Assalamualaikum, bagaimana kabar Anda hari ini? masih semangat - TopicsExpress



          

Assalamualaikum, bagaimana kabar Anda hari ini? masih semangat kah, atau justru sedang malas dan galau? Biar ga galau terus dan makin semangat, kami dari tim redaksi buletin “Trik”, menyuguhkan sebuah feature menarik untuk Anda. Feature ini merupakan dokumen resmi milik Trik yang tidak sempat kami publikasikan karena terjadinya kesamaan tema yang tidak disengaja dengan perusahaan buletin yang lain. Karya ini, Kami dedeikasikan, untuk para Ibu dimana pun berada, untuk mereka yang masih memiliki harapan, keyakinan dan keteguhan hati, dan untuk mereka yang memiliki semangat hidup yang tinggi. Tidak lupa, kami pun menerima kritik, saran juga komentar dari Anda untuk perbaikan karya kami selanjutnya. Selamat membaca SETITIK ASA UNTUK NENEK TUA Usianya kini sudah jauh dari kata muda, namun jiwa nya masih memiliki semangat yang membara. Menginjak usianya yang ke-70, tidak lantas membuat tubuh yang mulai terserang berbagai penyakit ini duduk santai dan hanya terdiam. Sebuah bakul, sebotol air mineral, baju yang robek dan samping lusuh menemani perjuangan hidupnya. Namanya Jule. Tetangga dan beberapa langganan biasa memanggilnya dengan sebutan Mak Jule. Biasa berkeliling kampus untuk menjajakan dagangannya berupa “kacang Banten”. Hidup sendiri tanpa suami dan anak-anaknya, membuat Mak Jule harus berpikir dan bekerja keras demi menghidupi dirinya yang kian renta. Beberapa lokasi ramai seperti Kampus Universitas Siliwangi, SMK 2 Negeri Tasikmalaya dan beberapa kantor pemerintahan menjadi harapannya dalam mengais rezeki, mengisi pundi-pundi kantongnya untuk membeli beras. “ Sebenarnya Emak teh sudah lelah, tapi kan kalau tidak begini mah, Emak tidak bisa beli beras” ungkap nenek yang tinggal di Sindanggalih ini. Para tetangga dan orang-orang yang mengenalnya pernah menyuruh beliau untuk diam di rumah, karena mereka pun siap membantu jika Mak Jule membutuhkan, khawatir sesuatu terjadi padanya. Tetapi berdagang seperti ini nampaknya menjadi rutinitas bagi ibu dua anak ini, meskipun tidak setiap hari. “ Emak biasanya dagang seperti ini. kalau sudah dapat uang, ya besoknya gak dagang lagi, pakai uang yang ada dulu. Nanti, kalau uangnya sudah habis, Emak jualan lagi. Bukan karena malas, tapi da kondisi Emak na tos kieu. Sering sakit, apalagi Emak punya darah tinggi, lieur pami karaos teh. Emak mah tidak mau mengandalkan pemberian tetangga, dari pada begitu, mending Emak jualan saja” jelasnya dengan tersenyum getir. Perjuangan tanpa lelah memang telah mendarah daging pada jiwanya. Menikmati masa senja dengan tenang jauh dari bayangannya selama ini. Langkah demi langkah, panas matahari dan derasnya hujan tidak pernah menjadi penghalang dan pemudar senyum tulusnya menawarkan barang dagangannya pada setiap orang yang lewat, meski tidak sedikit yang menolak membeli. Dengan modal seadanya, Rp 30.000,00 cukup untuk membeli kacang Banten mentah, untuk direbus sendiri olehnya. Tidak banyak laba yang ia dapatkan dari penjualan seperti ini, namun setidaknya ia masih sanggup untuk menghidupi dirinya selama ini. kisah perjuangan mengharukan dari seorang wanita senja yang mulai berdagang kacang banten sejak tragedi perang dipenogoro, “Emak sendiri sudah lupa, berapa tahun Emak jualan kacang teh, pokoknya sejak perang dipenogoro, kalau tidak salah”. Jawab beliau saat diwawancarai tim Trik (11/4). Kelelahan tentu saja menjadi “makan malamnya” setiap setelah berdagang. Rematik dan darah tinggi selalu saja mengancam kesehatannya. Dalam sebuah perjalanan, beliau mengungkapkan pernah jatuh pingsan di sebuah kantor saat berdagang, karena terlalu lelah dan pusing, hingga membuat orang-orang kantor terkejut dengan keadaannya yang semakin lemah. Kulitnya kini telah nampak berkeriput. Lipatan-lipatan kulit kini menghiasai wajah gadis puluhan tahun silam ini, jalannya tidak setegak dulu, senyumnya sudah tidak semenawan dulu, matanya sudah mulai sayu, genggamannya telah mulai melemah, dan tubuhnya seringkali merasa ngilu. Itulah hidup, usia senja dan kematian adalah dua hal yang tidak akan pernah bisa dihindari oleh setiap makhluk-Nya. Sadar bahwa hidup adalah rangkaian perjuangan, nenek penjual Kacang Banten ini pun rela berjalan kaki puluhan kilometer untuk mencari rezeki. Kesadaran inilah yang kiranya berpikir, bahwa hidup bukan untuk duduk terdiam, menunggu belas kasih orang lain, atau mengandalkan kekayaan keluarga. Mengenai hal ini, beliau menjawab “Emak mah, yang penting kerjaan itu halal, seperti dagang kacang ini saja. ” Tua renta tidak menjadi faktor penghalang baginya untuk berhenti berdagang demi perjuangan hidupnya. Ia memang tidak terlahir sebagai seorang bangsawan yang memiliki harta melimpah, bukan seorang sarjana yang memiliki ilmu tinggi, bukan pula penguasa yang memiliki pangkat tinggi, tapi ia, seorang pedagang Kacang banten dengan penghasilan sangat minim yang memiliki semangat juang yang tinggi. Bagaimana dengan Anda? "usia bertambah mengeriputkan wajah tetapi semangat yang patah mengeriputkan jiwa" (Kemas mahmud _ agar usia tak sekedar angka)
Posted on: Mon, 26 Aug 2013 04:38:53 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015