Bismillahirrahmanirrahim Mengatasi Rasa Cinta Pada Lawan - TopicsExpress



          

Bismillahirrahmanirrahim Mengatasi Rasa Cinta Pada Lawan Jenis Aku mau kreatif dikit, akhir-akhir ini lebih seneng comot artikel kanan-kiri ketimbang nulis sendiri. Udah lama gak ngaji kadang membuat kita sudah kehilangan ide dan ilmu tentang sesuatu yang harus ditulis. Well, tema tulisan aku kali ini adalah permasalahan yang sering aku alami. Biasalah anak muda, masalahnya adalah perkara-perkara yang berhubungan dengan sekolah, pergaulan, dan yang terakhir adalah cinta. Ketika ditanya cinta itu apa? Tiap orang masing-masing punya definisi tentang hal itu. PENYEBAB DAN DEFINISI CINTA Cinta dalam definisi saya, adalah perasaan keterikatan pada sesuatu yang membuat kita tidak ingin meninggalkannya dan tidak ingin kehilangannya selama-lamanya. Well, sekilas terlihat wajar bila kita merasakan hal ini pada lawan jenis. Tapi, tidak buatku. Adalah tidak wajar bila rasa seperti ini muncul dalam diri manusia. Tapi faktanya, dari sirah-sirah nabawiyah yang pernah saya baca, Rasulullah juga merasakan cinta yang begitu dalam pada istri-istrinya, terutama Khadijah binti Khuwailid Radhiallahu anha. Lalu? Kenapa menurutku ini tidak wajar? Hal ini tidak terlepas dari keyakinan kita. Karena Allah-lah yang kekal abadi selamanya. Coba buka surah Ar-Rahman ayat 26-27, Kullu man alaihaa faan, wa yabqa wajhu rabbika dzul jalali wal ikraam. Semua yang ada di bumi itu akan binasa, Dan tetap kekal Zat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. Lalu dalam hatiku bertanya-tanya, mengapa Allah menciptakan perasaan cinta kepada manusia itu untuk kita? coba buka lagi surah Ali Imran ayat 14, zuyyina linnasi hubbus syahawaati minannisaa…Dzalika mata’ul hayatiddunya, wa lillahi indahu husnul maab~…Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita,dsb~…Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik. Kita harus meyakini, bahwa apa yang kita jalani di dunia ini hanya sementara, jadi kesenangan hidup yang kita rasakan juga hanya sementara. Well, ini bukan hanya sebatas mencintai, tapi juga dalam memahami arti mengapa kita harus mencintai. Alasan apa yang bisa membuat kita mencintai? Tidak akan mungkin semua terjadi tanpa alasan yang jelas. Well, buat beberapa orang, mereka memaknai cinta pada lawan jenis sebagai hal yang wajar, dan mereka lupa bahwa ktia seharusnya menjaga pandangan sebagai mana isi dalam surah An Nur ayat 30-31~…Qullilmu’minina yaghuddluu min abshorihim~…Qullilmu’minati yaghuddluu min abshorihinna~…Artinya sama Katakan pada laki2/perempuan beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya. Akhirnya apa? Mereka seenaknya saja bergaul dengan lawan jenisnya, tanpa memperhatikan kaidah-kaidah bergaul yang sesuai dengan syariat Islam. Orang-orang pasti ada yang berkata, kenapa sih mesti begitu strict dengan hal seperti ini? Ini hal yang penting. Mengapa? Karena dari pergaulan campuran ini bisa terjadi fitnah yang begitu besar. Rasulullah pernah bersabda, tidak ada fitnah yang lebih besar daripada fitnah wanita(HR. Bukhari). Tapi saya heran, kadang orang mengacuhkan kaidah-kaidah untuk berhubungan dengan lawan jenis dalam hal bicara, dsb. Padahal dengan begitu mereka bisa terjatuh kedalam fitnah/cobaan yang begitu besar. Yang kalau terjatuh sangat fatal akibatnya. Well, semuanya kembali ke diri kita masing. Apa kita mau mengikuti