Code Game : L D Kategori : Serial Fiksi Misteri Episode : #2 - TopicsExpress



          

Code Game : L D Kategori : Serial Fiksi Misteri Episode : #2 Kematian Penulis : Ersa Anindra Ny. Florentina sendiri nasibnya tak lebih beruntung saudara perempuannya. Sebulan setelah Nyonya Dina meninggal, ia pun menyusul. Ada yang memasukan racun kedalam botol obat anti alerginya, ia selalu menolak pil ataupun kapsul sebab ia selalu mengeluh karena tak mampu menelannya. Ny. Florentina alergi terhadap makanan tertentu, hingga ia selalu mencurigai setiap benda asing berbentuk padat masuk kemulutnya. Pernah ia keracunan gara-gara mengunyah udang dalam sebuah perjamuan makan malam, hampir seluruh wajah dan tubuhnya memerah bengkak dan menimbulkan rasa gatal yang luar biasa. Akhirnya ia harus dirawat dirumah sakit karena sakit perut yang hebat menyertai rasa gatal yang membuat kulitnya memerah seperti kepiting yang direbus dalam air mendidih. Setelah sembuh, melihat udang saja ia langsung berkeringat dingin, nafasnya jadi sesak dan kontan memuntahkan seluruh isi perutnya tanpa bisa dicegah. Sore itu Ny. Florentina sedang duduk disamping rumah sekedar menikmati pemandangan diluar rumah yang kebetulan tepat diseberang taman kota, ia dapat melihat kegiatan orang-orang yang membawa menggelar piknik bersama keluarga, atau para remaja yang berkelompok membaca, dan beberapa pasangan yang membawa pacarnya jalan-jalan mengitari di taman itu. Ia meminta pembantunya membawakan secangkir the dan roti buatannya yang baru keluar dari oven, ia menarunya diatas meja makan, terbit selera makannya ketika melihat suasana harmonis ditaman itu, ada anak-anak kecil berlarian berebut bola, dan anak-anak yang merengek minta belikan balon. Ia tersenyum kecil melihat semuanya, baru beberapa kunyahan roti mendadak ia memuntahkan semuanya. Ada yang menyisipkan udang kedalam roti hasil panggangannya sendiri, bentuknya sama persis dan masih panas, ia tak mungkin seceroboh itu! Ia buru-buru masuk, gatal-gatal mulai menyerangnya. Gemetar tangannya mencari obat alergi serta salep anti alergi dikotak obat yang tergantung rapi di dinding, bibir, mata dan hidungnya terasa menebal, lehernya membengkak hingga ronda pernafasan mulai menyempit. Lendir didalam tenggorokan terasa mengental seketika ia bergidik mual ingin memuntahkannya. Ia mulai menggosok salep itu kebagian-bagian yang gatal. Ia buru-buru meminum obatnya, ia hanya bisa mendelik muntah kehijau-hijauan bercampur darah, erangan panjang menahan siksa yang benar-benar membuatnya kesakitan dan berguling disofa hingga jatuh kelantai dengan mulut berlendir busa hijau kemerah-merahan. Polisi menemukan racun arsenikum di botol obat dan salepnya. **** Tentu saja Viola berang ketika tahu ia dan Garry menjadi tersangka utama pembunuhan kedua tantenya, dalam pembicaraan ia sempat protes dan mengadu kepada abangnya, Damar. Kebetulan setelah empat puluh hari meninggalnya ayah mereka, Damar sudah kembali ke Morocco atau Maroko adalah sebuah Negara di benua afrika yang terletak di barat laut afrika, untuk memenuhi kontrak kerjanya. Damar sendiri menginap disebuah hotel Ceuta, ditengah kota Maroko, ia sangat jatuh hati dengan Negeri Matahari Terbenam tersebut, pada keindahan kota dan alamnya. Semua membuatnya lebih betah berlama-lama. Sepanjang jalan menuju hotel, Damar hanya melihat satu dua perempuan di jalan itu pun turis, selebihnya laki laki, di Maroko adalah tabu bagi perempuan untuk keluar malam. Ketika sampai dilobPenulis hotel ia ingin mengambil kunci kamarnya dimeja resepsionis, pada saat itulah seorang petugas hotel menyampaikan ada yang menelpon dari Indonesia. Ia bergerak lamban menuju meja telepon yang terletak didalam gang disudut keremangan bagian hotel itu. Rupanya petugas hotel tengah memanggil orang memperbaiki lampu.Damar hanya bisa mengerut keningnya mendengar berita meninggalnya kedua adik