Fatwa Pendiri Nahdhatul Ulama Hadratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari - TopicsExpress



          

Fatwa Pendiri Nahdhatul Ulama Hadratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari (1292-1366 H, 1875-1947 M) Tentang Syi’ah : ﻞﺼﻓ ﻥﺎﻴﺑ ﻲﻓ ﻞﻫﺃ ﻚﺴﻤﺗ ﻯﻭﺎﺟ ﻞﻫﺃ ﺐﻫﺬﻤﺑ ﺔﻨﺴﻟﺍ ،ﺔﻋﺎﻤﺠﻟﺍﻭ ﻥﺎﻴﺑﻭ ﺭﻮﻬﻇ ﺀﺍﺪﺘﺑﺍ ﻲﻓ ﺎﻫﺭﺎﺸﺘﻧﺍﻭ ﻉﺪﺒﻟﺍ ﺽﺭﺃ ،ﻯﻭﺎﺟ ﻥﺎﻴﺑﻭ ﻦﻴﻋﺪﺘﺒﻤﻟﺍ ﻉﺍﻮﻧﺃ ﻲﻓ .ﻥﺎﻣﺰﻟﺍ ﺍﺬﻫ ﺪﻗ ﻥﺎﻛ ﺍﻮﻤﻠﺴﻣ ﺭﺎﻄﻗﻷﺍ ﻲﻓ ﺔﻳﻭﺎﺠﻟﺍ ﻥﺎﻣﺯﻷﺍ ﺔﻔﻟﺎﺴﻟﺍ ﺔﻴﻟﺎﺨﻟﺍ ﻲﻘﻔﺘﻣ ﺀﺍﺭﻵﺍ ﺐﻫﺬﻤﻟﺍﻭ ﻱﺪﺤﺘﻣﻭ ﺬﺧﺄﻤﻟﺍ ،ﺏﺮﺸﻤﻟﺍﻭ ﻢﻬﻠﻜﻓ ﻲﻓ ﻪﻘﻔﻟﺍ ﺐﻫﺬﻤﻟﺍ ﻰﻠﻋ ﺲﻴﻔﻨﻟﺍ ﻡﺎﻣﻹﺍ ﺐﻫﺬﻣ ﻦﺑ ﺪﻤﺤﻣ ،ﺲﻳﺭﺩﺇ ﻲﻓﻭ ﻝﻮﺻﺃ ﻰﻠﻋ ﻦﻳﺪﻟﺍ ﺐﻫﺬﻣ ﻲﺑﺃ ﻡﺎﻣﻹﺍ ﻦﺴﺤﻟﺍ ،ﻱﺮﻌﺷﻷﺍ ﻑﻮﺼﺘﻟﺍ ﻲﻓﻭ ﻰﻠﻋ ﻡﺎﻣﻹﺍ ﺐﻫﺬﻣ ﻲﻟﺍﺰﻐﻟﺍ ﻲﺑﺃ ﻡﺎﻣﻹﺍﻭ ﻲﻟﺫﺎﺸﻟﺍ ﻦﺴﺤﻟﺍ ﻲﺿﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻢﻬﻨﻋ .ﻦﻴﻌﻤﺟﺃ ﻪﻧﺇ ﻢﺛ ﺙﺪﺣ ﻲﻓ ﻒﻟﺍ ﻡﺎﻋ ﺔﺋﺎﻤﺛﻼﺛﻭ ﻦﻴﺛﻼﺛﻭ ﺏﺍﺰﺣﺃ ﺔﻋﻮﻨﺘﻣ ﺔﻌﻓﺍﺪﺘﻣ ﺀﺍﺭﺁﻭ ﻝﺍﻮﻗﺃﻭ ،ﺔﺑﺭﺎﻀﺘﻣ ،ﺔﺑﺫﺎﺠﺘﻣ ﻝﺎﺟﺭﻭ ﻥﻮﻴﻔﻠﺳ ﻢﻬﻨﻤﻓ ﻥﻮﻤﺋﺎﻗ ﻰﻠﻋ ﻪﻴﻠﻋ ﺎﻣ ﻢﻬﻓﻼﺳﺃ ﻦﻣ ﺐﻫﺬﻤﺘﻟﺍ ﺐﻫﺬﻤﻟﺎﺑ ﻦﻴﻌﻤﻟﺍ ﻚﺴﻤﺘﻟﺍﻭ ﺓﺮﺒﺘﻌﻤﻟﺍ ﺐﺘﻜﻟﺎﺑ ،ﺔﻟﻭﺍﺪﺘﻤﻟﺍ ﺔﺒﺤﻣﻭ ﻞﻫﺃ ﺀﺎﻴﻟﻭﻷﺍﻭ ﺖﻴﺒﻟﺍ ،ﻦﻴﺤﻟﺎﺼﻟﺍﻭ ﻙﺮﺒﺘﻟﺍﻭ ﻢﻬﺑ ﺀﺎﻴﺣﺃ ،ﺎﺗﺍﻮﻣﺃﻭ ﺓﺭﺎﻳﺯﻭ ﺭﻮﺒﻘﻟﺍ ﺖﻴﻤﻟﺍ ﻦﻴﻘﻠﺗﻭ ﺔﻗﺪﺼﻟﺍﻭ ﻪﻨﻋ ﺔﻋﺎﻔﺸﻟﺍ ﺩﺎﻘﺘﻋﺍﻭ ﺀﺎﻋﺪﻟﺍ ﻊﻔﻧﻭ ﻞﺳﻮﺘﻟﺍﻭ ...ﻚﻟﺫ ﺮﻴﻏﻭ ﻢﻬﻨﻣﻭ ﻥﻮﻴﻀﻓﺍﺭ ﻥﻮﺒﺴﻳ ﺎﺑﺃ ﺎﻧﺪﻴﺳ ﺮﻜﺑ ﺮﻤﻋﻭ ﻲﺿﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﺎﻤﻬﻨﻋ ﻥﻮﻫﺮﻜﻳﻭ ﺔﺑﺎﺤﺼﻟﺍ ﻲﺿﺭ ﻪﻠﻟﺍ ،ﻢﻬﻨﻋ ﻥﻮﻐﻟﺎﺒﻳﻭ ﻯﻮﻫ ﺎﻧﺪﻴﺳ ﻲﻠﻋ ﻞﻫﺃﻭ ﻥﺍﻮﺿﺭ ﻪﺘﻴﺑ ﻢﻬﻴﻠﻋ ﻪﻠﻟﺍ ،ﻦﻌﻴﻤﺟﺃ ﻝﺎﻗ ﺪﻤﺤﻣ ﺪﻴﺴﻟﺍ ﺡﺮﺷ ﻲﻓ :ﺱﻮﻣﺎﻘﻟﺍ ﻲﻘﺗﺮﻳ ﻢﻬﻀﻌﺑﻭ ﻰﻟﺇ ﺮﻔﻜﻟﺍ ﺔﻗﺪﻧﺰﻟﺍﻭ ﺎﻧﺫﺎﻋﺃ ﻪﻠﻟﺍ ﻦﻴﻤﻠﺴﻤﻟﺍﻭ .