BAB II GEJALA- GEJALA CAMPURAN A. PERHATIAN 1. Perhatian dan - TopicsExpress



          

BAB II GEJALA- GEJALA CAMPURAN A. PERHATIAN 1. Perhatian dan Kesadaran Perhatian adalah reaksi umum yang menyebabkan bertambahnya aktifitas daya konsentrasi dan fokus terhadap satu objek, baik didalam maupun di luar dirinya. [4] Perhatian adalah konsentrasi atau aktifitas jiwa kita, terhadap pengamatan, pengertiaan, dan sebagainya dengan mengenyampingkan yang lain dari pada itu. [5] Perhatian Berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap sesuatu objek yang direaksi suatu waktu. Terang tidaknya kesadaran kita terhadap sesuatu objek tertentu tidak tetap, ada kalanya kesadaran kita meningkat ( menjadi terang), ada kalanya menurun ( menjadi samar- samar ). Taraf kesadaran kita meningkat kalau jiwa kita dalam mereaksi sesuatu meningkat. Apabila taraf kekuatan kesadaran kita naik atau menjadi giat karena suatu sebab, maka kita berada pada permulaan perhatiaan. Perhatian timbul dengan adanya pemusatan kesadaran kita terhadap sesuatu. Objek yang menjadi sasaran mungkin hal- hal yang ada dalam dirinya sendiri, misalnya : tanggapan, pengertian, perasaan. Dan hal –hal yang berada diluar dirinya, misalnya: keadaan alam, keadaan masyarakat, sosial ekonomi dan sebagainya. [6] 2. Syarat- Syarat Agar Perhatian Mendapat Manfaat Sebanyak- Banyaknya. 1) Inhibisi ( Pembatasan Lapangan Kesadaran ) Yaitu pelarangan atau penyingkiran isi kesadaran yang tidak diperlukan, atau menghalang- halangi masuk ke dalam lingkungan kesadaran. Misalnya: kita sedang bergiat bersiap diri untuk menempuh ujian. Supaya perhatian kita tetap terarah pada tugas ujian, maka hendaknnya ada inhibisi, artinya segala apa yang mungkin mengganggu harus dicegah jangan sampai masuk kedalam pikiran kita. Ajakan yang tidak berguna perlu dikesampingkan. 2) Apersepsi Yaitu pengerahan dengan sengaja semua isi kesadaran, termasuk tanggapan, pengertian dan yang telah dimiliki dan bersesuaian/ berhubungan objek pengertian. Tujuaanya supaya jiwa kita lebih memahami objek yang menjadi sasaran. Misalnya: kita mempelajari sejarah perkembangan Agama Hindu di Indonesia. Maka kita perlu appersepsi, misalnya pengertian tentang barang peninggalan ( candi- candi, arca-arca, ). 3) Adaptasi ( Penyusaian diri ) Peristiwa penyesuaian diri desebut adaptasi. Misalnya: dalam gejala perhatiaan, organ-organ kita baik jasmani maupun rohani yang diperlukan untuk menerima objek harus bekerja dengan sungguh- sungguh. Dalam memperhatikan sesuatu, organ-organ kita menjadi giat menyesuaikan diri antara subjek dan objek. Kalau ketiga syarat tersebut ( inhibisi, appersepsi, dan adaptasi ) dapat dipenuhi, maka cukuplah perhatian seseorang terhadap sesuatu, akibatnya pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan tanpa gangguaan. 3. Macam -Macam Perhatian : 1) Perhatian spontan dan disengaja Perhatian spontan, disebut juga pula perhatian asli atau perhatian langsung, ialah perhatian yang timbul dengan sendirinya oleh karena tertarik pada sesuatu dan tidak didorong oleh kemauan. Perhatian disengaja yakni perhatian yang timbulnya didorong oleh kemauan karena adanya tujuan tertentu. 2) Perhatian statis dan dinamis Perhatian statis ialah perhatian yang tetap terhadap sesuatu. Ada orang yang dapat mencurahkan perhatiannya kepada sesuatu seolah- olah tidak berkurang kekuatannya. Dengan perhatian yang tetap itu maka dalam waktu yang agak lama orang dapat melakukan sesuatu dengan perhatian yang kuat. Perhatian dinamis ialah perhatian yang mudah berubah-rubah, mudah bergerak, mudah berpindah dari objek yang satu ke objek yang lain. Supaya perhatian kita terhadap sesuatu tetap kuat, maka tiap-tiap kali perlu diberi perangsang baru. 3) Perhatian konsentratif dan distributif Perhatian konsentratif (perhatian memusat), yakni perhatian yang hanya ditujukan kepada suatu objek ( masalah) tertentu. Perhatian distributif (perhatian terbagi-bagi). Dengan sifat distributif ini orang dapat membagi-bagi perhatiannya kepada beberapa arah dengan sekali jalan/ dalam waktu yang bersamaan. 