ayahnya. Dan lebih pusing lagi mendengar Viola dengan emosi yang meledak-ledak menyatakan bahwa ia beberapa kali dipanggil ke kantor polisi bersama Garry menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan tersebut. Tangis Viola yang histeris hingga isak sedu sedannya terputus-putus bertanya, “Damar, apa kau bersedia merawat kedua anakku, Angga dan Kartika. Jika aku dan Garry akhirnya dijebloskan kepenjara karena kesalahan yang tidak kami lakukan?”isaknya putus asa. Damar berjanji akan mencari pengacara handal untuk mereka berdua dan menjanjikan mereka tak akan mengalami hal buruk seperti yang Viola bayangkan. Dan Damar memenuhi janjinya. Sebagai seorang abang ia wajib melindungi adik satu-satunya yang ia miliki. “Damar, aku dan Garry menggunakan sebagian uang milikmu dari hasil warisan tante Dina dan tante Florentina, belakangan Garry terlibat hutang judi”kembali tangis Viola pecah, Damar sendiri merasa masih belum ada kebutuhan mendesak jadi mengiyakan saja. Itu yang terakhir kalinya ia mendengar suara adik kandungnya. Dua hari kemudian ia menerima kabar jika sepasang suami itu terbunuh dimobilnya secara mengenaskan. Leher Garry digorok nyaris putus. Viola sendiri mati kehabisan nafas dibekap dengan plastik yang disarungkan ke kepalanya. Proses kematian Viola sendiri sebenarnya dipercepat oleh rasa frustasi dan kepanikan. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri suaminya disiksa hingga mati, seandainya ia bisa lebih fokus ia bisa menyelamatkan dirinya. Sebab orang-orang itu sama sekali tak punya keinginan untuk menyiksanya. Ia mati setelah melihat wajah orang yang membekapnya, dengan wajah nyaris tak percaya. Ia terguncang hebat. **** Wisnu adik ibunya pun ditemukan mati gantung diri sebulan setelahnya, saat itu dia sedang gencar-gencarnya ikut kampanye untuk sebuah partai yang mengunggulkan dirinya sebagai kandidat yang akan menduduki kursi legislatif dengan perolehan suara yang cukup signifikan, hampir semua orang memprediksikan kemenangan gemilangnya. Bukan pembunuhan, murni bunuh diri. Begitu kesimpulan hasil forensik dilapangan, sebab tak ditemukan tanda kekerasan ditubuh korban saat ditemukan dilokasi. Mereka juga menemukan ceceran sperma yang lazim terjadi pada orang yang melakukan bunuh diri. Lidahnya terjulur dan wajahnya membiru. Polisi kemudian menemukan beberapa foto dan rekaman video yang berhasil diselamatkan timnya, rupanya korban ingin memusnahkannya secara tergesa-gesa dengan cara membakarnya, ia kelihatan tertekan dan putus asa saat menemukan sebuah amplop lagi dimobilnya. Terbukti ia sempat emosi saat membuka amplop terkesan dirobek-robek secara kasar. Ada sedikit sisa-sisa sobekan yang ditemukan dilantai mobil. Dan beberapa potongan foto yang digunting-gunting dengan gemas. Ternyata pelaku mengetahui sebuah rahasia besar. Prilaku seks menyimpang yang rutin dilakuan korban. Dapat hasil temuan, disimpulkan bahwa korban adalah seorang homoseksual berdasarkan foto-foto mesra dan video yang menggambarkan hubungan intim korban dengan beberapa lelaki berkewarganegaraan asing. Diduga itu adalah perbuatan rivalnya dalam persaingan memperebutkan kedudukan sebagai seorang anggota dewan legislatif. Benarkah? Atau ada seseorang yang memanfaatkan suasana tersebut untuk mengaburkan penyelidikan polisi kearah pelaku. Hingga sekarang kasus tersebut mengalami jalan buntu. Memang ada beberapa kandidat yang dicurigai namun segera dilepaskan atas asas praduga tak bersalah, banyak alibi yang menguatkan mereka. **** Damar merasa bebannya sebagai seorang paman menjadi semakin yang berat, Ia putuskan hidup melajang sampai hari tuanya sebab bahaya masih selalu mengincar kapan saja jika ia lengah, ia habiskan waktunya untuk bekerja, mereka kerap kali berpindah tempat demi keselamatan kedua keponakannya. Beberapa kali ia harus menderita karena ulah seseorang yang mencoba mencelakakan dirinya