Buruh harus bisa hidup hemat! Inilah pesan bijaksana yang ingin - TopicsExpress



          

Buruh harus bisa hidup hemat! Inilah pesan bijaksana yang ingin disampaikan oleh media-media arus utama. Pesan ini dengan lahap dikunyah oleh kelas menengah, yang dengan penuh kesombongan mencibir perjuangan para buruh sebagai ekspresi keborosan dan keserakahan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Ini mereka lakukan sembari minum kopi di mal-mal mewah. Akan tetapi, ini bukan pertama kalinya kita mendengar pesan bijaksana ini. Sejak awal, tabiat untuk hidup hemat sudah menjadi nilai moral di dalam masyarakat. Tanya siapa saja, tentu semua orang akan setuju bahwa kita harus hidup hemat. “Hemat pangkal kaya”, begitu katanya. Sejak kita SD, sudah dipatrikan ke dalam pikiran kita semua bahwa orang boros akan jatuh miskin, dan orang yang hemat akan jadi kaya. Namun kita hidup di dalam masyarakat kelas, dan tidak ada nilai moral absolut yang jatuh begitu saja dari langit. Tidak ada nilai moral yang berdiri di atas semua kelas. Dalam kata lain, ada nilai-nilai moral yang melayani kepentingan kapitalis, dan ada nilai-nilai moral yang melayani kepentingan buruh. Seruan hidup hemat tidak lain adalah nilai moral yang disebarkan oleh kaum kapitalis agar buruh menerima upahnya yang rendah dan tidak menuntut lebih. Kalau ia menuntut lebih, maka ini berarti ia tidak hemat, dan oleh karenanya boros, serakah, dan tidak bertanggungjawab dalam mengatur uangnya sendiri. Buruh yang baik di mata kaum kapitalis adalah buruh yang bisa menghemat. Kalau ia hanya mendapat 1 juta per bulan, maka buruh yang baik akan bisa mengatur keuangannya dengan cermat sehingga 1 juta itu cukup untuk memberikan sandang, pangan, dan papan. Tidak perlu dia menuntut lebih. Bahkan dia akan menjadi buruh yang lebih baik lagi kalau bisa menghemat biaya kehidupannya sampai 800 ribu per bulan, sehingga kapitalis bisa menekan biaya upah. Jadi, semakin buruh hidup hemat, semakin besar laba yang akan diraup oleh pemilik modal. Kaum buruh tidak boleh tertipu oleh nilai-nilai moral yang abstrak dan harus selalu bertanya: kelas mana yang akan terlayani oleh nilai-nilai moral ini? Sejak kelas buruh muncul 200 tahun lalu, mayoritas buruh telah terpaksa hidup hemat. Terpaksa karena memang tidak ada pilihan lain. Namun buruh tetap miskin, bahkan menjadi semakin miskin sementara yang sudah kaya menjadi semakin kaya. Studi demi studi telah menunjukkan bahwa jurang pemisah antara yang kaya dan miskin di seluruh dunia telah menjadi semakin lebar, dan konsentrasi kekayaan menjadi semakin terpusat di tangan segelintir orang. Inilah hasil dari seruan hidup hemat. Pepatah yang benar semestinya adalah “Punya modal pangkal kaya”, “Menjual tenaga kerja (jadi buruh) pangkal miskin”. Sejatinya buruh punya hak untuk punya motor Ninja Kawasaki, punya hak untuk hidup bukan di kamar kos sempit pengap yang sewanya Rp. 400 ribu per bulan, punya hak untuk bertamasya plesir ke luar negeri, punya hak untuk belajar setinggi-tingginya. Selain itu, tidak jarang pada hari raya Lebaran kita mendengar keluhan dari orang-orang bijak bahwa Lebaran telah menjadi terlalu konsumtif. Rakyat diminta untuk lebih menghayati Lebaran secara spiritual, dan bukannya membeli barang-barang baru. Ini tidak berbeda dengan seruan hidup hemat. Kalau buruh tidak perlu beli baju baru pada hari Lebaran, maka THR tidak perlu tinggi-tinggi, dan ini hanya akan melayani laba kapitalis. Kita katakan “Tidak!”. Buruh punya hak untuk membeli baju-baju baru yang bagus pada hari raya mereka (Lebaran, Natal, dll.). Mereka punya hak untuk merayakan hari-hari besar dengan semeriah mungkin. Bagi kebanyakan rakyat pekerja, hanya pada hari raya mereka bisa membeli barang-barang baru. Orang-orang bijak ini, kaum moralis yang suci ini, selalu memandang rendah buruh sebagai segerombolan orang-orang liar tanpa iman. Buruh punya hak atas semua ini karena merekalah yang sebenarnya memproduksi semua barang-barang tersebut. Perjuangan buruh untuk upah yang lebih tinggi (dan berbagai tuntutan turunan lainnya) adalah usaha untuk merebut kembali barang-barang yang mereka produksi ini. sumber gro.aisenodninatilim
Posted on: Mon, 04 Nov 2013 03:51:35 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015