Ekonomi - Giro Wajib Minimum Bank Indonesia optimistis kenaikan - TopicsExpress



          

Ekonomi - Giro Wajib Minimum Bank Indonesia optimistis kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) Sekunder dan GWM LDR (loan to deposit Ratio) akan mampu memperbaiki defisit transaksi berjalan. Pasalnya kenaikan GWM ini diharapkan mampu menekan impor karena pertumbuhan kredit melambat. Kewajiban pemenuhan GWM Sekunder yang saat ini sebesar 2.5% dari DPK (Dana Pihak Ketiga) akan disesuaikan secara bertahap menjadi 4%. Sementara itu, GWM LDR (Loan to Deposit Ratio) juga akan disesuaikan dengan menurunkan batas atas GWM LDR dari 100% menjadi 92%, yang akan berlaku efektif sejak 2 Desember 2013. (Sumber: Indonesia Finance Today) Industri - Asuransi Hingga Semester 1 2013Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatatkan pendapatan industri asuransi jiwa meningkat 22.85% dari semester satu tahun sebelumnya hingga mencapai Rp 71.83 triliun. Kenaikan pendapatan seiring dengan kenaikan premi baru dan premi lanjutan pada semester satu tahun ini. Hingga akhir tahun ini, hasil investasi diperkirakan akan mengulang kesuksesan 2012 dengan pertumbuhan 63,48%. Sementara nilai investasi atau dana kelolaan diperkirakan tumbuh di kisaran 17% - 20%. (Sumber: IQPlus) Industri - Batubara Salah satu pangsa pasar baru saat ini adalah Jepang, setelah negara itu menutup sementara semua pembangkit listrik nuklir. Jepang akan kembali mengoptimalkan pembangkit listrik batubara dan gas sehingga impor batubara dalam jumlah besar akan dilakukan Jepang. Namun pasar batubara saat ini masih kelebihan suplai, sehingga Jepang memiliki banyak pilihan sumber batubara. Jepang mengimpor sekitar 30% kebutuhan batubara dari Indonesia dan 30% dari Australia serta Afrika Selatan. (Sumber: Indonesia Finance Today) Modernland Realty (MDLN) Perseroan tengah mengkaji opsi pinjaman dari pihak perbankan guna merampungkan proses akuisisi Jakarta Garden City. Pasalnya, emiten pengembang properti ini membutuhkan dana dari pihak eksternal sekitar Rp 2.06 triliun, atau sekitar 90% dari total kebutuhan dana akuisisi sebesar Rp 2.29 triliun. Sementara, sisanya sekitar Rp 229.4 miliar akan ditutupi dari kas internal Perseroan. Saat ini, MDLN punya dua cara dalam mencari pendanaan, bisa dengan opsi emisi obligasi ataupun pinjaman bank.(Sumber: IQPlus) Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMAR) SMAR mengubah strategi dengan memaksimalkan hilirisasi produk minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO). Strategi hilirisasi dilakukan untuk mengantisipasi dampak tren pelemahan harga CPO dunia. Solusi dalam menghadapi menurunnya harga CPO adalah dengan melakukan hilirisasi, bisa dengan memproduksi minyak goreng yang sifatnya tahan lebih lama, atau dengan memproduksi biodiesel. Perseroan berencana berinvestasi biodiesel senilai maksimal Rp 10 triliun. (Sumber: Indonesia Finance Today) Nusa Raya Cipta (NRCA) NRCA mencatat kontrak baru hingga Agustus tahun ini senilai Rp 3.08 triliun. Realisasi tersebut setara dengan 93.3% dari total target kontrak baru tahun ini. Beberapa proyek konstruksi besar yang diperoleh dalam periode Januari-Agustus berkontribusi signifikan terhadap pencapaian tersebut. Ada tiga kontrak baru proyek besar yang dicapai perseroan. (Sumber: Indonesia Finance Today) Elnusa (ELSA) ELSA telah melakukan penjualan 40% saham yang merupakan keseluruhan saham perseroan pada Patra Telekomunikasi Indonesia. Penjualan dilakukan kepada Telekomunikasi Indonesia (TLKM) pada tanggal 25 September 2013. Adapun tanggal efektif jual beli saham ini adalah pada saat diterimanya pembayaran secara penuh paling lambat 2 hari kerja setelah ditandatanganinya perjanjian jual beli saham. (Sumber: IQPlus)
Posted on: Mon, 30 Sep 2013 03:48:38 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015