[[Catatan Audiensi tertutup]] Pada hari Selasa, 25 Juni 2013 - TopicsExpress



          

[[Catatan Audiensi tertutup]] Pada hari Selasa, 25 Juni 2013 kemarin, telah diadakan Audiensi Tertutup sebagai perpanjangan tangan dari Audiensi Akbar yang telah dilakukan 31 Mei 2013 lalu. Audiensi tertutup dipilih sebagai opsi win-win solution untuk menemukan solusi yang belum ditemukan pada Audiensi Akbar. Audiensi yang digagas oleh Tim Satuan Tugas Audiensi Akbar ini berlangsung di Ruang Rapat lantai 3 Gedung Direktorat. Meski berjudul Audiensi tertutup, nyatanya tidak demikian adanya. Antusias KEMA POLBAN yang diwakili oleh beberapa orang dari masing-masing ormawa cukup meramaikan ruangan. Hadir pula Ketua BEMa Yunus Muharrahman beserta jajarannya, begitupun perwakilan dari MPM semakin melengkapi kekompakan dari pihak mahasiswa. Tak main-main, pihak yang diundang sebagai narasumber untuk audiensi ini pun berasal dari jajaran pembantu direktur, yang hadir all-team, hadir pula Ketua Jurusan Teknik Kimia. Sayang sekali, tak tampak Bapak Mei Sutrisno sebagai Direktur POLBAN pada hari itu. Audiensi dimulai dengan membicarakan permasalahan Outsourcing (swastanisasi) parkiran mahasiswa. Seperti yang sudah disepakati oleh Keluarga Mahasiswa, bahwa mereka setuju, parkiran akan dikelola swasta sebagaimana kampus lainnya. Untuk itu, ajuan pertanyaan yang dikemukakan Tim Satgas, disinggung mengenai sudah adakah tender yang akan mengelola parkiran tersebut. Jawaban dari Bapak Umar Mei selaku Pudir bidang Keuangan terlihat positif, karena sebenarnya mereka pun sudah merencanakan untuk parkiran mahasiswa dikelola oleh swasta, namun tahun-tahun kebelakang dikhawatirkan ada gejolak dari mahasiswa yang tidak setuju akan kebijakan ini. Namun, seiring dengan permintaan Keluarga Mahasiswa sendiri, maka pelaksanaan swastanisasi ini akan segera dilakukan, maksimal tahun depan, dengan merubah terlebih dahulu teknis pelaksanaan pembangunan, yang melibatkan pihak pusat. Ketika ditanyakan mengenai hak-hak mahasiswa dalam pengambilan keputusan tender, beliau berujar bahwa mahasiswa mempunyai hak penuh dengan status user untuk mengambil tender yang paling layak. Adapun tuntutan kelayakan pada masing-masing calon tender tersebut dapat dibuat dalam TOR (Terms Of Referrence) yang berisi apa saja tuntutan kebutuhan mahasiswa sebagai tolok ukur pemenangan tender. Maka bila telah terangkum semua, maka akan diadakan rapat lanjutan di lain waktu untuk mendiskusikan masalah ini. (Kelanjutan dari pembuatan TOR ini dilakukan pada hari Rabu 26 Juni 2013 dengan rakor KEMA, dan kini telah selesai) Berlanjut pada pembahasan Transparansi dana DIPA Pembangunan. Beberapa perwakilan KEMA mulai menanyakan kelanjutan pembangunan di beberapa titik di POLBAN, sebut saja SC, Penerangan, Jalan, Gedung Magister dan lain-lain. Sesuai kapasitasnya, kali ini yang menjadi narasumber yaitu Bapak Mukhtar selaku pejabat pelaksana pembangunan. Beberapa data yang beliau berikan, berikut rangkumannya : a. Gedung Indoor futsal sedang dibuat HPSnya dan disharekan ke tender. b. APBNP 10 milyar telah diturunkan. 4/3 nya digunakan untuk pembangunan Gedung MST (Magister Sains Terapan), sisanya disebar pada perbaikan lain c. SC mulai diperbaiki massif mulai bulan Juni 2013. Untuk perbaikan atap dan keseluruhan dibutuhkan 45 hari. d. Penerangan yang rusak ditarget selama 2 minggu penyelesaian (Mulai 25 Juni) Disinggung mengenai data transparansi untuk pembangunan, beliau berujar untuk transparansi pembangunan publik bisa diikuti di website POLBAN. Tetapi yang masih dalam perencanaan tidak dapat di-publish begitu saja, karena termasuk dokumen Negara. Sementara, perencanaan dapat dilihat di RUP POLBAN. “Dan LSM juga akan ikut mengawasi ini semua,” ujar beliau mantap. Adapun bila ingin mengetahui langsung fakta data-data transparansi mengenai pembangunan yang belum disinggung diatas, maka dapat langsung saja bertanya pada beliau di ruangan UPT-PP Gedung P2T POLBAN. Berlanjut ke pembahasan transparansi dana kemahasiswaan, yang