ART NEWSFLASH: PENYOBEKAN LUKISAN SAAT PAMERAN Rekan seniman - TopicsExpress



          

ART NEWSFLASH: PENYOBEKAN LUKISAN SAAT PAMERAN Rekan seniman dari Pasuruan Jawa Timur memberitakan sebuah kejadian yang mungkin perlu direnungkan. MEskipun agak terlambat berikut kejadiannya. Terjadi kebiadaban orang-orang yang tak bertanggung jawab menyobek lukisan saat pameran berlangsung di Taman Candra Wilwatikta Pandaan-Pasururan Jawa Timur. Kronologi ; 1. 10 Sept malam pkl. 21.00 karya peserta pameran lukisan Akar Timur datang ke lokasi pameran Taman Candra Wilwatikta (TCW), saat itu juga lukisan langsung di display hingga pkl. 01.00 wib. 2. 11 sept pameran dibuka pkl. 20.00 oleh Wagub Jatim, Saifullah Yusuf bersama bupati Pasuruan Irsyad Yusuf, adik kandungnya. Pameran ditandai dengan goresan pada kanvas sambil berjalan menuju panggung amphiteater TCW. 3. 12 - 16 septt pameran berlangsung dibuka setiap hari mulai pukul 10.00 - 21.00 wib 4. 17 sept pameran dibuka kembali sepertti biasa, namun panitia datang sejak pukul 14.20 wib. saya dattang selaku kurator menyecek kondisi pameran namun yang terlihat justtru 2 karya S. Wanhi berjudul "Money politic" dan "Perang Saraf" ukuran 1,5 x 2 M, kondisinya terlihat sobek. saat itu juga saya melaporkan ke pihak taman candra wilwatikta namun staff tidak mengetahuinya termasuk pihak keamanan candra. Saya langsung lapor kejadian ke polres dan dilkakukan olah tkp serta penyidikan pelukis S. Wandhi sebagai pelapor. 5. 17 sept pkl. 21.00 pembongkaran lukisan dan pameran ditutup cacatan ; Sujiwo tejo dan Ki Gendeng Pamungkas merespon mendukung tuntas dan meminta aparat untuk sgr mengetahui dalang di balik penyobekan lukisan.pameran lukisan turut memriahkan festtival majapahit international 11-13 sept demikian, salam, jupri abdullah berikut catatan lebih lanjut, sebagai sebuah kasus yang penting untuk dipelajari: Tragedi Penyobekan Lukisan Seniman : Presiden dan Gubernur Jatim Harus bertanggung jawab SURABAYA-FOKUS, Melihat perkembangan seni rupa di Jawa Timur memang belum menunjukkan perubahan yang signifikan. Banyak persoalan yang membelit antara lain minimnya tempat pameran yang apresiatif ditambah peran pemerintah daerah dan legislator seakan menutup mata dan atau sengaja membiarkan seni rupa Jawa Timur membisu seribu bahasa hingga nyaris tak tersentuh. Diakui atau tidak Jawa Timur merupakan wilayah yang banyak lahir seniman lukis namun karena wilayah tak mendukung sehingga banyak seniman terpaksa hengkang menuju wilayah yang bisa menghidupi karirnya sebagai perupa. Bagi saya enam perupa yang kini tengah menggelar karya dalam kelompok Akar Timur merupakan sebuah embrio akan munculnya kekuatan baru yang diharapkan bisa menggoang pelataran seni rupa di Jawa Timur. Kelompok perupa Akar Timur belum lama ini menggelar pameran lukisan berlangsung 11 - 17 sepember 2013 di Taman Candra Wilwatikta Pandaan, Pasuruan sebagai sebuah event apresiasi meramaikan Festival Majapahit Internasional 11-13 September 2013. Pameran yang dikurasi Jupri Abdullah menampilkan karya enam perupa Jawa Timur dan Yogyakarta. Mereka adalah S. Wandhio asal Sidoarjo, Agus Balung, Sigit Tamomo, Didik Tirosari, Lukman Gimen asal surabaya dan Kadir Suparini Yogyakarta. Pemerintah Provinsi Jawa Timur memiliki kewajiban bahwa event ini bisa dijadikan sebagai bahan kajian dikemudian hari, sehingga nantinya Taman Candra Wilwatikta