Belajarlah dari Anakmu 18/07/2013 13:43 Anak, setiap anak, - TopicsExpress



          

Belajarlah dari Anakmu 18/07/2013 13:43 Anak, setiap anak, tumbuh tidak hanya raganya saja. Jiwa mereka juga berkembang hari demi hari. Dan, perkembangan anak tidak dipengaruhi oleh lingkungan luar rumah dan sekolah belaka. Akar tumbuhan anak adalah ibu dan ayahnya. Batang pokok dari tumbuhan itu adalah keluarga inti di dalam rumah. Cabang dan rantingnya adalah lingkungan luar rumah dan sekolah. Akal dan hati menjadi daun-daunnya, yang bergerak ke arah cahaya dan menerima serta mendistribusikan zat-zat klorifil ke sekujur tubuh tumbuhan. Bunga mewujud sebagai kebaikan hati, dan buahnya adalah kesalehan sosial yang memberi manfaat kepada siapa pun yang memetiknya. Ya, setiap daun pasti bergerak ke arah cahaya. Namun, cahayalah yang menentukan sisi daun mana yang memeroleh terang dan sisi mana yang tetap dalam kegelapan. Akar, batang, cabang, dan ranting secara simultan membantunya mencapai ketinggian tertentu untuk menjumpai cahaya. Namun, tetap saja akar, batang, cabang, dan ranting tidak bisa menentukan apakah daun tersebut akan memperoleh cahaya. Ibu dan ayah pun pernah mengalami rasa menjadi tumbuhan hingga akhirnya menjadi buah dan bijinya kembali ke tanah, berubah wujud menjadi benih untuk tumbuhan kehidupan berikutnya, yaitu anak-anak mereka. Anak kadangkala mengejutkan orang tua dengan pertanyaannya yang terang-benderang, seakan ia baru saja menerima cahaya. Suciati kaget bukan kepalang ketika anak perempuannya, Malva Rania Jasmine, bertanya,Ibu, bagaimanakah bentuk Tuhan? Bagaimana pula cara melihatnya. Ibu dari Pasuruan, Jawa Timur ini, tak kuasa menjawab. Dulu, ketika masih berupa daun, Suciati mungkin pernah menerima cahaya, namun ia tidak sampai mempertanyakan asal cahaya itu, apalagi bertanya tentang Cahaya di Atas Cahaya. Namun, ia pasti berhasil sebagai tumbuhan. Buktinya, dari benih Suciati kini tumbuh tumbuhan bernama Malva yang mulai menyadari jatidiri di usianya yang masih delapan tahun. Saya tersenyum menerima umpan pertanyaan dari Suciati. Abra Bumandhala Byoma, anak laki-laki saya dan Anis Ardianti, menanyakan hal yang kurang lebih sama bahkan pada usia yang lebih dini. Saya tidak berusaha menjelaskannya dalam bahasa yang menurut kita akan mudah bagi anak-anak. Saya masih berpegang pada keyakinan bahwa anak lebih cerdas daripada orang dewasa. The golden ages, atau masa-masa kejayaan manusia, justru dialami ketika berusia nol hingga lima tahun. Selebihnya adalah masa surut yang oleh karenanyalah Allah dan Rasulullah SAW memerintahkan manusia untuk kembali fitrah, seperti bayi. Salah satunya, untuk kembali ke masa kejayaan. Setelah sebulan berpuasa Ramadhan, Idul Fitri juga diyakini sebagai hari kemenangan atau hari kejayaan. Allah itu bukan bentuk. Allah itu Wujud. Kepada Suciati, saya berkata,Ajaklah anakmu becermin. Nah, yang di dalam cermin adalah bentuk. Yang becermin adalah Wujud. Bentuk tidak memiliki wujud. Adanya bentuk bergantung pada Wujud. Ada yang becermin (Wujud), maka ada cerminan (Bentuk). Bentuk tidak memiliki geraknya sendiri. Jika yang becermin (Wujud) bergerak, maka cerminan (Bentuk) mengikuti begitu saja gerakan tersebut. Allah itu Qiyamuhu bi nafsihi, atau ada karena adaNya sendiri. Tanpa becermin, Dia Ada. Beda dengan cerminan: ada jika ada yang becermin. Adanya cerminan pun sesungguhnya palsu, fana, kamuflase, alias tidak benar-benar ada. Jadi, pertanyaan bagaimana bentuk Allah itu kurang tepat. Jika pertanyaannya adalah bagaimana Wujud Allah maka jawabannya, saya berkata pada Suciati, lihatlah bentuk cerminanNya, yaitu makhluk. Allah itu meliputi segala sesuatu, yang maknanya Allah ada dalam setiap hal. Lalu, bagaimana cara melihatNya? Nah, saya lanjutkan kepada Suciati,Sampaikan kepada anakmu bahwa Allah melihatmu. Kelak, jika kau baik hati kepada sesama makhluk, maka Allah akan mengizinkanmu melihatNya. Allah hidup di hati setiap manusia dan tidak pernah absen dari setiap keadaan hati kita. Allah hadir dalam kebahagiaan dan kesedihan. Allah Maha Melihat dan Maha Mendengar setiap ucapan, dikatakan oleh lidah atau disimpan dalam batin. Dan, belajarlah dari anakmu untuk mengenalNya. Candra Malik, Pengasuh Kelas Sufi dan Penulis Buku Makrifat Cinta Salam, Candra Malik View Full Site © 2012 candramalik, All Rights Reserved. by Solowebcenter
Posted on: Sat, 19 Oct 2013 07:50:10 +0000

Trending Topics



89">Love is absolute, Attachment has expectations, love does not want
First harness in Beaches collection is the Monterey Each OOAK
Dear Freshers Renaissance: The Debating Society of SSCBS is
Fix Weaknesses or Develop Strengths By Jim Liebelt Do not
3.5mm Audio Jack Mini Balloon Portable Stereo Speaker (Assorted

Recently Viewed Topics




© 2015