bersama dengan Tuhan dan Logos (Firman) itu berasal dari Tuhan". Dalam hymne Platonis (Yohanes 1:1-14) yang diperkenalkan oleh Philo ini, Logos bukan Tuhan, tetapi lebih tepat disebut "firman Tuhan". Penyalin Injil Yohanes kemudian memetik hymne ini dan menempatkannya sebagai pembukaan Injil Yohanes. Tidak hanya sampai disini. Penyalin kemudian merubah anak kalimat: "Dan Logos itu berasal dari Tuhan" menjadi "Dan Logos itu adalah Tuhan". Pencaplokan ajaran Platonis ini oleh penyalin Injil Yohanes dijelaskan oleh Santo Augustinus dalam bukunya "The Confession of Saint Augustine" di bawah sub judul: Kitab Suci dan Filsafat Penyembah Berhala. "Book of the Platonists that had been translated out of Greek into Latin. In them 1 read, not indeed in these words but much the same thought, enforced by many varied argumenents that: In the beginning was the word, and the word was with God. All things ware made by him, and without him nothing was made". "Buku filsafat Platonis yang telah diterjemahkan dari bahasa Yunani ke bahasa Latin. Didalamnya, walaupun tidak sama persis tetapi jalan pikirannya mirip, didukung dengan berbagai argumen bahwa : Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama dengan Tuhan dan Firman itu adalah (dari) Tuhan. la (firman) pada mulanya bersama dengan Tuhan. Segala sesuatu dijadiakan oleh dia (firman) dan tanpa dia (firman) tidak ada yang di jadikan." Demikianlah awal dari penciptaan ayat Yohanes 1:1 yang menyetarakan Firman atau Logos dengan Tuhan dan akhirnya kemudian doktrin buatan Gereja ini disandarkan dalam pribadi Yesus. Kesimpulannya, pada dasarnya Yesus juga menerima firman sebagaimana Nabi lainnya yang berarti dia bukan firman itu sendiri. Namun seandainya pun Kristiani masih berpegang pada keyakinan bahwa Yesus adalah firman atau Logos itu sendiri, tetap saja Yesus tidak dapat dikatakan Tuhan atau sederajad dengan Tuhan. Karena asal-muasal ide Logos yang dari filsafat Yunani tersebut tetap menganggap Logos atau firman tidak sama atau lebih rendah dari Tuhan. Sedangkan apa yang termaktub dalam Yohanes 1:1 selain bukan perkataan Yesus, juga hanya merupakan sisipan penulis Injil Yohanes yang meniru filsafat paganisme dengan tambahan perubahan mencolok yang tidak mungkin berdiri dalam fondasi kebenaran. Salam Bagi Kaum Yang Mengikuti Petunjuk
Posted on: Sat, 29 Jun 2013 02:56:06 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015