~ Cara Mudah Untuk Kaya ~ Kaya adalah impian hampir semua orang. - TopicsExpress



          

~ Cara Mudah Untuk Kaya ~ Kaya adalah impian hampir semua orang. Apalagi kaya raya. Hampir semua orang yang merasa hidup kadang mengimpikannya. Salah ? Tidak juga. Mengapa ? Sebab kita telah melihat kenyataan gaya hidup orang-orang kaya yang kadang seperti mustahil kita ikuti. Seakan semua kemudahan dan kemuliaan hidup ada pada mereka. Mau belanja bisa kapan saja. Mau makan enak bisa kapan saja. Mau tidur nyaman bisa kapan saja. Mau bepergian jauh untuk berlibur bisa kapan saja Mau bersedekah bisa kapan saja. Termasuk kalau mau bermaksiat, juga bisa kapan saja. Itulah kenyataannya. Tapi benarkah maksiat juga merupakan keinginan orang kaya ? Relatif sekali jawabannya. Yang jelas kalau seseorang sudah kaya raya, keinginan untuk bermaksiat memang bisa kapan saja. Saat ini kaya sudah merupakan mind set banyak manusia. Sampai-sampai ada yang berpendapat bahwa miskin itu dosa ! Kalau di lihat dari sudut duniawi bisa saja miskin itu dosa. Tapi dari sudut ukhrawi mungkin justru sebaliknya, kaya yang merupakan lumbung dosa. Kok bisa demikian ? Ya memang demikianlah seharusnya ! Segala sesuatu harus berjalan beriringan dan harus selalu berada dalam keadaan yang seimbang pula. Kalau yang miskin berpotensi dosa, yang kaya tentu berpotensi banyak pahala. Demikian juga kalau yang miskin berpotensi banyak pahala, yang kayapun lebih berpotensi berlumuran dosa. Karena kekayaan bisa digunakan untuk membeli kemaksiatan. Tentu bukan karena kemiskinan saya kalau pendapat ini saya utarakan. Tapi itulah logika pasangan yang di ciptakan oleh Allah swt. atas kehidupan di alam ini. Metode Tradisional klenik. Memang tak bisa dipungkiri kalau berlimpahnya materi bisa membuat hidup menjadi lebih mudah. Untuk itulah kadang manusia banyak yang berusaha menjadi kaya materi. Ada yang mengusahakan dengan berdagang seperti yang dilakukan etnis tertentu. Atau berwirausaha dengan keahlian yang dimiliki. Tapi cara lawaran seperti inipun kadang belum tentu menjanjikan. Terlalu lama menunggu rejekinya. Juga membutuhkan modal yang tidak sedikit. Belum lagi faktor nasib atau keberuntungan yang juga turut menentukan keberhasilan cara lugu tersebut. Maka jalan pintas agar cepat berhasil melalui metode klenik adalah alternatif lain yang banyak dipilih. Mereka yang bergerak di dunia usaha relatif akrab dengan cara-cara seperti tersebut. Nah, untuk memastikannya kadang manusia harus meminta bantuan jin atau setan melalui jasa orang pintar atau paranormal yang berprofesi dukun. Agar impian untuk menjadi kaya dalam waktu singkat segera bisa terwujud. Cara tradisional klenik konvensional tersebut sebenarnya tidak hanya berlaku bagi mereka yang berhubungan dengan dunia usaha saja. Kalau masyarakat kecil yang identik dengan orang awam berbuat seperti itu, kaum intelek atau mereka yang berpendidikan tinggipun juga berbuat seperti itu pula. Sama-sama menyukai klenik. Mulai dari mencari kerja, naik pangkat, berebut posisi atau jabatan, mempertahankan posisi atau jabatan, agar disayang atasan, agar terhindar dari jerat hukum, sampai bagaimana caranya untuk menyingkirkan atau bahkan melenyapkan lawan dari panasnya persaingan pribadi. Hal tersebut berlaku di semua instansi atau departemen. Baik di lingkup partikelir maupun pemerintahan. Seakan sebuah persyaratan yang harus di penuhi dalam menggapai sebuah keinginan atau cita-cita. Ketidak-sabaran dan ketergesa-gesaan yang menjadi ciri khas manusia kadang justru mengabaikan cara konvensional tersebut. Sebagian