Gerakan Wahabi Internasional Bandar bin Sulthan ; Pangeran Dari - TopicsExpress



          

Gerakan Wahabi Internasional Bandar bin Sulthan ; Pangeran Dari Saudi Arabia sang mestro perang & Bos al-Qaeda Anak Budak dari Afrika “Pada akhirnya siapa yang mampu menyerahkan dialah yang memenangkan pertempuran*), ” kata Sultan Bandar kepada Elia Walsh untuk menjelaskan perannnya sebagai negosiator kelas satu antar pemimpin dunia dengan mengantongi kartu 5 presiden Amerika. Nama sosok sentral power game dan power broker ini kurang begitu dikenal. Namun perannya sangat dashsyat dalam kurun waktu puluhan tahun sejak 1983-2005. Ketika kebanyakan menyorot figur sentral Amerika, Inggris dan Israel, pengeran dari Arab Saudi ini nyaris tak terjamah media. Kekuatan lobby, cash money dan minyak Arab diyakini mampu melindunginya dari cecaran papparazi. Perjalanan hidupnya tergolong unik. Bernama lengkap Pangeran Bandar bin Sultan binAbdul Aziz Al-Saud lahir 2 Maret 1949 di Taif , Arab Saudi . Dilahirkan dari kandungan ibunya, Khizaran, seorang hamba milik ayahnya, Pangeran Sultan Bin Abdul Aziz Al-Saud. Khizaran adalah hamba berkulit gelap dari Afrika. Pangeran Bandar menyebut ibunya istri selir. Bandar kecil tinggal bersama ibu dan bibinya, dan setelah usia 11 tahun baru gabung di istana. Dialah anak tunggal Khizaran yang dinikahi sang ayah ketika masih gadis usia 16 tahun. Bandar diakui sebagai keluarga kerajaan karena sang ayah mengakuinya dan sang kakek yang memberinya nama Sultan Bandar. Perlu dicatat bahwa dalam tradisi Arab Saudi semua anak lelaki baik anak sah maupun “tidak sah” tetap diakui dan dinafkahi sepenuhnya oleh sang ayah. Untuk menyenangkan sang ayah, Bandar pergi ke Inggris di akhir remaja untuk belajar di Royal Air Force College, Cranwell . Dia ditugaskan sebagai letnan di Royal Saudi Air Force , di mana dia menjabat selama tujuh belas tahun. Kemudian Dia menjadi pilot tempur terlatih, dan telah menerbangkan sejumlah pesawat tempur . Ia menerima pelatihan tambahan di Maxwell Air Force Base dan Industri College Angkatan Bersenjata. Kemudian menyandang gelar Master Internasional Kebijakan Publik di Paul H. Nitze School of Advanced International Studies di Johns Hopkins University. Karir Bandar sebagai pilot itu berakhir pada tahun 1977, ketika ia mendaratkan jet hingga menabrak dan mengalami cedera punggung yang parah. Mulanya Pangeran Bandar mengakui bahwa dirinya sangat buta politik. Namun sejak mendapat tugas dari Raja Saudi untuk menjadi utusan khusus di Amerika menemukan bahwa dunia politik sangat mengagumkan dan membuatnya ketagihan. Mula-mula dia bersentuhan dengan Presiden Jimmy Carter untuk menggolkan penjualan pesawat F15 untuk Saudi yang terhalang Kongress. Karirnya meningkat menjadi atase militer Dubes Saudi untuk Amerika. Jaman Presiden Ronald Reagen di Amerika dan Raja Fahd di Saudi mengukuhkan peran pentingnya sebagai negosiator, lobbyist, dan diplomat ulung. Para analis bahkan menempatkan pangeran Bandar sebagai Raja Saudi secara de facto. Mengingat nyaris semua perkara penting global jatuh pada keputusan Pangeran Bandar. Pengaruhnya tidak terbatas di Amerika tapi meluas sampai ke Inggris, Rusia, China, apalagi Timur Tengah. Pembelian pesawat tempur siluman AWACS untuk Saudi pun lolos dari sergapan kongres dan Israel berkat kecanggihan Bandar. Malah pernah nekad beli senjata berkepala nuklir dari China dengan mengelabuhi CIA. Juga terlibat skandal penjualan senjata Iran-Contra di mana Bandar mengatur aliran fulus kepada kelompok Contra Nikaragua. Meraih political power sangat kokoh memasuki jaman Presiden Bill Clinton, Goerge HW Bush dan Goerge H Bush. Hubungan istimewanya dengan keluarga Bush sudah seperti keluarga sendiri. Tak heran muncul julukan “Bandar-Bush”, “House of Bush house of Saud”, dll. Tak hanya urusan damai Israel-Palestina, bahkan perang Irak pun tak luput dari “nasihat” Pangeran bandar. Saddam Husein di mata Pangeran Bandar adalah sosok