ﺎﻬﻨﻣ ﻲﺿﺎﻘﻟﺍ ﻝﺎﻗ ﺽﺎﻴﻋ ﻲﻓ :ﺎﻔﺸﻟﺍ ﻦﻋ ﺪﺒﻋ ﻪﻠﻟﺍ ﻞﻔﻐﻣ ﻦﺑ ﻝﺎﻗ ﻝﻮﺳﺭ ﻝﺎﻗ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﻪﻠﻟﺍ) ﻲﻓ ﻪﻠﻟﺍ ﻲﺑﺎﺤﺻﺃ ﻻ ﻢﻫﻭﺬﺨﺘﺗ ﺎﺿﺮﻏ ﻯﺪﻌﺑ ﻢﻬﺒﺣﺃ ﻦﻤﻓ ﻲﺒﺤﺒﻓ ﻢﻬﺒﺣﺃ ﻢﻬﻀﻐﺑﺃ ﻦﻣﻭ ﻲﻀﻐﺒﺒﻓ ﻢﻬﻀﻐﺑﺃ ﻦﻣﻭ ﺪﻘﻓ ﻢﻫﺍﺫﺁ ﻦﻣﻭ ﻰﻧﺍﺫﺁ ﺪﻘﻓ ﻰﻧﺍﺫﺁ ﻯﺫﺁ ﻪﻠﻟﺍ ﻦﻣﻭ ﻯﺫﺁ ﻪﻠﻟﺍ ﻚﺷﻮﻳ ﻥﺃ (ﻩﺬﺧﺄﻳ ﻝﻮﺳﺭ ﻝﺎﻗﻭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﻻ) ﺍﻮﺒﺴﺗ ﻲﺑﺎﺤﺻﺃ ﻦﻤﻓ ﻪﻴﻠﻌﻓ ﻢﻬﺒﺳ ﺔﻨﻌﻟ ﻪﻠﻟﺍ ﺔﻜﺋﻼﻤﻟﺍﻭ ﺱﺎﻨﻟﺍﻭ ﻦﻴﻌﻤﺟﺃ ﻞﺒﻘﻳ ﻻ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻨﻣ ﺎﻓﺮﺻ ﻻﻭ (ﻻﺪﻋ ﻝﺎﻗﻭ ﻰﻠﺻ ﻪﻴﻠﻋ ﻪﻠﻟﺍ ﻢﻠﺳﻭ ﻻ) ﻲﺑﺎﺤﺻﺃ ﺍﻮﺒﺴﺗ ﻪﻧﺈﻓ ﺊﺠﻳ ﻲﻓ ﻡﻮﻗ ﺮﺧﺁ ﻥﻮﺒﺴﻳ ﻥﺎﻣﺰﻟﺍ ﻲﺑﺎﺤﺻﺃ ﻼﻓ ﺍﻮﻠﺼﺗ ﻢﻬﻴﻠﻋ ﻻﻭ ﺍﻮﻠﺼﺗ ﻢﻬﻌﻣ ﻻﻭ ﻢﻫﻮﺤﻛﺎﻨﺗ ﻢﻫﻮﺴﻟﺎﺠﺗ ﻻﻭ ﺍﻮﺿﺮﻣ ﻥﺇﻭ ﻼﻓ (ﻢﻫﻭﺩﻮﻌﺗ ﻪﻨﻋﻭ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﻲﺑﺎﺤﺻﺃ ﺐﺳ ﻦﻣ) (ﻩﻮﺑﺮﺿﺎﻓ ﻢﻠﻋﺃ ﺪﻗﻭ ﻲﺒﻨﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﻥﺃ ﻢﻬﺒﺳ ﻢﻫﺍﺫﺁﻭ ﻪﻳﺫﺆﻳ ﻯﺫﺃﻭ ﻲﺒﻨﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﻡﺍﺮﺣ ﻝﺎﻘﻓ ﻻ) ﻲﺑﺎﺤﺻﺃ ﻲﻓ ﻲﻧﻭﺫﺆﺗ ﻢﻫﺍﺫﺁ ﻦﻣﻭ (ﻰﻧﺍﺫﺁ ﺪﻘﻓ ﻝﺎﻗﻭ ﻻ) ﻲﻓ ﻲﻧﻭﺫﺆﺗ (ﺔﺸﺋﺎﻋ ﻲﻓ ﻝﺎﻗﻭ ﺔﻤﻃﺎﻓ ﺔﻌﻀﺑ) ﻰﻨﻣ ﺎﻣ ﻲﻨﻳﺫﺆﻳ .(ﺎﻫﺍﺫﺁ ﺦﻴﺸﻟﺍ) ـﻫﺍ ﻢﺷﺎﻫ ﺪﻤﺤﻣ ،ﻱﺮﻌﺷﺃ ﻞﻫﺃ ﺔﻟﺎﺳﺭ ﺔﻨﺴﻟﺍ ،ﺔﻋﺎﻤﺠﻟﺍﻭ ﺹ 10-9 ). Maqolah 1: Pasal untuk menjelaskan penduduk Jawi berpegang kepada madzhab Ahlusunnah wal Jama’ah, dan awal kemunculan bid’ah dan meluasnya di Jawa, serta macam-macam ahli bid’ah di zaman ini. Umat islam yang mendiami wilayah Jawa sejak zaman dahulu telah bersepakat dan menyatu dalam pandangan keagamaannya. Di