dinarasumberi oleh Bapak Bambang Wisnuadhi selaku Pudir bidang Kemahasiswaan. Ketika disinggung mengenai dana kemahasiswaan yang cenderung macet, beliau mengeluarkan data bahwa Dana yang diberikan pusat sebesar 11 milyar rupiah, namun baru dibayarkan setengahnya oleh DIKTI. Ketika dikritisi mengenai transparansi dan pengawasannya, menurut beliau akan sangat sulit untuk membuat hal ini disalahgunakan karena banyak pengawasan. Juga proses pencairannya juga sangat lama. Beliau pun menyarankan pada ormawa untuk permasalahan SPJ/LPJ nya, kalau bisa 28 hari sebelumnya seharusnya sudah diberikan, untuk mengantisipasi kemacetan dana karena keterlambatan. Tak tanggung-tanggung, Audiens meminta untuk permasalahan ini diminta transparansinya di tempat. Namun beliau berujar bahwa untuk transparasi saat ini tidak bisa diberikan saat ini juga. “adalah hal yang salah jika saya menginformasikan hal yang semestinya tidak diinformasikan pada publik, dan saya juga harus berkonsultasi dulu dengan SPI” ujarnya. Menurut beliau, ada beberapa poin yang termasuk rahasia negara, yang dikhawatirkan akan terjadinya nepotisme dari data yang diberitahukan begitu saja. Namun, menurut beliau, bila mahasiswa berniat baik untuk mengetahui transparansi dana kemahasiswaan secara bertanggung jawab, dipersilahkan untuk datang ke Ruang Pudir Kemahasiswaan di lantai 1 Gedung Direktorat. Berbicara mengenai tranparansi dana perlombaan ormawa, mengenai kegiatan apa saja yang ideal untuk dibiayai, pun dikupas tuntas. Menurut beliau, sistemnya harus berlevel nasional, kompetisinya kredibel dan mahasiswanya sendiri sebagai peserta dari kegiatan perlombaan tersebut. Semestinya, kata beliau, dana ini termaksimalkan oleh UKM yang ada di POLBAN, namun sayang masih ada salah kaprah dalam pengelolaannya sehingga dana besar ini kurang terserap. Mengenai transparansi dananya sendiri, beliau tidak akan memberikan infonya, kecuali pada Ormawa/UKM yang mempunyai kegiatan bersangkutan. Topik lain pun diangkat, yaitu mengenai pengelolaan dana IKM yang berbasis koperasi. Seperti yang sering dialami mahasiswa, dana Kemahasiswaan dari pusat terkadang macet, hingga menyebabkan kegiatan mahasiswa menjadi terganggu. Ketika dibahas dalam rapat sebelumnya, akhirnya KEMA setuju untuk mencoba mengelola dana IKM di tahun depan untuk mengantisipasi kejadian macetnya dana seperti tahun ini. Ketika diangkat, ternyata permasalahan menemui pangkal yang cukup rumit. Menurut Pak Bambang, dibutuhkan pengetahuan mendalam mengenai koperasi dan fungsinya itu sendiri, ditambah dengan menyesuaikan keadaan dengan UU terbaru mengenai Koperasi. Bila gegabah, tentu mahasiswa sendiri yang akan kerepotan. Beliau menyarankan, sebaiknya dibangun terlebih dahulu pondasi dari pengetahuan mengenai pengelolaan dana itu sendiri, terutama terkait koperasi. Namun, ujar beliau, masalah kemacetan dana sedikit banyak bisa diminimalisir dengan sifat entrepreneurship yang dimiliki oleh mahasiswa itu sendiri. Adapun pembahasan terakhir yang diangkat pada Audiensi tertutup ini adalah permasalahan beasiswa. Berikut rangkuman mengenai data masing-masing beasiswa: 1. Dana beasiswa unggulan (SP2D) masih dalam pencocokan data, secepatnya akan dikirimkan ke rek POLBAN, nanti ditransfer ke rek mahasiswa masing-masing. 2. PPA dan BBM sudah masuk DIPA DIKTI dan diurus pusat dan sudah masuk status SP2D, nanti ditransfer oleh bank mandiri ke rekening mahasiswa (tidak melalui rekening POLBAN). 3. Untuk beasiswa BRI, secepatnya akan cair, silahkan bertanya pada bank bersangkutan. 4. Beasiswa Industri ada yang sudah ada yang cair dan belum, silahkan konfirmasi pada perusahaan. 5. Beasiswa Bidik misi sudah cair. Dan Audiensi tertutup pun selesai. Namun, masih ada sesi penting lainnya, yaitu sesi follow-up permasalahan jurusan. Namun, karena hanya ketua Jurusan Teknik Kimia yang hadir dan bisa di follow-up, maka Audiensi pun diakhiri. [MF] – Authorized by Tim Satuan Tugas Audiensi Akbar
Posted on: Sat, 29 Jun 2013 03:20:01 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015