orang yang benar-benar tak kuat menghadapi ujian kemiskinan cenderung memilih jalan sesat. Jalan sesat tapi kecanggihannya tidak kalah dengan cara modern karena tidak terlalu diperlukan kejeniusan otak. Pesugihan. Ya, pesugihan adalah cara sesat murni yang tidak sedikit dipergunakan orang-orang yang tak tahan hidup dalam kemiskinan materi. Disebut sesat murni karena cara ini tak lagi mengindahkan logika berpikir manusia. Orang-orang yang melakukan metode ini tidak mau berpikir panjang atau memeras otak lagi. Mereka ingin kaya mendadak. Tak perduli materi dari dunia nyata atau dunia ghaib. Yang penting kaya raya. Dan mereka akan bisa banyak berbuat sesuatu dengan kekayaan yang mereka dapatkan. Tentu saja mereka tidak mendapatkannya dengan gratis. Karena tidak ada sesuatu yang gratis bagi dunia nyata. Mereka yang berada di alam lainpun memberlakukan tarip khusus berupa sesaji. Sesaji yang bukan hanya sesaji yang bisa didapatkan di pasar tradisional. Tapi sesaji yang diiringi dengan sebuah pengorbanan. Dari sini seperti nampak logis. Sepertinya tidak ada hasil tanpa syarat yang harus dipenuhi lebih dulu. Jika dunia nyata manusia harus berkorban tenaga dan pikiran untuk mendapatkan materi, di dunia ghaibpun manusia juga harus memberikan pengorbanan juga. Jenis sesaji atau pengorbanannyapun juga relatif. Dari mulai materi sampai nyawa. Atau ada juga yang berupa siksaan jiwa alias gila. Baik diri sendiri maupun seluruh anggota keluarga yang menikmati kekayaan hasil pesugihan tersebut. Jenis pesugihan banyak macamnya. Dari mulai memelihara tuyul, babi ngepet sampai memelihara Buto Ijo. Tapi pada dasarnya semua jenis pesugihan adalah kerjasama antara manusia dengan bangsa jin atau setan dengan perantara orang-orang yang ahli dalam hal mistis. Terserah anda, tertarik atau tidak. Yang jelas, jalan pesugihan adalah jalan sesat yang mengandung resiko tinggi. Baik di dunia maupun di akhirat. Jika kita melakukannya berarti jasad kita adalah jasad hidup yang sebenarnya telah mati. Karena kehidupan yang kita miliki sepertinya hampir sudah tidak berarti lagi. Batasan sekat yang ada antara manusia dan setan atau jin sudah kita koyak. Padahal kaya atau miskin adalah ujian kehidupan. Ketika kita memutuskan untuk tidak mengikuti ujian, ketika iu pulalah kita sebenarnya sudah mati sebelum ajal tiba. Metode Tradisional crime. Cara ini sudah banyak dilakukan oleh mereka yang menyukai kekerasan dalam aksi ingin cepat kaya. Menipu, memalak atau ngompas di jalanan dan merampok. Menipu ini banyak ragamnya juga. Dari mulai cara lawaran bermodal mulut manis dan kepandaian akting sampai pada cara menipu dengan menghipnotis calon korbannya lebih dulu. Ada juga cara menipu yang populer dikalangan birokrat dimanapun dia bekerja. Yakni korupsi dan manipulasi. Dengan cara mengubah data-data riil menjadi data-data fiktif. Memark-up anggaran dan pembelanjaan. Memangkas alokasi dana tanpa alasan yang jelas. Menyelewengkan dana nasabah untuk kepentingan pribadi. Menahan turunnya anggaran untuk karyawan dengan maksud mendapatkan interest dari bank. Yang seperti ini sangat sulit untuk di hilangkan. Bahkan hampir mustahil. Sedangkan cara kekerasan dengan memalak atau ngompas tidak akan menghasilkan uang dalam jumlah besar. Cara ini hanya dilakukan oleh penjahat-penjahat kelas teri di jalanan yang relatif sepi. Kadang disertai penodongan senjata tajam. Tapi jangan heran kalau mereka yang kita anggap kelas teri tersebut kelak akan bermetamorfosis menjadi penjahat kelas kakap. Mereka bisa melakukan perampokan berencana untuk menguras harta seseorang