Diskusi qobla Subuh dengan Kang Rihan Handaulah dan Fajar Cipta - TopicsExpress



          

Diskusi qobla Subuh dengan Kang Rihan Handaulah dan Fajar Cipta Yudha Perkasa. Mohon koreksinya kalau2 ada yang saya salah tangkap. Dan kalau ada literatur yang menjelaskan poin-poin ini lebih detail boleh dishare Kang Rihan. Saya ingin pelajari lebih dalam. Dampak Pencabutan Subsidi BBM di Indonesia Harga bbm yg mengikuti harga pasar sebenarnya merupakan satu solusi bagi masalah2 negara. Bahkan ada beberapa negara yang membebankan pajak pada bbm. Tambahan penghasilan negara ini dapat digunakan untuk memberikan kesejahteraan yg cukup bagi warga negara yg kurang berdaya. Selain itu, pencabutan subsidi juga akan membuat masyarakat lebih cerdas, akan muncul inisiatif2 utk memproduksi energi alternatif. Otomatis masalah kekurangan energi lebih teratasi. Sayangnya, diperlukan beberapa prasyarat agar hal ini bisa terlaksana. Prasyarat yang baru bisa dipenuhi oleh negara2 maju. Jika pencabutan subsidi bbm dilakukan di negara2 berkembang, justru akan "membunuh" orang2 miskin karena pendapatan mereka tidak bisa menopang biaya hidup. Selain itu pertumbuhan ekonomi akan melambat karena industri kehilangan keunggulan komparatif yg didapat dari biaya transportasi dan produksi yg rendah. Agar efek buruk ini tidak terjadi, negara perlu menjamin 5 hal, yakni: pendidikan, kesehatan, perumahan, transportasi, dan iklim investasi yang baik. 5 jaminan ini dapat tercapai jika GDP negara cukup dan masyarakat percaya pada pemerintah. Begitu 2 hal ini tercapai, pemerintah bisa memperoleh dana yg cukup dari penarikan dan penyaluran pajak. GDP Indonesia saat ini(usd 3500) ditambah dgn koefisien Gini yg masih besar 0,41) belum cukup untuk bisa menopang pencabutan subsidi bbm secara keseluruhan, apalagi jika menambah beban pajak. Saat ini Indonesia memiliki salah satu pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia. Walau masyarakat tidak merasakan adanya kepemimpinan di tingkat negara, ekonomi masih tumbuh 6%. Selain oleh penjualan batu bara dan sawit, ekonomi Indonesia ditopang oleh adanya bonus demografi yg mendorong besarnya tingkat konsumsi dalam negeri. Salah satu hal yg perlu dikhawatirkan adalah jika tahun 2040-2050 nanti bonus demografi ini berakhir, GDP Indonesia masih akan nanggung, belum dapat menanggung beban generasi tua yg sudah tidak produktif. Hal yg terjadi pada China saat ini, yang termakan oleh senjatanya sendiri yakni kebijakan 1 keluarga 1 anak. Kebijakan yang paling tepat bagi subsidi bbm saat ini adalah pencabutan secara perlahan sesuai dengan peningkatan pendapatan masyarakat. Catatan tambahan: pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini cukup sehat, berbeda dengan pertumbuhan ekonomi orde baru yang didorong oleh utang luar negeri dan penyempitan kesempatan berusaha lewat konglomerasi.
Posted on: Sun, 04 Aug 2013 00:50:00 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015