4) Perhatian sempit dan luas Perhatian sempit: Orang yang mempunyai perhatian sempit dengan mudah dapat memusatkan perhatiannya kepada suatu objek yang terbatas, sekalipun ia berada dalam lingkungan ramai. Dan lagi orang semacam itu juga tidak mudah memindahkan perhatiannya keobjek lain, jiwanya tidak mudah tergoda oleh keadaan sekelilingnya. Perhatian luas: Orang yang mempunyai perhatian luas mudah sekali tertarik oleh kejadian-kejadian sekelilingnya, perhatiannya tidak dapat mengarah hal-hal tertentu, mudah terangsang dan mudah mencurahkan jiwanya kepada hal yang baru. 5) Perhatian fiktif dan fluktuatif Perhatian fiktif (perhatian melekat), yakni perhatian yang mudah dipusatkan suatu hal dan boleh dikatakan bahwa perhatiannya dapat melekat lama pada objeknya. Biasanya teliti sekali dalam mengamati sesuatu. Perhatian fluktuatif (bergelombang). Pada umumnya dapat memperhatikan bermacam- macam hal sekaligus, tetapi tidak seksama. Yang melekat hanya hal yang dirasa penting. 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perhatian 1) Pembawaan Adanya pembawaan tertentu yang berhubungan dengan objek yang direaksi, maka sedikit atau banyak akan timbul perhatian terhadap objek tertentu. 2) Latihan dan kebiasaan Meskipun dirasa tidak ada bakat pembawaan tentang sesuatu bidang, tetapi karena hasil dari pada latihan/ kebiasaan, dapat menyebabkan mudah timbulnya perhatian terhadap bidang tersebut. 3) Kebutuhan Adanya kebutuhan tentang sesuatu memungkinkan timbulnya perhatian terhadap objek tersebut. Kebutuhan merupakan dorongan, sedangjkan dorongan itu mempunyai tujuaan yang harus dicurahkan kepadanya. Demi tercapainya sesuatu tujuaan, disamping perhatiaan juga perasaan dan kemauan memberi dorongan yang tidak sedikit pengaruhnya. 4) Kewajiban Di dalam kewajiban terkandung tanggung jawab yang harus dipenuhi, entah kewajiban itu cocok atau tidak, menyenangkan atau tidak. Maka demi terlaksananya suatu tugas, apa yang menjadi kewajibannya akan dijalankan dengan penuh perhatiaan. 5) Keadaan jasmani Sehat tidaknya jasmani, segar tidaknya badan sangat mempengaruhi perhatian kita terhadap sesuatu objek. 6) Suasana jiwa Keadaan batin, perasaan, fantasi, pikiran dan sebagainya sangat mempengaruhi perhatiaan kita, mungkin dapat membantu juga dapat menghambat 7) Suasana di sekitar Adanya bermacam perangsang disekitar kita, seperti kegaduhan, keributan, kekacuan, temperatur, sosial ekonomi, keindahan dan sebagainya dapat mempengaruhi perhatian kita. 8) Kuat tidaknya perangsang dari objek itu sendiri Berapa kuatnya perangsang yang bersangkutan dengan objek perhatian sangat mempengaruhi perhatiaan kita. 5. Minat dan Perhatian Minat dan perhatiaan pada umumnya dianggap sama/ tidak ada perbedaan. Minat (interesse) adalah sikap jiwa seorang termasuk ketiga fungsi jiwanya (kognisi, konasi, emosi), yang tertuju pada sesuatu, dan dalam hubungan itu unsur perasaan yang terkuat. Perhatiaan adalah keaktifan jiwa yang diarahkan kepada sesuatu objek tertentu. Di dalam gejala perhatian, ketiga fungsi jiwa tersebut diatas pun juga ada, tetapi unsur pikiranlah yang terkuaat pengaruhnya. [7] Minat ialah sesuatu pemusatan perhatiaan yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungannya. [8] 6. Bekerja Peristiwa dalam Gejala Perhatian 1) Perseverasi ( menahan) Peristiwa ini terjadi kalau seseorang sangat terikat perhatiaanya ada sesuatu objek tertentu, sehingga sukar melepaskan perhatiaannya dari objek tersebut. 2) Adaptasi Peristiwa yang selalu berpindah- pindah, mudah menyesuaikan diri dengan keadaan keadan baru. 3) Osilasi Keadaan perhatiaan yang tidak tetap, timbul tenggelam, kuat kendur, sering terputus-putus. Hilangnya bagian yang tidak tertangkap itu berbarengan dengan terputusnya peristiwa. 4) Perhatian bergerak Peristiwa ini perhatiaannya berserakan, seakan-akan tidak mempunyai perhatian sama sekali terhadap apa saja, peristiwa ini sebagai akibat dari adanya perseverasi.
Posted on: Sun, 06 Oct 2013 23:03:47 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015