atau bank. Kalau cara ini yang dipakai, sebenarnya para perampok bisa juga kaya mendadak, tapi kebanyakan perampok berada di luar lingkaran orang-orang kaya. Berlawanan dengan harta hasil korupsi, kebanyakan pelakunya justru berada di lingkungan orang-orang kaya. Minimal dia termasuk orang kaya di daerah tempat tinggalnya. Menipu, maling, merampok, korupsi dan manipulasi hanyalah salah satu cara mencari rejeki yang masuk dalam kategori perbuatan yang diharamkan oleh agama. Diantara sekian banyak cara mengumpulkan harta, memang cara-cara haram yang menjurus pada kekerasan dan kemusyrikan adalah sebuah pilihan alternatif bagi mereka yang ingin kaya mendadak. Tentu saja hanya mereka yang jauh dari Iman yang mau melakukan cara-cara haram tersebut. Pelaku diantara cara-cara haram tersebut juga ada perbedaan yang sangat mencolok sekali. Meski sama-sama berusaha di kategori haram, sebenarnya diantara pelaku pesugihan kriminal tersebut mempunyai latar belakang kehidupan yang berbeda jauh. Tujuannya memang hampir sama, tapi status sosial pelakunya berbeda 180 derajat. Pesugihan modern. Mereka yang mengaku dirinya beriman tapi hatinya terpatri kuat dengan materi duniawi merasa malu kalau harus menjadi peserta pesugihan klenik maupun pesugihan tradisional kriminal. Mereka memilih untuk kaya raya dengan cara yang lebih halus dan tidak melibatkan kenerja paranormal yang berprofesi dukun. Dengan memanfaatkan jabatan dan wewenang yang dimilikinya, penganut pesugihan modern ini menggunakan bahan dasar kebohongan untuk mengelabuhi mata dan pikiran rakyat. Dengan metode ini para pejabat yang ingin cepat sugih tak menemui banyak kesulitan. Dalam waktu yang relatif singkat mereka bisa membangun rumah mewah. Mengisi dengan mobil dan perabotan yang mewah pula. Mereka juga bebas menghambur-hamburkan uang hanya untuk membeli kemaksiatan. Mereka baru berhenti dari maksiat setelah semua kedok kebohongannya terbuka dan diusut dalam sebuah kasus di pengadilan. Selama puluhan tahun pesugihan jenis yang satu ini merajalela dikalangan pejabat di negara ini. Mereka bebas membeli apa saja yang mereka inginkan. Dari membeli makanan kecil sampai membeli kebenaran yang sebenarnya bukan hak mereka. Hal seperti ini bisa terjadi karena hampir semua sendi kehidupan sudah tidak lagi mempunyai tatanan moral. Ajaran pancasila yang sebenarnya luhur hanya bisa sampai di lisan atau bibir saja. Hingga semua ajaran yang mestinya berimbas pada kebaikan moral, terhenti hanya di mulut saja. Pandai berbicara baik, tapi tak pernah bisa untuk melakukan sebuah perbuatan yang tergolong dalam kebaikan dalam koridor agama. Itulah kenyataan yang terjadi selama berepuluh-puluh tahun di negara yang kita cintai ini. Maka jangan heran kalau kondisi moral masyarakat secara umum saat ini telah porak poranda akibat virus pesugihan yang banyak hinggap di hati masyarakat. Terutama para pejabatnya. Maling atau rampok misalnya, kebanyakan mereka berlatar belakang unskil. Meski terbagi dalam kelompok kelas teri dan kelas kakap, tetap saja kebanyakan mereka lahir dari golongan orang-orang yang sehari-harinya masuk dalam kategori miskin. Meski kadang juga pernah kita dengar ada seorang perampok yang berasal dari keluarga mapan secara ekonomi. Kalau yang seperti ini motivasi merampoknya mungkin sekedar ikut-ikutan atau hanya salah pergaulan saja. Atau juga kita pernah mendengar dalam sebuah kisah ada seorang maling atau rampok yang semua hasil rampokannya diberikan kepada fakir miskin. Tapi untuk saat ini rampok yang baik hati seperti ini sangat sulit kita temukan. Yang