ETS, Solusi Permasalahan Ekspor Sarang Walet Produsen dan - TopicsExpress



          

ETS, Solusi Permasalahan Ekspor Sarang Walet Produsen dan pengusaha sarang burung walet nasional sedang mengalami keterpurukan. Ekspor rumah burung walet tidak dapat masuk ke China akibat tidak lolos tes kualitas. Untuk mengatasi hal itu, pusat studi transportasi dan logistik LPPM ITS menawarkan sebuah aplikasi bernama Electronic Traceability System (ETS) yang dapat mendeteksi kualitas produk. Traceability adalah sebuah metode penelusuran produk yang ditujukan untuk mengetahui sejarah pembuatan dan kualitas produk. Sedangkan ETS merupakan aplikasi yang digunakan untuk menjalankan metode tersebut. 'Di negara-negara maju metode ini sudah banyak diterapkan. Sayangnya, di Indonesia masih belum,' ujar Iwan Fanany PhD, Wakil Ketua Pusat Studi Transportasi dan Logistik LPPM ITS. Sehingga banyak produk Indonesia yang tidak layak ekspor namun tetap dikirim. Akibatnya, ketika tiba di negara-negara tujuan, barang-barang tersebut tidak dapat masuk karena gagal lolos tes kualitas. Dampaknya, produk tidak dapat di jual dan produsen di Indonesia mengalami kerugian. 'Salah satunya, ekspor sarang burung walet yang tertahan di perbatasan China,' jelas Iwan. Untuk itu, LPPM ITS menawarkan ETS sebagai solusi. Aplikasi ini sudah teruji untuk mendeteksi kualitas buah-buah lokal Indonesia yang akan di ekspor ke luar negeri. Di antaranya buah manga dan manggis. 'ETS juga dapat digunakan untuk mendeteksi kualitas sarang burung walet,' lanjutnya. Sistem kerja dari aplikasi ETS sendiri cukup sederhana. Awalnya, produsen harus mendaftarkan produk yang akan dikirim secara online di website ETS. Kemudian ketika diterima oleh pengepul dan eksportir, barang barang tersebut akan diperiksa dan hasilnya dilaporkan secara online di website ETS pula. Kemudian, produk yang lolos seleksi akan di ekspor beserta kelengkapan data base-nya. Rosich Amsyari, salah seorang pengusaha burung walet menjelaskan, aplikasi yang ditawarkan LPPM ITS ini sangatlah membantu. Pasalnya, dengan aplikasi ini, sarang burung walet yang diekspor dipastikan laku di pasaran karena semuanya berkualitas. Sedangkan bagi yang kualitasnya rendah, dapat diolah menjadi produk baru yang memiliki nilai tambah. Rosich berharap, nantinya lebih banyak pihak yang peduli terhadap nasib produsen dan pengusaha sarang burung walet Indonesia. Lebih dari itu, keseriusan pemerintah dalam upaya mengatasi permasalahan ekspor produk Indonesia ini begitu diharapkan. 'Pemerintah mungkin bisa berdiskusi dengan akademisi untuk menyelesaikan masalah ini, misalnya dengan ITS,' pungkasnya. (ali/fz)
Posted on: Tue, 24 Sep 2013 03:19:53 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015