Copas dari seorang sahabat : Mas Csr Lombok. Tulisan yang cantik....... Wiranto : Presiden berpendidikan setara S1 atau Presiden berdoktrin setara S1 Saya setuju dengan ungkapan wiranto, bahwa presiden selayaknya berpendidikan setara S1, artinya presiden memang harus memiliki wawasan minimal seperti itu, sukur sukur kalau bisa lebih. Tidak bisa di pungkiri bahwa pendidikan memang sangat penting, tanpa pendidikan wawasan seseorang akan sempit. Hanya saja menilai pendidikan hanya dari selembar kertas juga salah kaprah, atau menilai pendidikan hanya dari segi keilmuan yang di dapat dari universitas, tentu saja tidak mewakili pendidikan secara utuh, menilai pendidikan hanya dari sudut pendidikan formal saja, akan terasa sangat sesak. Sangat banyak variable yang berperan dalam diri seseorang untuk bisa sukses dalam segala hal, pendidikan formal hanya salah satunya, hanya salah satu, bukan satu satunya. Variable yang lain adalah kecerdasan individual, kecerdasan kolektif, ketekunan, tekat yang kuat, semangat, kejujuran, pantang menyerah serta mau belajar dan terus belajar, mau mencoba dan terus mencoba. jadi saya tekankan sekali lagi “pendidikan formal hanyalah salah satu variable yang menentukan keberhasilan seseorang “------ bukan satu satunya Seseorang akan berhasil apabila bisa menggabungkan seluruh variable tersebut menjadi satu langkah dan satu pemikiran, tidak bisa berat sebelah, tidak bisa cerdas saja tetapi mudah putus asa, tidak bisa lulusan terbaik tetapi tidak punya kejujuran. Ketidak seimbangan pada salah satu variable, memudahkan untuk menuai kegagalan. Banyak contoh yang memiliki pendidikan formal dengan gelar yang luar biasa akan tetapi gagal dalam menyeimbangkan dengan variable lain sehingga gagal dalam pandangan orang banyak. Salah satunya adalah Profesor dari ITB yg kemarin tertangkap KPK, dan satu lagi dari Mahkamah Konstitusi yg juga tertangkap KPK. Siapa yg bisa menyangkal bahwa mereka adalah orang hebat dalam pendidikan formal..? Lalu bagaimana dengan Dahlan Iskan, pendidikan formalnya hanya setingkat SLTA, gagalkah dia..?, tidak pantaskah menjadi presiden..? Tentu saja bagi orang picik yg menilai keberhasilan dan kepantasan dari satu variable saja, yaitu pendidikan formal, Dahlan iskan adalah sosok yang gagal. Gagal menempuh pendidikan formal, akan tetapi apa sebenarnya tujuan pendidikan formal..? tentunya untuk mendapat pengetahuan formal,salah satu variable yg di butuhkan untuk mencapai kesuksesan dalam hidup. Kembali lagi ke Dahlan Iskan : bagaimana kehidupan Dahlan Iskan..? Sebagai pengusaha beliau Sukses, Sebagai bapak beliau juga sukses, sebagai suami hampir tidak ada celanya, sebagai dirut PLN beliau sukses, sebagai Mentri BUMN pun beliau sukses. Dahlan Iskan mampu menggabungkan kecerdasan formal, kecerdasan individual, kecerdasan kolektif, ketekunan, tekat yang kuat, semangat, kejujuran, pantang menyerah dan variable variable lain dalam keseimbangan antara pikiran dan tindakan. Apakah ini masih belum setara S1…? Karena belum mempunyai pendidikan formal S1…? Jawabannya sangat tegas, di ungkapkan dalam pemberian Doktor Honoris causa di Kampus IAIN Wali songo semarang. Pemberian gelar ini di dapat bukan dari lembaga sembarangan, pengakuan ini di dapat dari lembaga formal….yg di akui secara formal dan di lakukan oleh para professor yang mendapat gelar secara formal…………lalu masih kurang formal kah..? Bagi orang seperti Wiranto, sulit untuk memahami hal ini, karena baginya pendidikan adalah Doktrin, patuh pada atasan , mengikuti perintah atasan, dan menjalankan kemauan atasan, lalu bagaimana kalau atasannya lengser, sudah pasti dia bingung harus berbuat apa, karena memang hidupnya di bawah komando, tanpa komando dia tidak tau harus berbuat apa. Dia tidak biasa di didik, dia biasa di doktrin. sulit memang menggunakan akal sehat yang kita punya kalau terbiasa menggunakan akal orang lain, yang belum tentu sehat. Salam Penulis.
Posted on: Sat, 05 Oct 2013 01:31:14 +0000