Dongisi Kekar Harumkan Alor di Kendari Pujian Dongisi Kekar - TopicsExpress



          

Dongisi Kekar Harumkan Alor di Kendari Pujian Dongisi Kekar sukses membawa Alor meraih tropi tertinggi kategori etnis dalam perhelatan lomba Pesparawi tingkat Nasional di Kendari, Sulawesi Tenggara, 3-11 Juli 2012 silam. Dibawah arrangement Yulis A. Djobo, ia menyulap pujian yang pendek ini menjadi sebuah kesatuan cerita yang hidup. Terinspirasi oleh Amsal 3:9-10 yang mengatakan : 3:9 Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, 3:10 maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya, Djobo menjadikan Dongisi Kekar bernilai mahal. Dongisi kekar itu sendiri menurut Djobo merupakan sebuah lagu yang sering dinyanyikan dalam ritual syukuran panen atau yang sering dikenal dengan makan baru. Syukuran makan baru ini merupakan sebuah ungkapan syukur kepada Tuhan atas berkat yang telah Tuhan berikan melalui hasil panen tahun ini. Semua hasil panen yang pertama dibawa dan dipersembahkan kepada Tuhan oleh masing – masing orang sebelum hasil panen itu dinikmati. Setelah dipersembahkan kepada Tuhan kemudian dilanjutkan dengan prosesi makan baru dimana masing – masing orang yang datang membawa hasilnya kemudian dinikamti secara bersama – sama di rumah adat. Dan setelah pesta makan selsai barulah dilanjutkan dengan kegiatan lego – lego bersama diiringi musik gong dan tambur sebagai bentuk ekspresi sukacita atas berkat tahun ini. Sudah menjadi tradisi dimana setelah musim panen, hasil panen tahun ini belum bisa dimakan kecuali ketika kepala suku memanggil semua masyarakat yang telah selesai melakukan panen tahun ini dan mengumumkan bahwa musim panen telah selesai dan hari ini merupakan hari bagi Tuhan; bawalah hasil ladang dan kebun yang masih baru dan persembahkanlah kepada Tuhan. Semua orang yang mendengarkan berita itu itu kemudian saling memanggil dan memberitahukan serta mengajak satu kepada yang lain, dan masing – masing kampung yang berbeda – beda mereka datang memenuhi panggilan kepala suku di rumah suku dengan membawa hasil panennya masing – masing. Setibanya di rumah suku mereka langsung mempersembahkan itu ke hadapan Tuhan kemudian baru mereka memakannya secara bersama – sama dan diakhiri dengan tarian lego – lego yang menggambarkan bagaimana sukacitanya mereka dalam menyambut berkat Tuhan (Seka)
Posted on: Mon, 23 Sep 2013 02:01:12 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015