sunnah Rasulullah dalam menjaga hubungan kita sesama manusia, tanpa mesti terjatuh yang kepada fitnah. Saya juga cuma bisa berusaha untuk sekuat tenaga menghindari pergaulan-pergaulan seperti ini, terlebih lagi berada dalam lingkungan negara non-muslim, dimana hal-hal ini(pergaulan ikhtilat) adalah hal yang sangat biasa. Ketika aku menulis tentang mengapa pergaulan dengan lawan jenis itu mesti dibatasi, tapi sebagian orang pasti bakal bilang, itu urusanmu yang gak mampu kontrol diri dong. Jangan salahkan aku yang bergaul dengan lawan jenis, yang tidak sampai punya rasa pada mereka. Well, simpelnya mikir pake akal sih emang kayak gitu yah. Tapi disisi dalil menyatakan tidak. Karena itu ana mempaparkan beberapa dalil tentang hal itu. Tapi sayangnya masih aja ada yang nyeleneh or membangkang. Dengan alasan yang sama orang akan berkata ‘lu aja yang terlalu strict dan fanatik dalam beragama’. Kadang pengen rasanya bilang, “emangnya kalian dapat apa dari pergaulan campuran? emangnya kita dibagi2in duit apa?”, karena emang gak makanya ana gak nanya. Faktanya, mereka yang melakukan pergaulan campuran belum pasti melakukan pacaran. Well, di zaman jahiliyah ana dulu, ana menganggap bahwa tanpa pacaran pun kita bisa dekat dengan cewek ’serius ana gak bohong’. Alhamdulillah, ana emang dari dulu jarang bergaul ama cewek, disebabkan kesibukan bergaul dengan dunia maya a.k.a dunia game online. Tapi sayangnya gak menutupi kemungkinanku untuk terpikat pada wanita. Wajarlah, namanya juga laki-laki. Untung aja bergaul dengan lelaki kebanyakan gak menjadikanku maho (alias manusia homo). Dan dengan bodohnya, karena didorong oleh keinginan luhur, dengan mudahnya ana mengatakan cinta pada beberapa wanita. Sampai suatu ketika, ada seorang yang menurut ana fasiq (karena jarang ana lihat shalat) menegur ana dan mengatakan, ngapain kamu melakukan hal seperti itu? Itu gak boleh. Menyatakan cinta pada lawan jenis, tanpa ada niat menikahinya itu ‘haraam’. Ana jadi tertegun dan merasa tertegur pada kata-katanya. Dia yang fasiq aja punya keyakinan gitu. Masa ana yang shalatnya gak pake bolong-bolong malah nembak cewek yang ana suka sih?*merasa berdosa. Sejak saat itu, aku menganggap, jatuh cinta adalah aib yang mesti tutupi, dan jangan sampai biarkan orang lain tahu, apalagi sampai menyatakan cinta pada si target, kecuali ada niatan untuk menikahi si target. Mungkin kelihatannya bodoh, tapi ideologi ini lebih enak buat dipegang daripada mesti menyatakan cinta pada wanita yang belum pantas untuk menerima kata-kata cinta tersebut. Lalu, bagaimana kita semestinya bersikap ketika jatuh cinta? Sabar, shalat, shaum…3 solusi terbaik untuk mengatasi cinta pada lawan jenis. Karena Rasulullah sendiri berpesan, bahwa tidak ada fitnah yang lebih berat daripada fitnah wanita. Jadi gak semudah itu kita melepaskan diri dari cobaan yang berat ini. Kuncinya bukan pada orang lain, tapi pada diri kita sendiri. KERUGIAN PACARAN? Inilah kerugian-kerugiannya: Rugi Duit Hal yang satu ini tidak bisa dipungkiri oleh siapapun yang pernah merasakannya, maupun yang mengamatinya*termasuk saya*.Terkadang saya pengen tanya ama mereka yang pacaran,ngetraktir pacar tuh duit mu dapet dari mana?beli pulsa duit dari mana?Terus kalau jalan-jalan dapet duit dari mana?Yang paling parahnya, ada juga yang sampai membeli perhiasan,hape,dan sebagai macam. Coba bayangin kalo putus?Wah, rugi banget