paling banyak adalah merampok untuk berhura-hura atau untuk melampiaskan syahwat. Sedangkan koruptor yang mencuri uang negara atau rakyat dengan cara memanipulasi laporan keuangan dan laporan proyek-proyek fiktif adalah perampok ekslusif yang berlatar belakang skill yang mumpuni. Mereka berasal dari masyarakat berpendidikan tinggi yang rata-rata sudah mempunyai jabatan yang tinggi pula. Tapi karena hatinya tidak tersentuh Iman dan tauhid, maka tingkah lakunya tak ubahnya seperti hewan-hewan yang selalu berpikir tentang isi perut dan syahwat maksiat. Keadaan seperti ini sudah berlangsung selama puluhan tahun. Untuk menghapus praktik pesugihan seperti ini sangat sulit sebab yang harus melalui proses hukum yang sangat panjang. Belum lagi menghadapi mafia hukum yang memberi peluang bebas tanpa syarat. Makin sulit saja menghapus tradisi korupsi di negeri ini. Kebanyakan dari aparat bersikap saling melindungi antara satu dengan yang lain. Tentu saja perlindungan yang tidak gratis pula. Mana ada kesepakatan di dunia ini yang gratis ? Selama ratusan tahun hidup dalam cengkeraman dan tekanan penjajah kolonial membuat masyarakat di negara ini tak sabar lagi menunggu kehidupan normal dan lepas dalam kungkungan kemiskinan. Begitu ada kesempatan kecil yang muncul pasti akan digunakan semaksimal mungkin untuk kepentingan pribadi. Maka tak mengherankan pula kalau kehidupan negara yang sedang berbenah setelah hancur selama ratusan tahun ini penuh dengan hiasan korupsi oleh mereka yang tak tahan hidup dalam kesederhanaan. Masuknya budaya asing yang menawarkan gaya hidup modern yang jauh dari bayangan masyarakat kita membuat jalan pintas untuk kaya raya menjadi pilihan yang tak bisa lagi ditolak. Dengan bekal minimnya Iman dan rendahnya kualitas moral, tak sulit membuat tatanan kehidupan moral porak poranda. Pesugihan yang menawarkan kaya raya dan gemerlap kehidupan ala bangsa asing adalah bukti nyata keberhasilan kinerja jin dan setan yang membangkang perintah Allah. Jika mind set kehidupan hanya tertuju pada satu sisi kehidupan yang bersifat duniawi, maka kehancuran kehidupan sisi akhirat tak mungkin dapat dihindarkan lagi. Pada era dunia tanpa batas yang di jembatani oleh kecanggihan tehnologi informasi seperti sekarang ini, orang tidak menemui kesulitan lagi untuk bersahabat dengan setan. Dalam hening dan kesendirian atau berkelompok, orang tak malu lagi untuk hanyut dalam buaian setan di indahnya nafsu syahwat. Ini kenyataan. Belum lagi mereka yang memanfaatkan kecanggihan tehnologi internet untuk pesugihan berkedok penipuan. Berbagai macam penipuan bisa melalui koneksi dunia maya ini. Kondisi kehidupan, baik dalam kondisi kaya raya maupun miskin dan papa hanyalah cobaan dari Allah. Cobaan yang juga bermakna ujian. Keduanya mengandung konsekwensi yang berbeda, meski hasil akhiratnya nanti tak berkaitan dengan kaya atau miskinnya seseorang di kehidupan dunianya. Allah memberi manusia ujian berupa hidup nyaman dan hidup dalam kerterbatasan materi. Kondisi demikian bukan tanpa maksud. Cobaan hidup dalam keterbatasan materi menguji kekuatan keyakinan kita. Sampai dimana kekuatan dan kerelaan hati kita dalam menerima situasi dan kondisi yang serba sulit. Jika kita memahami bahwa hidup untuk kepentingan akhirat, maka pilihan untuk bertahan dan berhasil dalam melewati ujian adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar lagi. Tapi jika kita memahami hidup sebatas hanya dari sisi nikmat duniawi, maka sisi akhirat sudah pasti akan kita korbankan. Hanya demi kenikmatan duniawi saja. Kondisi kaya raya dari seseorang