bidang fikih, mereka berpegang kepada mazhab Imam Syafi’I, di bidang ushuluddin berpegang kepada mazhab Abu Al-Hasan Al- Asy’ari, dan di bidang tasawuf berpegang kepada mazhab Abu Hamid Al-Ghazali dan Abu Al- Hasan Al-Syadzili, semoga Allah meridhoi mereka semua. Kemudian pada tahun 1330 H muncul kelompok, pandangan, ucapan dan tokoh-tokoh yang saling berseberangan dan beraneka ragam. Di antara mereka adalah kaum salaf yang memegang teguh tradisi para tokoh pendahulu mereka dengan bermazhab dengan satu mazhab dan kitab-kitab mu’tabar, kecintaan terhadap Ahlul Bait Nabi, para wali dan orang-orang salih, selain itu juga tabarruk dengan mereka baik ketika masih hidup atau setelah wafat, ziarah kubur, mentalqin mayit, bersedekah untuk mayit, meyakini syafaat, manfaat doa dan tawassul serta lain sebagainya. Di antara mereka juga ada golongan rofidhoh yang suka mencaci Sayidina Abu Bakr dan ‘Umar RA., membenci para sahabat nabi dan berlebihan dalam mencintai Sayidina ‘Ali dan anggota keluarganya, semoga Allah meridhoi mereka semua. Berkata Sayyid Muhammad dalam Syarah Qamus, sebagian mereka bahkan sampai pada tingkatan kafir dan zindiq, semoga Allah melindungi kita dan umat Islam dari aliran ini. Berkata Al-Qadhi ‘Iyadh dalam kitab As-Syifa bi Ta’rif Huquq Al-Musthafa, dari Abdillah ibn Mughafal, Rasulullah SAW bersabda: Takutlah