dong. Duit anda habis, dan anda ditinggalkan. Sayangnya masih ada lelaki atau wanita bodoh yang mau dimanfaatkan sama pacar yang seperti ini. Mereka tahu pacar mereka suka bermain2 dengan pasangan tapi malah tetap dipacarin. Seperti terhipnotis aneh oleh wajah si pacar yang ganteng atau cantik, atau mungkin aja seksi. Dan yang bikin heboh orang dengan IQ jenius pun bisa jadi bodoh dihadapan lawan jenis. :D Padahal orang yang pintar pasti akan memanfaatkan duitnya untuk hal-hal yang bermanfaat. Ambil saja yang paling gampang dan udah banyak dilakukan anak muda. Beli buku kek, sedekah kek infaq kek. Yah kalau orangnya visioner banget, pasti udah mikirin duitnya buat naik haji atau umrah *kagum banget kalau ada yang kayak gitu*. Satu lagi yang jadi masalah, banyak pemuda merasa sok kaya dan menggunakan harta benda orang tuanya untuk menggaet wanita. Naudzubillah deh…*untung saya gak kayak gitu* Rugi Waktu Well, yang satu ini masih banyak yang nyangkal. Mereka akan berkata masih bisa menyeimbangkan.Hal ini cukup bodoh untuk dikatakan sebenarnya, mungkin karena mereka kurang mengerti akan keefisiensian waktu.Coba bayangkan berapa banyak waktu yang anda habiskan untuk orang yang belum tentu anda nikahi?Rugi banget lah. Ada juga tuh yang rela mengantar dan menjemput pacarnya dan blablabla jadilah coco crunch!#garing banget. Padahal waktu anda pacaran itu bisa anda gunakan untuk hal lain yang lebih bermanfaat.Contoh:baca,makan,jogging,surfing*sambil nyari ilmu bermanfaat,belajar,nulis blog,dll.Atau anda juga bisa mendaftar sebagai laskar jihad di palestina kalau udah kuat keyakinannya. Intinya, amar ma’ruf nahi mungkar lah. Bukankah dalam satu hadits Rasulullah, salah satu yang mendapat naungan Allah adalah pemuda yang tumbuh dengan ketaatan pada Allah. Masa malah merugikan diri dengan pacar gitu? Halah, rugi. Rugi Perasaan Yang namanya orang pernah pacaran, pasti pernah merasakan yang namanya perasaan possessive.Lagi ngapain,lagi dimana,lagi ama siapa,udah makan belum,udah tidur belum,lama2 bakal nanya cucian belakang udah di jemur belum? Pusing amat sih.Bayangin hidup anda dikontrol oleh seseorang yang belum tentu jadi istri anda kelak.Kalau emak saya yang kayak gitu sih wajar aja. Tapi kalau yang kayak gitu orang yang bukan mahram ente pasti lama-lama risih juga.Belum lagi yang ampe putus,atau yang ada orang ketiga,keempat,kelima,keenam,atau ketujuhnya.Berapa banyak persenan perasaan yang telah anda curahkan menentukan rasa sakit hati anda. Anda telah menaruh cinta,perhatian,hati,jantung,limpa,usus,*seperti yang dilakukan oleh penjual coto kepada coto anda* padanya. Anda perlu membayangkan betapa sakit hatinya anda ketika anda harus putus pada pacar yang telah bersama anda selama 3~6 tahun lalu akhirnya putus dan ditinggal nikah.Dengan alasan yang sangat masuk akal pula, Ortu tidak menyetujui~. Padahal sedalam-dalamnya cinta haruslah cinta kepada Allah yang diutamakan. Dari Amirul Mu’minin Abu Hafs ‘Umar ibnu Al-Khathab radhiyalallahu ta’ala ’anhu berkata: “Saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:‘Sesungguhnya setiap amalan tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapat balasan amal sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang berhijrah hanya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu menuju Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa hijrahnya karena dunia yang ia