Akademisi Jangan Ikut Jadi Makelar PERNYATAAN Rektor Unud Prof. - TopicsExpress



          

Akademisi Jangan Ikut Jadi Makelar PERNYATAAN Rektor Unud Prof. Suastika untuk menghentikan sementara studi kelayakan yang dilakukan Unud terkait rencana reklamasi di Teluk Benoa, direspons positif banyak pihak. Langkah ini diharapkan benar-benar menggerakkan para akademisi Unud untuk menjunjung etika keilmuan dan tidak terjebak kepentingan transaksional dalam meloloskan satu rencana investasi. Akademisi jangan ikut jadi makelar dengan berlindung dari kajian ilmiah. Unud harus menjaga kredibilitasnya untuk tidak terjebak agenda penguasa dan pemodal, walaupun studi kelayakan didanai pemilik modal. Ini penting dilakukan mengingat kuat dugaan banyak amdal yang lahir dari para akademisi berbau transaksional. Demikian terungkap ketika Pusat Data Bali Post menggelar jajak pendapat terkait studi kelayakan rencana reklamasi di Teluk Benoa. Berdasarkan hasil jajak -- yang dilakukan di seluruh Bali dengan menyebar kuesioner dan wawancara via telepon ini -- dominan responden berharap akademisi Unud tidak menjadi salah satu aktor dari polemik yang kini mencuat terkait pengelolaan dan penyelamatan alam Bali. Ketika Rektor Unud menyatakan menyetop sementara melakukan kajian atas rencana reklamasi tersebut, terdapat 61 persen responden menyatakan setuju. Rektor Unud dinilai telah mengamblil peran strategis untuk menjernihkan dugaan suap termasuk transaksi terkait studi kelayakan yang dilakukan akademisi Unud. Kontrak kerja sama studi kelayakan Unud-pemilik modal jangan sampai mencederai integritas Unud. Selebihnya, 29 persen responden menyatakan tidak setuju studi kelayakan distop. Langkah ini harus dilanjutkan agar diketahui secara jelas dampak rencana reklamasi ini. Syaratnya, akademisi Unud harus profesional dan kritis, bukan memihak yang membiayai studi kelayakan. Sedangkan 10 persen responden lainnya tidak memberikan komentar. Selebihnya, ketika disodori pertanyaan; apakah menurut Anda akademisi dalam menyusun amdal sudah melakukan kajian ilmiah sesuai ketentuan yang ada dan bebas dari unsur rekayasa? Ternyata 47 persen responden meragukan integritas akademisi dalam menyusul amdal bagi sejumlah proyek besar di Bali. Responden menilai pendekatan yang dilakukan akademisi cenderung pada kepentingan strategis pemilik modal, yang mendanai penelitian. Buktinya, banyak proyek besar di Bali ditentang krama Bali. Akademisi juga dituding mengabaikan dampak lingkungan dan mengedepankan pendekatan ekonomis. Selebihnya, 34 persen responden menyatakan akademisi sudah melakukan kajian sesuai bidang ilmunya. Responden berkeyakinan para akademisi di Bali masih punya integritas untuk menyelamatkan Bali. Kalaupun ada akademisi yang menjadi agen atau kaki tangan investor, sebaiknya didesak untuk meninggalkan kampus dan menjadi pebisnis. Sedangkan 19 persen responden lainnya tak memberikan komentar atas pertanyaan ini. Terkait dengan rencana reklamasi di Teluk Benoa, responden berharap Gubernur Bali Mangku Pastika mencabut izin rencana reklamasi tersebut. Kalau sudah berkuasa jangan semua peluang dikelola menjadi kesempatan untuk mengeruk keuntungan pribadi. Selebihnya, ada yang berharap masyarakat Bali bersatu menentang rencana reklamasi di Teluk Benoa. (dir)
Posted on: Mon, 05 Aug 2013 02:15:30 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015