bukanlah jaminan sukses disisi akhiratnya kelak. Cobaan Allah swt di limpahan materi sebenarnya menguji keikhlasan kita untuk melepas materi itu sendiri demi keseimbangan kehidupan. Tapi yang banyak terjadi kemudian adalah pengumpulan dan penimbunan materi itu sendiri untuk kebutuhan hidup yang sebenarnya tidak terlalu banyak membutuhkan materi dunia. Kehidupan dunia seseorang pasti akan berakhir. Jika kita mengakhiri hidup dalam gelimangan harta, jangan dulu pernah berpikir bahwa kita akan masuk surga. Jika pada akhirnya kita akan mati, kenapa kita menumpuk harta yang tak terhingga di tengah kesengsaraan hidup orang-orang miskin? Sedangkan kematian tidak membutuhkan harta. Apalagi harta yang berlimpah. Sedang kebanyakan kita merasa bahagia kalau bisa mati dengan meninggalkan banyak harta. Padahal yang namanya mati sudah pasti tidak bisa lagi merasakan nikmatnya harta dunia. Allah tidak membedakan jasad dan jiwa yang datang kepadaNya dari orang kaya atau orang miskin. hanya ketaqwaan yang membedakan sambutan Allah pada setiap jasad dan jiwa yang datang kepadaNya. Kesalahan mempersepsi kehidupan dunia adalah tanggung jawab diri manusia itu sendiri. Kartu chip berupa akal telah dilekatkan oleh Allah kepada masing-masing otak kita. Jika akal tersebut tidak pernah digunakan untuk memahami arti kehidupan yang sesungguhnya, niscaya hanya penyesalan yang akan kita dapat di akhirat kelak. Untuk itu, jangan memandang kemiskinan seseorang akan menempatkannya di derajat yang rendah dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Besar kemungkinan persepsi tersebut salah besar. Karena Allah hanya memuliakan mereka yang hidup di akhirat kepada mereka yang hidupnya di dunia berbalut Iman dengan sebenar-benarnya Iman. Yang rela dan ikhlas menerima ujian hidup meski harus bergulat dengan segala kesulitan yang ada. Jadi jangan lagi salah mempersepsi bahwa miskin itu dosa. Yang lebih mendekati kebenaran adalah bahwa yang kaya lebih berhak atas limpahan dosa. Maka tak perlu lagi kita berpikir tentang pesugihan dan segala macam pernak perniknya. Hiduplah secara wajar dan apa adanya. Tapi jangan pernah lepas dari usaha atau amal perbuatan yang baik. Kaji dan taati semua apa yang diperintahkan oleh Allah swt. jangan tergiur atau iri hati terhadap gemerlapnya hidup seseorang. Dunia bukanlah tempat untuk bersenang-senang. Dunia untuk amal perbuatan. Tentu saja perbuatan yang dikehendaki oleh Allah. Tuntunan hidup dan segala sesuatu yang berkaitan dengan cara untuk memperoleh cahaya di gelapnya kehidupan dunia sudah ada di depan mata kita. Tergantung diri manusia sendiri, mau berpaling pada Al Qur`an atau mengingkarinya. Pasti kita akan menerima segala akibat perbuatan kita sendiri, bukan orang lain. Gemerlapnya hidup sampai di upacara kematian seseorang bukan pula jaminan akan surganya Allah swt. Kata surga pada setiap kematian yang kadang terjadi hanya sebuah kata-kata penghibur. Kepastian hadiah surga yang dilontarkan oleh seseorang pada upacara kematian hanyalah basa-basi lisan. Kebenaran tentang dimana kita akan tinggal mutlak terletak di pengadilan Allah swt. Manusia hanya bisa berkata tak akan pernah bisa memastikannya. Tak ada manusia yang bisa dipercaya untuk urusan yang satu ini, karena mayoritas manusia membungkus kehidupannya dengan kebohongan. Kebohongan yang membawa manfaat dunia bagi dirinya dan merugikan akhirat orang-orang di sekitarnya. Dan kita semua harus sadar, kalau semua itu adalah kinerja setan dan kawan-kawannya.
Posted on: Thu, 03 Oct 2013 04:29:38 +0000

Recently Viewed Topics




© 2015