harapkan atau karena wanita yang ia nikahi, maka hijrahnya itu menuju yang ia niatkan’” (HR. Bukhari dan Muslim). Maksudnya, Jangan sampai kita itu hanya mengharapkan wanita itu hanya karena keinginan saja. Karena jika kita hanya mengharapkan wanita karena keinginan, ketika wanita itu tidak ada lagi, maka kita akan kehilangan Allah juga. Tapi bila kita mengharapkan wanita itu karena Allah, tentu walaupun kita kehilangan dia, kita masih mempunyai Allah yang menemani kita. Tidak akan ada istilah rugi perasaan. Rugi *maaf* ‘Kesucian’ Yang ini sebenarnya khusus buat wanita. Tahukah anda mengapa Hawa istri dari Nabi Adam Alaihissalam memakan buah khuldi?Karena bujukan syaitan dong.Apa syaitan bujuknya serta merta langsung dia makan?Nggak lah.Dia pelan-pelan mempengaruhi,awalnya dengan alasan masuk akal sehingga diterima pendengar(korban maksudnya) dan akhirnya terjatuhlah kedalam jebakan dia. Sama dengan hal nya pacaran,tadinya cuma mau pacaran,awalnya pegang2an,terus cium2an,yang kalau diteruskan tulisan ini bisa tidak lulus sensor. Percayalah untuk membuka sebuah kaleng susu dibutuhkan melobangi satu sudut kecil. Dan dari sudut inilah lobang itu akan terbuka lebar. Begitu pula dengan bujukan syaithan yang terkutuk. Rugi Karena Kehilangan Kesempatan Untuk Dekat Dengan Allah Dari kerugian-kerugian yang saya sebutkan diatas,anda dijamin telah kehilangan kesempatan untuk dekat dengan Allah. -Waktu anda telah tersita,padahal anda bisa melakukannya untuk mempelajari ilmu agama,dll -Duit anda telah tersita, padahal anda punya kesempatan untuk bersedekah pada banyak orang miskin dan fakir. -Perasaan anda telah tersita, padahal perasaan kita seharusnya senantiasa cinta hanya pada Allah dan RasulNya. -Kesucian anda mungkin akan ternodai, padahal anda seharusnya menyimpannya untuk pasangan anda kelak,dan ketahuilah bahwa menikah adalah ibadah.Why? Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah bersabda: “Apabila seseorang telah melaksanakan pemikahan, maka sempumalah separuh agamanya. Maka bertaqwalah (takutlah) kepada Allah terhadap separuh yang lain.” dan “Menikah adalah sunnahku, barangsiapa yang membenci sunnahku maka bukan termasuk dari golonganku (ummat nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam dan MASIH banyak lagi. SOLUSINYA? Mungkin kita akan berpikir, kenapa gak boleh ini dan itu. Lalu apa solusi yang kamu tawarkan untuk hal itu? Berikut ini kami jabarkan beberapa solusi yang bisa dilakukan. Yang Pertama, Menikah. Jika anda yang sekarang sedang pacaran, HTS-an, atau apapun istilahnya, dan saling mencintai, maka anjuran yang satu ini adalah yang paling dianjurkan oleh Rasulullah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Wahai para pemuda, barangsiapa yang memiliki baa-ah, maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu bagai obat pengekang baginya.”(HR Bukhari dan Muslim) Kalau secara bahasa sih baa-ah berarti jima(hubungan suami istri). Tapi menurut para ulama, baa-ah disini juga berarti kemampuan untuk memberikan nafkah. Ya emang bener sih, tujuan dari nikah itu sendiri kan bukan hanya jima. Tapi juga untuk membuat hidup lebih hidup*serasa kata-kata iklan rokok. Hal ini yang banyak disalahpahami sebagian pemuda. Mereka ngebet minta nikah pada ortunya. Padahal sesuap nasi saja masih ngemis pada ortunya. *mudah2an saya gak kayak gitu kelak, Aamiin* Tapi jangan salah, nikah itu gak mesti