CERITA PANGERAN AJI SAKA DAN PULAU JAWA. THE STORY OF PRINCE AJI - TopicsExpress



          

CERITA PANGERAN AJI SAKA DAN PULAU JAWA. THE STORY OF PRINCE AJI SAKA AND JAVA ISLAND. (cerita lengkap/complete story. Written by mr. Joko ) Halo semuanya ! Hello everybody ! Apakah anda dalam keadaan baik ? Are you in good condition ? Kita bersyukur pada Tuhan karena sampai hari ini kita dalam keadaan sehat wal afiat tak kurang suatu apa. We are thankful to God because until today there is nothing wrong with us. Sebelumnya, saya mau memperkenalkan diri saya, nama saya adalah Joko. Previously, I want to introduce my self, my name is Joko. Pada kesempatan ini saya mau menceritakan anda mengenai cerita pangeran Ajisaka dan pulau Jawa. In this opportunity I want to tell you about the story of prince Ajisaka and Java island. Anda kenal pulau Jawa, kan ? Dahulu kala ada sebuah kerajaan besar di Jawa dipanggil kerajaan Medang kamulan. You know Java island, don’t you ? Long time ago there was a big kingdom in Java called Medang kamulan kingdom. Kerajaan Medang kamulan diperintah oleh seorang raja raksasa bernama Dewata cengkar. Medang kamulan kingdom was ruled by a giant king named Dewata cengkar. Raja Dewata cengkar memiliki tubuh yang tinggi, besar dan kuat. King Dewata cengkar had tall, big, and strong body. Disamping itu, raja Dewata cengkar memiliki kesaktian yang hebat. Besides, king Dewata cengkar had great magic power. Sayangnya, Dewata cengkar dikenal sebagai seorang raja yang jahat dan kejam. Unfortunately, Dewata cengkar was known as evil and cruel king. Dia gemar makan rakyatnya, dia makan rakyatnya hampir tiap hari. He was fond of eating his people, he ate his people almost everyday. Semua rakyatnya ketakutan, banyak orang meninggalkan kerajaan Medang kamulan karena mereka takut. All of his people were frightened, many people left Medang kamulan kingdom because they were afraid. Semua rakyat di kerajaan Medang kamulan tidak menyukai raja Dewata cengkar, tetapi mereka tak dapat berbuat apa-apa. All people in the kingdom of Medang kamulan didn’t like king Dewata cengkar, but they could do nothing. Sementara itu, di India ada sebuah kerajaan dipanggil kerajaan Majethi. Meanwhile, in India there was a kingdom called Majethi kingdom. Kerajaan Majethi memiliki seorang pangeran yang tampan dipanggil Ajisaka. Majethi kingdom had a handsome king called Ajisaka. Pangeran Ajisaka dikenal sebagai seorang lelaki yang baik hati. Prince Ajisaka was known as a kind man. Sang Pangeran memiliki dua pengawal, mereka adalah Sembodo dan Doro. The prince had two guards, they were Sembodo and Doro. Sembodo dan Doro merupakan pengawal yang setia, mereka memiliki kecakapan bertarung dan kesaktian yang hebat. Pangeran Ajisaka ingin meninggalkan istananya dan pergi ke pulau Jawa. Sembodo and Doro were faithful guards, they had great fighting skill and magic power. Prince Ajisaka wanted to leave his palace and went to Java island. Sebelum meninggalkan istananya di India, Pangeran Ajisaka meminta Sembodo menjadi penjaga bagi istana dan pusakanya. Before leaving his palace in India, prince Ajisaka requested Sembodo to be the guard of his palace and weapon. Sembodo harus melindungi istana dan pusakanya, sebuah keris sakti sampai Ajisaka kembali ke India dan mengambil pusaka saktinya. Sembodo had to protect his palace and weapon, a magic kris until Ajisaka came back to India and took his magic weapon. Akhirnya pangeran Ajisaka meninggalkan istananya dan pergi ke pulau Jawa ditemani oleh pengawalnya yang setia bernama Doro. Finally prince Ajisaka left his palace and went to Java island accompanied by his faithful guard named Doro. Pangeran Ajisaka dan Doro tiba di kerajaan Medang kamulan di pulau Jawa. Prince Ajisaka and Doro arrived in the kingdom of Medang kamulan in Java island. Pangeran Ajisaka heran karena banyak orang di kerajaan Medang kamulan meninggalkan desa-desa mereka. Prince Ajisaka was surprised because many people in the kingdom of Medang kamulan left their villages. Pangeran Ajisaka ingin mengetahui mengapa orang-orang meninggalkan desa-desa mereka. Prince Ajisaka wanted to know why the people left their villages. Pangeran menemui seorang petani tua di sebuah desa kecil dekat dengan sebuah hutan yang lebat di Bojonegoro. The prince met an old farmer in a small