Craig Unger, wartawan dan penulis terkenal lulusan Harvard - TopicsExpress



          

Craig Unger, wartawan dan penulis terkenal lulusan Harvard University, pernah menulis bahwa kebijakan politik Amerika Serikat di Timur Tengah selalu berkaitan dengan dua hal: minyak dan Israel (lihat bukunya, House of Bush, House of Saud, Scribner 2004). Artinya, semua tindak-tanduk Amerika Serikat di kawasan itu mesti terkait kepentingan negeri super-power itu akan minyak mentah atau kepentingannya untuk melindungi Israel, sekutu dekatnya sejak Perang Dunia II. Sebagai negeri dengan ekonomi terbesar di dunia bisa dimengerti kebutuhan Amerika Serikat akan minyak mentah. Image Karena Timur Tengah merupakan sumber terbesar minyak dunia, wajar Amerika Serikat selalu mempertahankan pengaruhnya di kawasan itu. Tapi Israel? Ini memang agak membingungkan. Dilihat dari sudut mana pun sebenarnya Amerika Serikat tak membutuhkan Israel. Sejak perang Arab Israel Oktober 1973, Amerika Serikat selalu membantu negara Yahudi itu sekitar 3 milyar dollar/tahun. Bantuan terus diberikan sekali pun Amerika Serikat sendiri sedang dilanda krisis ekonomi seperti pada 2008. Tak satu negara pun di dunia yang mendapat bantuan seperti itu dari Amerika Serikat, bahkan tidak juga negara-negara Eropa yang selama ini menjadi sekutu terdekatnya. Tak aneh kalau Israel muncul sebagai negara yang kuat secara militer dan ekonomi di Timur Tengah ekonominya kira-kira setara Korea Selatan. Ngototnya Amerika Serikat membela kepentingan Israel seringkali justru merugikan negara adikuasa itu terutama terkait hubungannya dengan sejumlah negara Arab. Malah Amerika Serikat picing mata ketika Israel membangun arsenal nuklir di Dimona, Gurun Nejev, dekat perbatasan Israel Jordania. Itu menjadikan Israel satu-satunya negara pemilik senjata nuklir di Timur Tengah. Sementara itu Amerika Serikat terus-menerus menekan Iran hanya karena negeri itu membangun pembangkit listrik tenaga nuklir. Dua ahli terkemuka, Profesor John J.Mersheimer dari University of Chicago, dan Profesor Stephen M. Walt dari Harvard University pernah membuat studi tentang masalah ini. Dan menurut mereka sikap Amerika Serikat terhadap Israel sama sekali tak ada hubungannya dengan kepentingan negara itu sendiri, termasuk kepentingan politik luar negeri Amerika Serikat. Kalau kenyataannya Amerika Serikat selalu mendukung Israel, menurut mereka, tak lain karena pengaruh lobi Israel, yaitu lobi dari orang-orang Israel atau orang Amerika Serikat keturunan Israel yang berada di Amerika Serikat (lihat The Israel Lobby and U.S. Foreign Policy, oleh Profesor John J.Mersheimer dan Profesor Stephen M.Walt, Farrar, Straus and Giroux, 2007).
Posted on: Sat, 03 Aug 2013 08:11:58 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015