kepada Allah, takutlah kepada Allah mengenai sahabat-sahabatku. Janganlah kamu menjadikan mereka sebagai sasaran caci-maki sesudah aku tiada. Barangsiapa mencintai mereka, maka semata- mata karena mencintaiku. Dan barang siapa membenci mereka, maka berarti semata-mata karena membenciku. Dan barangsiapa menyakiti mereka berarti dia telah menyakiti aku, dan barangsiapa menyakiti aku berarti dia telah menyakiti Allah. Dan barangsiapa telah menyakiti Allah dikhawatirkan Allah akan menghukumnya. (HR al-Tirmidzi dalam Sunan al-Tirmidzi Juz V/ hal. 696 hadits No. 3762). Rasulullah SAW bersabda, Janganlah kamu mencela para sahabatku, Maka siapa yang mencela mereka, atasnya laknat dari Allah, para malaikat dan seluruh manusia. Allah Ta’ala tidak akan menerima amal darinya pada hari kiamat, baik yang wajib maupun yang sunnah. (HR. Abu Nu’aim, Al-Thabrani dan Al-Hakim) Rasulullah SAW bersabda, Janganlah kamu mencaci para sahabatku, sebab di akhir zaman nanti akan datang suatu kaum yang mencela para sahabatku, maka jangan kamu menyolati atas mereka dan shalat bersama mereka, jangan kamu menikahkan mereka dan jangan duduk-duduk bersama mereka, jika sakit jangan kamu jenguk mereka. Nabi SAW telah kabarkan bahwa mencela dan menyakiti mereka adalah juga menyakiti Nabi, sedangkan menyakiti Nabi haram hukumnya. Rasul SAW bersabda: Jangan kamu sakiti