dengan sengaja dan beberapa kali harus berurusan dengan polisi serta masuk rumah sakit, ia bersyukur orang yang mengincarnya itu tidak menculik atau pun menyakiti Angga dan Kartika yang saat itu masih kecil-kecil. Untuk membesarkan kedua keponakannya yang sudah sebatang kara, meski ia secara fisik lebih memanfaatkan jasa pengasuh untuk kedua keponakannya semasa kecil. Tapi meminta mereka untuk tinggal bersama mereka dirumah selama ia tidak berada dirumah. Ia selalu mencari penduduk setempat bukan dari sebuah biro penyalur jasa. Sekarang, hilangnya Kartika memang telah menjadi obsesi sendiri bagi Damar. Ia menghabiskan sisa hidupnya, bahkan pensiun dini dari perusahaannya, untuk mencari misteri dibalik hilangnya Kartika, keponakan yang sudah dianggap seperti anak kandungnya sendiri. Damar mempunyai tujuan tersendiri, sebenarnya penugasan Angga mencari titik temu tentang misteri hilangnya adi kandung Angga yang bernama Kartika, karenanya ia menyimpan rapat rahasia itu, tak mau keluarganya yang ikut menjadi pemegang saham perusahaan tahu tujuan Angga sebenarnya ada di sana. Damar berhasil meyakinkan Angga untuk menerima pekerjaan itu menggantikan posisinya, yang awalnya tak memiliki minat sedikitpun. Dan berkat Angga, ia menemukan berbagai kecurangan-kecurangan yang terjadi dalam perusahaan yang mereka jalankan selama ini. Sebelum menghilang Angga banyak bercerita tentang anak salah satu sepupu Damar, “Aprianto, maksudmu? Ya benar, dia anak dari saudara perempuan kakekmu yang nomor tiga. Kakekmu itu empat bersaudara dari ibu yang sama. Entah bagaimana caranya kakek buyutmu memiliki banyak istri”kekeh Damar. “Mereka semua kelihatan sedikit kurang akrab satu sama lain, kurasa. Dan kenapa hanya kedua saudara perempuan kakek saja yang menerima warisan. Apa nenek hanya memiliki saudara laki-laki yang bernama Wisnu?”tanya Angga. Ibunya Aprianto sudah lama meninggal. Ya, nenekmu hanya dua bersaudara dan sekarang keduanya sudah tiada. Om Wisnu, malang sekali nasibnya”desah Damar menghela nafas panjang Angga bersahabat baik dengan Zacky, yang juga termasuk salah satu pemegang saham perusahaan milik kakeknya, ia mengetahui jika Zacky mempunyai kekasih tak resmi bernama Milly, sebab sebenarnya Zacky sudah menikah. Milly bekerja di perusahaan yang sama atas rekomendasi ayah Zacky, Aprianto. Dan Aprianto itu posisinya sebagai salah seorang sepupu pamannya, Damar. Merekalah yang berkomplot menggelapkan uang perusahaan dengan alasan proyek dan kegiatan-kegiatan tidak jelas. Tapi laporan Angga sudah masuk ketangan Dewan Pemegang Saham. Damar hanya bisa meminta tolong keponakannya, Angga, untuk menguak misteri hilangnya Kartika. Penyelidikan Anggai sempat mengalami jalan buntu, hingga akhirnya di suatu hari, ia menyadari bahwa ada sesuatu yang mengerikan yang terjadi dalam keluarga mereka. Melalui buku harian Kartika, Angga sedikit demi sedikit mengungkap misteri mengerikan dalam sejarah keluarga mereka yang tak pernah diceritakan oleh pamannya. Kartika membeberkan pembunuhan-pembunuhan yang terjadi di belakang pembagian warisan kakeknya kepada Damar. Dan juga tentang penyalahgunaan uang tersebut oleh ayah kandung mereka, Garry semasa hidup. Angga tertarik dan ia juga mulai mencoba menghubungan semuanya dengan sebuah permainan game yang tertulis dibuku harian itu, tapi sayangnya itu menjadi bumerang bagi dirinya, karena ia pun tiba-tiba lenyap bagai ditelan bumi. Damar menjadi semakin putus asa. Sebab saat Angga mengirim buku harian itu kepadanya melalui pos, ia baru membaca setengahnya, tiba-tiba ada pukulan keras menghantam tengkuknya. Ia sadar setelah pingsan sebulan lamanya dirumah sakit. Dan buku harian itu tak pernah lagi ditemukan, akibat seringnya menderita kena pukulan akhirnya ia menderita Parkinson dimasa tua(bersambung)
Posted on: Mon, 05 Aug 2013 00:49:11 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015