sama orang yang antum cintai. Karena tujuan nikah tersebut bukan hanya menyenangkan mata dan hati. Tapi karena itu adalah ibadah dan sunnah Rasulullah. Tapi kita tetap dianjurkan untuk mencari yang kita sukai. Selain bisa menjamin keutuhannya, juga bisa lebih enjoy dan menikmati*mudah-mudahan gak ada yang salah mikir pada kalimat ini*. Yang Kedua, Puasa. “Wahai sekalian para pemuda, barang siapa di antara kalian telah mampu untuk menikah maka hendaknya ia menikah, karena menikah dapat lebih menundukkan pandangan, dan lebih menjaga kehormatan. Barang siapa yang belum mampu menikah maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa adalah penjaga baginya. Maka pada hadits ini Rasulullah memerintahkan bagi orang yang telah kuat syahwatnya akan tetapi belum mampu untuk menikah maka hendaknya ia berpuasa, karena puasa dapat menjadi pemutus syahwat ini, karena puasa menahan kuatnya anggota badan hingga badan bisa terkontrol menenangkan seluruh anggota badan serta seluruh kekuatan (yang jelek) bisa di tahan hingga dapat melakukan ketaatan dan di belenggu dengan kendali puasa. Yang Ketiga, Ikhlas. Ikhlas yang saya maksud disini adalah ikhlas dalam melakukan sesuatu karena Allah. Jika seseorang sudah niatnya ikhlas melakukan sesuatu karena Allah, maka tidak ada lagi yang namanya cinta-cintaan yang berlebihan. Karena mereka akan sadar bahwa itu hanya sementara, dan akan segera kembali bersemangat mengejar ridha Allah. Ibnu Taimiyah mengatakan, “Sungguh, jika hati telah merasakan manisnya ibadah kepada Allah dan ikhlas kepada-Nya, niscaya ia tidak akan menjumpai hal-hal lain yang lebih manis, lebih indah, lebih nikmat dan lebih baik daripada Allah. Manusia tidak akan meninggalkan sesuatu yang dicintainya, melainkan setelah memperoleh kekasih lain yang lebih dicintainya. Atau karena adanya sesuatu yang ditakutinya. Cinta yang buruk akan bisa dihilangkan dengan cinta yang baik. Atau takut terhadap sesuatu yang membahayakannya.” Nafsu dan keinginan itu muncul jika kita sudah kehilangan akal dan keikhlasan pada Allah. Yang Keempat, Doa. Rasulullah bersabda, “Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allahu akbar (Allah Maha besar). Kalau kita terbiasa untuk berdoa berbagai macam hal, mengapa tidak untuk hal yang satu ini? Kalau berdoa sungguh2 untuk hal yang satu ini, insya Allah Allah akan menghilangkan penyakit yang sangat mengganggu ini. Yang Keempat, Pikiran Kerugian. Untuk hal yang satu ini, silahkan baca pada paragraf diatas. Disana sudah saya jelaskan dengan panjang lebar. Yang Kelima, Belajar dari Kisah. Mengambil pelajaran dari kisah para nabi atau orang sholeh yang mampu menjaga diri ketika dihadapkan kepada fitnah wanita, seperti kisah nabi Yusuf‘alaihissalam, betapa beliau saat digoda oleh wanita yang bangsawan lagi cantik, tapi hal itu tidak mampu menebus tembok keimanan beliau, bahkan beliau memilih untuk ditahan dari pada terjerumus ke dalam maksiat. Ada juga sebuah kisah tentang Rasulullah, waktu itu Zainab binti Jahsy adalah istri Zaid Ibn Haritsah (bekas budak Rasulullah) yang diangkatnya sebagai anak dan dipanggil dengan Zaid Ibn Muhammad. Zainab merasa lebih tinggi dibandingkan Zaid. Oleh sebab, itu Zaid ingin menceraikannya. Zaid datang menemui Rasulullah minta saran untuk menceraikannya. Maka Rasulullah menasehatinya agar tetap memegang Zainab. Sementara Beliau pun tahu, bahwa Zainab akan dinikahinya