bukan saja popular dengan seni pertunjukan sendratari bertaraf international namun kelak juga dikenal dengan perhelatan-perhelatan seni rupa bertaraf internasional pula, inilah yang diimpikan para seniman. Sungguh sangat disayangkan jika Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang kini sebagai pengelola Taman Candra Wilwatikta lamban dalam mengambil moment menarik ini. Jika ini terjadi maka bersiap-siaplah para seniman gigit jari, menghayal dan hanya tinggal mimpi belaka. Sungguh ironi, Jawa Timur yang menyimpan jutaan perupa ternyata tak punya hasrat dan kemauan, maka tak salah jika mereka (seniman) lebih memilih ke kota-kota besar Indonesia karena di wilayahnya tak mampu menyuburkannya. Karenanya lewat kelompok perupa Akar Timur ini mereka terus berjuang dan berupaya mengetuk hati para pemangku kebijakan lewat sentuhan karya-karyanya yang saat ini dipamerkan. Selama berlangsung pameran masyarakat dan pelajar berdatangan untuk melihat karya-karya enam perupa. Namun jelang penuupan pameran ada kejadian penobekan lukisan yang dilakukan oleh orang yang tak bertanggung jawab. Kejadian penyobekan diperkirakan erjadi anaar pukul 11.00 - 14.00 siang hari. hal ini diperkut oleh salah seorang pria yang sempat menempelkan poster pameran di papan media. "Awal kedatangan saya ke pameran Akar Timur tidak melihat karya yang disobek" jelasnya. Melihat kejadian itu kurator Jupri Abdullah menanyakan ke staff Taman Candra Wilwatikta terkait hal tersebut namun pihak TCW tidak mengetahui kejadian tersebut. Setelah melakukan koordinasi dengan TCW, kurator Jupri Abdullah langsunmg melaporkan ke pihak kepolisian setempat. Tak lama kemudian aparat Polsek Pandaan langsung ke TKP. Pelukis S. Wandhi yang memiliki 2 karya berjudul Money Politic dan Perang Saraf berukuran 1,5 hingga 2 meter lebih yang karyanya menjadi korban penyobekan diminta keterangan oleh aparat kepolisian sebagaio pelapor. Sejak pukul 16.00 - 18.00 S. Wandhi didampingi kurator Jupri Abdullah menceritakan kronologi peristiwa yang menciderai kebebasan berekpresi seorang seniman. "Saya gak habis pikir kejadian ini menimpa saya. Padahal saya gak punya musuh dengan orang lain," ujar S. Wandhi saat berada di kantor Polsek Pandaan. Saya berharap kasus yang menimpa saya ini tidak terjadi pada seniman lain dan aparat dapat mengungkap siapa dalang dibalik peristiwa ini, tambah perupa yang karyanya sempat ditawar 15 juta. Atas tragedi yang memilupakan dalam seni rupa beberapa seniman mengungkapkan bahwa Gubernur Soekarwo harus bertanggung jawab atas kejadian penyobekan lukisan saat berlangsung pameran di Taman Candra Wilwattiklta. Ini karya anak bangsa dan peristiwa ini merupakan bentuk intimidasi bagi seniman untuk berkarya secara bebas, ujar Amdo Brada perupa yang kini tinggal di Kampung Seni Sidoarjo. Krittik juga dilontarkan biolis Herry Biola, ia menyesalkan atas tragedi yang menyakiti hati seniman, peristiwa harus dikawal jika perlu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus tanggap dan segera memerintahkan Kapolri Jendral Timur Pradopo untuk mengusut tuntas tragedi seni rupa. "Saya merenungkan apa ini sebuah awal puncak memanasnya ekskalasi politik jelang Pilpres 2014," ungkapnya usai main biola. Bagaimana aksi nyata Pak Gubernur dan Presiden SBY, kita tunggu ajalah. (Jupri/fokus)
Posted on: Fri, 27 Sep 2013 23:00:30 +0000

Recently Viewed Topics




© 2015