village close to a thick forest in Bojonegoro. Petani tua tersebut memberi tahu pangeran Ajisaka bahwa semua rakyat di kerajaan Medang kamulan ketakutan. The old farmer told prince Ajisaka that all people in the kingdom of Medang kamulan were frightened. Raja Dewata cengkar, raja kerajaan Medang kamulan makan rakyatnya hampir tiap hari. King Dewata cengkar, the king of Medang kamulan kingdom ate his people almost everyday. Pangeran Ajisaka ingin menolong semua rakyat di kerajaan Medang kamulan. Prince Ajisaka wanted to help all people in the kingdom of Medang kamulan. Pangeran Ajisaka datang ke istana kerajaan Medang kamulan dan ingin membunuh sang raja jahat tersebut. Prince Ajisaka came to the royal palace of Medang kamulan and wanted to kill the evil king. Raja Dewata cengkar dan pangeran Ajisaka terlibat pertarungan yang dahsyat. King Dewata cengkar and prince Ajisaka had terrible fight. Akhir dari pertarungan dahsyat tersebut, Pangeran Ajisaka dapat mengalahkan raja Dewata cengkar. The end of the terrible fight, prince Ajisaka could defeat king Dewata cengkar. Raja Dewata cengkar dikutuk oleh Pangeran Ajisaka, tubuh Dewata cengkar menjadi seekor buaya putih. King Dewata cengkar was cursed by prince Ajisaka, Dewata cengkar’s body became a white crocodile. Kemudian Pangeran Ajisaka menjadi raja kerajaan Medang kamulan. And then prince Ajisaka became the king of Medang kamulan kingdom. Beberapa bulan kemudian pengawalnya yang setia bernama Doro disuruh untuk mengambil keris saktinya di India. Several months later his faithful guard named Doro was ordered to take his magic kris in India. Doro tidak diperbolehkan menghadapnya tanpa membawa keris saktinya di India. Doro was not allowed to come before him without bringing his magic kris in India. Di India, Doro bertemu teman lamanya, Sembodo. Doro memberitahu Sembodo bahwa dia diperintah oleh pangeran Ajisaka untuk mengambil keris sakti milik sang Pangeran. In India, Doro met his old friend, Sembodo. Doro told Sembodo that he was ordered by prince Ajisaka to take the prince’s magic kris. Doro menambahkan kata-katanya bahwa Pangeran Ajisaka telah menjadi seorang raja di pulau Jawa. Doro added his words that prince Ajisaka had become a king in Java island. Tetapi Sembodo tidak mau memberikan keris sakti tersebut pada Doro karena Sembodo harus melindungi keris sakti tersebut sampai Pangeran Ajisaka datang padanya untuk mengambil keris sakti tersebut. But Sembodo didn’t want to give the magic kris to Doro because Sembodo had to protect the magic kris until prince Ajisaka came to him to take the magic kris. Mereka merupakan dua pengawal yang setia. Mereka memiliki rasa tanggung jawab yang besar. They were two faithful guards. They had great sense of responsibility. Sembodo harus melindungi keris sakti tersebut dengan darahnya, dan Doro harus mengambil keris sakti tersebut dan menyerahkannya pada Pangeran Ajisaka di pulau Jawa. Sembodo had to protect the magic kris with his blood, and Doro had to take the magic kris and hand it to prince Ajisaka in Java island. Akhirnya mereka terlibat pertarungan sengit, mereka mati bersama-sama, mempertahankan rasa tanggung jawab. Finally they had bitter fight, they died together, defending sense of responsibility. Pangeran Ajisaka mendengar tentang kematian dua pengawalnya yang setia. Dia menjadi sangat sedih. Prince Ajisaka heard about the death of his two faithful guards. He became very sad. Kesedihannya diungkapkan sebagai huruf dikenal sebagai huruf Jawa. His sadness was expressed as alphabet known as Javanese alphabet. HO NO CO RO KO / Ada dua orang pengawal/utusan. HO NO CO RO KO / There were two guards. DO TO SO WO LO / Mereka terlibat pertarungan sengit. DO TO SO WO LO / They had bitter fight. PO DHO JO YO NYO/ Mereka memiliki kesetiaan yang sama. PO DHO JO YO NYO / They had the same loyalty. MO GO BO THO NGO/ Mereka mati bersama. MO GO BO THO NGO/ They died together. Baiklah, itulah akhir dari cerita Pangeran Ajisaka dan pulau Jawa. Well, that’s the end of the story of prince Ajisaka and Java island. Saya harap anda bisa puas mendengarkan cerita saya. I hope you can be satisfied listening to my story. Terimakasih. Thank you. (Ditulis oleh/written by Mr.Sarjoko).
Posted on: Tue, 08 Oct 2013 11:41:43 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015