Catatan: artikel ini pernah dimuat pada Tabloit Chatoliclife 15 - TopicsExpress



          

Catatan: artikel ini pernah dimuat pada Tabloit Chatoliclife 15 Juni-15 Juli 2010. Sengaja diturunkan untuk mengenang dengan penuh syukur kehadiran sebuah Paduan Suara Gereja Katolik di tengah sepak terjang karya para misionaris SVD Indonesia di beberapa negara Eropa. Paduan suara yang sama akan menebar pesona di Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero dan di Katedral Maumere, pada akhir pekan ini: 24.08 jam 17.30 dan 25.08 jam 08.00. Dalam nada SYUKUR-BAKTI-HARAPAN mengenang 100 tahun karya misi SVD di bumi Indonesia, diucapkan SELAMAT DATANG! PESONA MIA PATRIA DI BUMI EROPA Setelah sempat menunda keberangkatan karena terkendala jadwal penerbangan sebagai akibat dari meletusnya gunung di Islandia Mia Patria, koor gerejani beranggotakan 33 anak muda katolik dari keuskupan Agung Jakarta, akhirnya berhasil mendarat di bandara Fiumicino Roma, 28 April 2010 dini hari. Kedatangan mereka dengan menggunakan Qatar Airlines, langsung mendapat sambutan hangat dari para wakil kedua Kedutaan Besar RI, di Italia dan Vatikan, selanjutnya diberangkatkan menuju KBRI Vatikan, untuk selanjutnya menginap selama 3 hari. Dalam pementasan terbuka berjudul “Bhinneka Tunggal Ika” di pelataran serbaguna KBRI Vatikan, 28/4/2010, Mia Patria menampilkan beragam lagu dari berbagai propinsi di Indonesia antara lain Alusi Au, Jali-jali, Paris Berantai, Yamko Rambe Yamko, juga beberapa komposisi lagu medley Bubuy Bulan dan Manuk Dadali (Sunda), serta Cublak Suweng, Gundhul Pacul dan Padhang Bulan (Jawa Tengah). Pementasan yang juga dihadiri Dubes RI untuk Vatikan, Dubes RI untuk Italia, WNI dan warga setempat pemerhati kebudayaan tradisional di Indonesia, itu dilengkapi dengan tari-tarian antara lain Tari Bambu, Tari Likurai, Tari Gatotkaca dan penggalan dari Sendratari Ramayana. Dalam sambutannya, Dubes RI untuk Takhta Suci Vatikan Suprapto Martosetomo menyampaikan kebanggaan dan apresiasinya atas upaya gigih generasi muda Indonesia yang tergabung dalam Mia Patria untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat internasional. Lebih lanjut, Dubes RI juga mendorong agar di masa yang akan datang, misi-misi kebudayaan semacam ini dapat ditingkatkan untuk makin memperkenalkan Indonesia di dunia internasional. Dekat dengan para misionaris Perjalanan misi budaya Mia Patria kali ini boleh dilihat sebagai buah kedekatannya dengan para misionaris Indonesia yang berkarya di Eropa. Buktinya, Mia Patria tampil pertama kali mengiringi misa kudus justru di Generalat para misionaris Serikat Sabda Allah (SVD), tanggal 29 April 2010. Penampilan Mia Patria di hadapan Pater Jendral, Anton M. Pernia, SVD bersama kaum religius dari manca negara itu diinilai Linus Putut Pudyantoro, pemimpin paduan suara sangatlah beralasan, karena, kata Linus, suksesnya misi budaya Mia Patria selama di Eropa berkat dukungan dan kerja sama yang erat dengan para misionaris SVD asal Indonesia yang berkarya baik di Italia, Swiss maupun Jerman. “Bernyanyi di rumah Generalat para misionaris SVD sedunia ini bagi kami adalah satu kehormatan besar sekaligus kesempatan untuk berterima kasih kepada Serikat yang bantuannya tengah kami rasakan lewat tangan para anggotanya”, tutur Linus yang menggubah lagu khusus Verbum Dei untuk SVD. Para hadirin, yang umumnya para pastor, biarawan serta para warga Indonesia di Roma sangat terkesan mengikuti perayaan Ekaristi yang berlangsung meriah dengan lagu dan tarian yang lahir dari kekayaan tradisi gereja Indonesia. Lebih dari itu hadirin juga terpukau selama menyaksikan konser budaya suguhan Mia Patria, langsung sesudah misa. Setelah ikut menyaksikan penampilan Mia Patria, dalam lagu, musik dan tarian Pastor Yohanes Nowin, SVD, pastor asal Indonesia itu berkomentar: “Mia Patria memang kelompok yang sangat profesional. Hebat! Syukur bahwa masih ada orang-orang muda yang menaruh minat pada seni budaya semacam itu. Banyak hal jadi indah, meriah, terlebih kemuliaan Tuhan bisa dirasakan lewat kehadiran dan pemberian diri, bakat mereka”, ungkap pastor yang berbakat dirigen itu. Hal tersebut diperkuat oleh rektor Collegio SVD, Pastor Tim Lenchak, SVD ketika dimintai kesannya, “Bagaimana mungkin orang bisa merasa bosan dengan koor yang sangat profesional itu? Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, dan saya tidak menyesal karena telah menyaksikan sebuah konser begitu indah”, kesan pastor kelahiran Amerika itu. Kedekatan Mia Patria pada para misionaris terasa jelas juga ketika mereka berada selama seminggu di Bolzano, Italia utara. Ada sejumlah paroki dengan ribuan umat terbuka untuk menyambut kehadiran Mia Patria dalam perayaan ekaristi ala Indonesia dan konser budaya. Kemudahan untuk pentas, termasuk kebutuhan konsumsi, transportasi dan akomodasi selama misi budaya di wilayah itu mereka kecapi dengan cuma-cuma karena kedermawanan umat di kaki pegunungan alpen itu. Bahkan ada kelompok para ibu yang menyiapkan makanan dan ada kelompok lain mengatur transportasi ke tempat pentasan. Ribuan umat tak jemu-jemu ingin menghadiri misa dan menyaksikan konser suguhan Mia Patria. Dan itu semua, berkat kerja keras Pastor Herman Kaiser, SVD, mantan misionaris Austria di Kupang, Timor, yang sekarang ini menjabat pastor paroki di wilayah itu. Herman, demikian sapaan akrabnya, membentuk kelompok khusus untuk membantu kelancaran misi budaya Mia Patria di Tiro Selatan, karena katanya, anak-anak muda katolik perlu merasa senang dan betah selama berada di Gereja Eropa. Jembatan antara Gereja dan politik di Tirol Selatan Selama seminggu di Tirol Selatan, Mia Patria tidak pernah berhenti berjalan dari kota dan desa, masuk gereja dan naik panggung untuk menampilkan kekayaan budaya Indonesia. Tampilan yang terasa paling unik terjadi di kota Laives, ketika Mia Patria melantunkan lagu-lagu nusantara di tengah suasana kampanye partai demokrasi di kota kecil itu. Penampilan di tengah taman kota yang terjadi hanya 30 menit sebelum perayaan ekaristi itu ternyata menjadi awal yang baik untuk menarik dan membawa sebanyak mungkin penghuni kota itu masuk gereja. Hasilnya ratusan umat hadir memadati perayaan Ekaristi dalam tiga bahasa petang itu: bahasa Indonesia, Jerman dan bahasa Italia. Selain bernyanyi dan menari dalam corak khas Indonesia, Mia Patria juga menyanyikan lagu gereja dan lagu rakyat italia yang dipelajari selama perjalanan misi budaya. Di Fede, wanita yang calon kuat untuk wali kota dari partai demokrasi kagum akan keluwesan anak-anak muda itu. “Mereka tidak hanya tampil di gereja tapi langsung mulai dari tengah taman kota, di tengah kerumunan massa untuk menjembatani gereja dan masyarakat politik di kota ini”. Wanita muda yang lama berkecimpung dalam sepak terjang kehidupan politik di kota berbahasa Jerman dan Italia itu selanjutnya berkesan, “Kami sangat senang dan menerima dengan senang hati kehadiran Mia Patria karena penampilan anak-anak muda itu mencerminkan sekali kesatuan dan harmoni di tengah berbagai perbedaan yang ada di kota kecil ini. Kehadiran mereka sungguh satu kejutan yang bagus dalam suasana kampanye politik kami”. Minat dan perhatian besar penduduk kota kecil itu bertambah-tambah, Di mana-mana Mia Patria selalu dihampiri untuk bergambar bersama, bernyannyi atau menari bersama. Malah ada segelintir umat dari paroki tertentu yang selalu ikut hadir ke mana saja Mia Patria akan tampil. Selain tampil di Bolzano dan Laives, paduan suara yang mendapat dukungan juga dari Keuskupan Bolzano-Bressanone itu tampil di pedalaman Tirol Selatan, mulai dari Pineta, San Genesio dan Lagundo. Pada tanggal 6 Mei 2010 Paduan Suara yang mengharumkan nama Indonesia di wilayah itu meneruskan misi budaya menuju Swiss dan Jerman. (Pice Dori)
Posted on: Thu, 22 Aug 2013 01:15:33 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015