jika dicerai Zaid. Beliau takut akan cemoohan orang-orang jika mengawini wanita bekas istri anak angkatnya. Inilah yang disembunyikan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam dirinya. Rasa takut inilah yang tejadi dalam dirinya. Oleh karena itu Allah menyebutkan karunia yang dilimpahkanNya kepada Beliau dan tidak mencelanya karena hal tersebut. Sambil menasehatinya agar tidak perlu takut kepada manusia dalam hal-hal yang memang Allah halalkan baginya. Sebab Allahlah yang seharusnya ditakuti. Jangan sampai Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam takut berbuat sesuatu hal yang Allah halalkan karena takut gunjingan manusia. Setelah itu Allah memberitahukan, bahwa Allah langsung yang akan menikahkannya setelah Zaid menceraikan istrinya. Agar Beliau menjadi contoh bagi umatnya mengenai bolehnya menikahi bekas istri anak angkat. Yang Keenam, Memanage pandangan. Pandangan yang berulang-ulang adalah pemantik terbesar yang menyalakan api hingga terbakarlah api dengan kerinduan. Orang yang memandang dengan sepintas saja jarang yang mendapatkan rasa kasmaran. Namun pandangan yang berulang-ulanglah yang merupakan biang kehancuran. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk menundukkan pandangan agar hati ini tetap terjaga. Dari Jarir bin Abdillah, beliau mengatakan, “Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pandangan yang cuma selintas (tidak sengaja). Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepadaku agar aku segera memalingkan pandanganku.” Dan dari hal ini pula kita harus sadar, bahwa pergaulan antar jenis itu mesti dihilangkan, kalau tak mampu yah dikurangi. Karena bisa memicu terjadinya hal-hal ini. Yang Ketujuh, Menyibukkan diri. Dalam situasi kosong kegiatan biasanya seseorang lebih mudah untuk berangan memikirkan orang yang ia cintai. Dalam keadaan sibuk luar biasa berbagai pikiran tersebut mudah untuk lenyap begitu saja. Oleh karena itu, untuk memangkas kerinduan seseorang hendaknya menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat baik untuk dunia atau akhirat. Hakikat dari rasa rindu adalah kesibukan hati yang kosong. Di kala sepi sendiri, tanpa aktivitas muncullah bayangan sang kekasih, wajah, gerak-gerik, dan segala yang berkaitan dengannya. Seluruhnya hanya sekedar bayangan dan khayalan yang berakhir dengan kesedihan diri. Tiada manfaatnya sedikit pun bagi kehidupan kita. Ibnul Qayyim menyebutkan nasehat seorang sufi yang ditujukan pada Imam Asy Syafi’i. Ia berkata, “Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik (haq), pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil). Yang Kedelapan, Menghindari Nyanyian dan Film Percintaan. Nyanyian dan film-film percintaan memiliki andil besar untuk mengobarkan kerinduan pada orang yang dicintai. Apalagi jika nyanyian tersebut dikemas dengan mengharu biru, mendayu-dayu tentu akan menggetarkan hati orang yang sedang ditimpa kerinduan. Akibatnya rasa rindu kepadanya semakin memuncak, berbagai angan-angan yang menyimpang pun terbetik dalam hati dan pikiran. Bila demikian, sudah layak jika nyanyian dan tontonan seperti ini dan secara umum ditinggalkan. Demi keselamatan dan kejernihan hati. Dengan begini berakhirlah catatan-catatan kecil ini, ditandai dengan berakhirnya pula kegalauanku. Wassalamualaikum. WR.WB.
Posted on: Fri, 05 Jul 2013 17:17:44 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015