aku dalam perkara sahabatku, dan siapa yang menyakiti mereka berarti menyakiti aku. Beliau bersabda, Jangan kamu menyakiti aku dengan cara menyakiti Fatimah. Sebab Fatimah adalah darah dagingku, apa saja yang menyakitinya berarti telah menyakiti aku. (Risalat Ahli Sunnah wal Jama’ah, h.9-10) :ﺔﻴﻧﺎﺜﻟﺍ ﺔﻟﺎﻘﻤﻟﺍ ﺲﻴﻟﻭ ﺐﻫﺬﻣ ﻩﺬﻫ ﻲﻓ ﺔﻨﻣﺯﻷﺍ ﺓﺮﺧﺄﺘﻤﻟﺍ ﻩﺬﻬﺑ ﻻﺇ ﺔﻔﺼﻟﺍ ﺐﻫﺍﺬﻤﻟﺍ ﻢﻬﻠﻟﺍ ،ﺔﻌﺑﺭﻷﺍ ﻻﺇ ﺔﻴﻣﺎﻣﻹﺍ ﺐﻫﺬﻣ ﺔﻳﺪﻳﺰﻟﺍﻭ ﻢﻫﻭ ﺔﻋﺪﺒﻟﺍ ﻞﻫﺃ ﺯﻮﺠﻳ ﻻ ﺩﺎﻤﺘﻋﻻﺍ ﻰﻠﻋ .ﻢﻬﻠﻳﻭﺎﻗﺃ ﺦﻴﺸﻟﺍ) ـﻫﺍ ﻢﺷﺎﻫ ﺪﻤﺤﻣ ،ﻱﺮﻌﺷﺃ ﺔﻟﺎﺳﺭ ﺪﻛﺄﺗ ﻲﻓ ﺬﺧﻷﺍ ﺔﻤﺋﻷﺍ ﺐﻫﺍﺬﻤﺑ ،ﺔﻌﺑﺭﻷﺍ 29 ﺹ ). Maqolah 2: Bukanlah yang disebut mazhab pada masa-masa sekarang ini dengan sifat yang demikian itu kecuali Mazahib Arba’ah (Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’I dan Imam Ahmad). Selain dari pada itu, seperti mazhab Syiah Imamiyah dan Syiah Zaidiyah, mereka adalah ahul bid’ah yang tidak boleh berpegang kepada pandangan- pandangan mereka. (Risalah fi Ta’akkud Al-Akhdzi bi Al-Madzahib Al-Arba’ah, h.29) :ﺔﺜﻟﺎﺜﻟﺍ ﺔﻟﺎﻘﻤﻟﺍ ﻞﻫﺃ ﺎﻣﺃ ﺔﻨﺴﻟﺍ ﻞﻫﺃ ﻢﻬﻓ ﺮﻴﺴﻔﺘﻟﺍ ﺚﻳﺪﺤﻟﺍﻭ ،ﻪﻘﻔﻟﺍﻭ ﻥﻭﺪﺘﻬﻤﻟﺍ ﻢﻬﻧﺈﻓ ﻥﻮﻜﺴﻤﺘﻤﻟﺍ ﺔﻨﺴﺑ ﻲﺒﻨﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﺀﺎﻔﻠﺨﻟﺍﻭ ﻩﺪﻌﺑ ،ﻦﻳﺪﺷﺍﺮﻟﺍ ﻢﻫﻭ ،ﺔﻴﺟﺎﻨﻟﺍ ﺔﻔﺋﺎﻄﻟﺍ ﺪﻗﻭ ﺍﻮﻟﺎﻗ ﺖﻌﻤﺘﺟﺍ ﻲﻓ ﻡﻮﻴﻟﺍ ﺐﻫﺍﺬﻣ ﺔﻌﺑﺭﺃ ﻥﻮﻴﻌﻓﺎﺸﻟﺍﻭ ﻥﻮﻴﻔﻨﺤﻟﺍ ﻥﻮﻴﻜﻟﺎﻤﻟﺍﻭ ،ﻥﻮﻴﻠﺒﻨﺤﻟﺍﻭ ﻦﻣﻭ ﻥﺎﻛ ﺎﺟﺭﺎﺧ ﻩﺬﻫ ﻦﻋ ﺔﻌﺑﺭﻷﺍ ﺍﺬﻫ ﻲﻓ ﻮﻬﻓ ﻥﺎﻣﺰﻟﺍ ﻦﻣ .