berbahaya setelah terindikasi akan mencaplok Saudi ketika menyerbu Kuwait. Maka dia sangat antusias untuk menggulingkan Saddam. Dengan pertimbangan bahwa bagi orang-orang seperti Saddam adalah pasti menyimpan rencana untuk mengeyahkan siapapun yang mempermalukannya di Perang Teluk. Maka “sebelum dibunuh, bunuh duluan”, kira-kira seperti itu pandangan Bandar atas issue Irak-Saddam. Hal menarik dari pengalaman pribadinya adalah bahwa berurusan dengan politisi itu sangat sulit. Katanya lain di mulut ketika bicara di publik, lain pula ketika bicara private. Misalnya para pemimpin Arab bilang tidak mendukung serbuan ke Irak tapi ketika bicara secara pribadi lain lagi bunyinya. Tak mengherankan ketika Perang Irak banyak negara sekitar Irak menyediakan pangkalan militer dan ijin terbang pesawat tempur Amerika dkk guna menghajar Irak. Demikian pula soal Ossma bin Laden dengan Al-Qaeda. Di mata Washington mereka lebih merupakan ancaman bagi Saudi daripada ancaman untuk Barat. Mengingat target utama Ossama dkk adalah mendongkel dinasti Saudi yang dianggap sangat pro Amerika sementara rakyat Saudi anti Amerika. Namun kesamaan kepentingan memadukan Riyadh dengan Washington untuk menghabisi Ossama dan konco-konconya. Tinggal di Amerika, setidaknya Bandar sudah kenyang pengalaman melakukan deal politik kelas berat dengan 5 Presiden Amerika, para Sekretaris Negara, Penasehat Keamanan, Penguasa media dan ratusan politisi serakah di Amerika. Kenyang pula melanglang buana dari satu negara ke negara lainnya untuk melakukan deal politik dengan para pemimpin negara, deal-deal politik di belakang layar untuk memutuskan “perang atau damai” di seluruh wilayah dunia. Jabatan resmi Pangeran Bandar adalah Atase Militer sebelum nanjak jadi Dubes Saudi untuk Amrika 1983-2005. Pasca Tragedi 11 September dan Perang Irak membawanya mudik ke Saudi. Kemudian diangkat sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan Nasional oleh Raja Abdullah bin Abdul Aziz Al-Saud pada tanggal 16 Oktober 2005. Lalu diperpanjang 4 tahun sejak 3 sep 2009. Jabatan Dubes untuk Amerika diganti oleh Pangeran Turki. The Prince by William Simpon (jashanmalbooks) The Prince by William Simpon (jashanmalbooks) Kontroversi dan Spekulasi. Kepulangannya yang mendadak dengan undur diri dari jabatan Dubes Amerika menimbulkan reaksi beragam. Kebetulan Raja Fahd sakit keras dan ayah Pangeran Bandar yaitu Pangeran Sultan adalah salah satu calon pengganti raja. Mengingat pendiri Saudi yaitu Raja Abdul Aziz mewasiatkan agar jabatan raja digilir untuk anak-anaknya sebelum jatuh ke cucu-cucu. Spekulasi umum adalah bahwa Pangeran Bandar berambisi untuk meraih jabatan Raja mengingat ayahnda dan paman-pamannya sudah berusia di atas 80 tahun. Ketika Pengeran Abdullah naik jadi raja menggantikan Raja Fahd mucul rumor baru. Kebetulan sejak 2008 Pangeran Bandar lenyap dari publik. Berita dari Teheran meyakini bahwa Pangeran Bandar dikenakan tahanan rumah atas tuduhan makar melakukan upaya kudeta. Analis barat menyakini bahwa Bandar “dibuang” ke rumah sakit di Amerika untuk berobat dengan alasan sakit yang tak pernah dijelaskan. Yang lebih menyesakkan adalah bahwa Pangeran Bandar dikejar Inggris atas skandal korupsi dari perjanjian Al-Yamamah dengan perusahaan negera Inggris di mana dia dituding mencatut milyaran dollar ke kantong pribadi untuk beli jet pribadi Airbus A340. Penutup. Untuk menilik sisi lain dari dan sepak terjang serta manuver politik kelas berat ala Pangeran Bandar bisa Anda baca pada buku yang berjudul “The Prince: The Secret Story of the World’s Most Intriguing Royal, Prince Bandar bin Sultan ” oleh William Simpson. Si Penulis adalah teman sekelasnya the Royal Air Force College, Cranwell. *) Kesaksian Elsa Walsh. *) Teks asli Sultan Bandar: “At the end of the day, who can deliver is who wins the battle.“ *** KejarDaku Kau Kutangkap
Posted on: Sat, 03 Aug 2013 08:59:14 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015