ﺔﻋﺪﺘﺒﻤﻟﺍ ـﻫﺍ ـﻫﺍ ﺪﻤﺤﻣ ﺦﻴﺸﻟﺍ) ﻢﺷﺎﻫ ،ﻱﺮﻌﺷﺃ ﺹ ،ﺕﺎﻘﻴﻠﻌﺗ ﺓﺩﺎﻳﺯ 25-24 ). Maqolah 3: Adapun Ahlusunnah mereka adalah para Ahli Tafsir, Hadits dan Fiqih. Sungguh merekalah yang mendapat petunjuk dan berpegang teguh dengan sunnah Nabi Muhammad SAW dan para khalifah yang rasyid setelah beliau. Mereka adalah ‘kelompok yang selamat’ (thaifah najiyah). Para ulama berkata, pada saat ini kelompok yang selamat itu terhimpun dalam mazhab yang empat; Hanafi, Maliki, Syafi’I dan Hanbali. Maka siapa saja yang keluar atau di luar empat mazhab itu adalah ahlul bid’ah di masa ini. (Ziyadat Ta’liqat, h. 24-25) ﺔﻌﺑﺍﺮﻟﺍ ﺔﻟﺎﻘﻤﻟﺍ ْﻉَﺪْﺻﺍَﻭ ُﺮَﻣْﺆُﺗﺎَﻤِﺑ َﻊِﻤَﻘْﻨَﺘِﻟ ُﻉَﺪِﺒْﻟﺍ ِﻞْﻫَﺍ ْﻦَﻋ .ِﺮَﺠَﺤْﻟﺍَﻭِﺭَﺪَﻤﻟْﺍ ﻝﺎﻗ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ِﺕَﺮَﻬَﻇﺍَﺫِﺍ" ُﻦَﺘِﻔْﻟﺍ ُﻉَﺪِﺒْﻟﺍِﻭَﺍ َّﺐُﺳﻭ ُﻢِﻟﺎَﻌْﻟﺍِﺮِﻬْﻈُﻴْﻠَﻓ ْﻲِﺑﺎَﺤْﺻَﺍ ُﻪَﻤْﻠِﻋ ْﻦَﻤَﻓ ْﻢَﻟ َﻚِﻟَﺫ ْﻞَﻌْﻔَﻳ ُﺔَﻨْﻌَﻟ ِﻪْﻴَﻠَﻌَﻓ ِﻪﻠﻟﺍ ِﺔَﻜِﺋَﻼَﻤْﻟﺍَﻭ ِﺱﺎَّﻨﻟﺍَﻭ َﻦْﻴِﻌَﻤْﺟَﺍ Sampaikan secara terang-terangan apa yang diperintahkan Allah kepadamu, agar bid’ah-bid’ah terberantas dari semua orang. Rasulullah SAW bersabda: “Apabila fitnah-fitnah dan bid’ah-bid’ah muncul dan sahabat-sahabatku di caci maki, maka hendaklah orang- orang alim menampilkan ilmunya. Barang siapa tidak berbuat begitu, maka dia akan terkena laknat Allah, laknat Malaikat dan semua orang.” (Muqadimah Qanun Asasi Nahdlatul Ulama)
Posted on: Fri, 12 Jul 2013 02:53:30 +0000

Trending Topics




© 2015