Global sinopsys UCLUK By Dewa Goda / Agus - TopicsExpress



          

Global sinopsys UCLUK By Dewa Goda / Agus Adriansyah Sepintas tentang tokoh Ucluk Ucluk , preman Jabotabek , tukang mabok dan suka memeras atau mengompas orang , bahkan tak segan-segan untuk membunuh korbannya . Dari gang ke gang , terminal ke terminal , pentolan-pentolannya mampu di singkirkan oleh Ucluk yang memang jago berkelahi lagi memiliki kesaktian . Awal konflik pertikaian antar genk memperebutkan kekuasaan wilayah terminal Suatu hari Jagoan-Jagoan sakit hati yang pernah di singkirkan ucluk mendatangi Ucluk untuk membalas dendam , mereka berkelahi di terminal , Ucluk di keroyok hingga kalah dan tersisihkan . Ucluk yang dendam tak menerima kekalahannya , lalu ia mengumpulkan semua anak-anak buahnya untuk membalas dendam . Perang geng yang tak terhindarkan Perang geng tak terhindarkan terjadi di sebuah terminal bus di tengah malam . Satu patroli mobil polisi yang mengetahui hal itu mencoba melerainya , tetapi naas , polisi yang memisahkan itu justru ikut menjadi korban dari pertikaian mereka . Dua orang anggota kepolisian tewas terbunuh akibat sabetan-sabetan senjata tajam dari kedua kelompok yang sudah terlanjur membabi buta bertikai di arena perang bar-bar kedua kelompok geng itu . Kelompok Ucluk bahkan berhasil memenangkan perang geng itu . Banyak korban berjatuhan di situ , ratusan mayat bergelimpangan dan banjir darah yang membuat suasana pagi Jakarta menjadi gempar . masa buron Sang icon recidivis Kepolisian yang mengusut kasus pertikaian antar preman itu lalu melacak kasus hingga membawa derasnya aliran penelitian mereka hinggap kepada Ucluk sebagai pelaku utama provokator perang geng yang kini di tetapkan oleh pihak kepolisian dengan status buronan polisi . Dari atap ke atap , pintu ke pintu rumah teman-teman dan anak-anak buahnya Ucluk bersembunyi . Pihak kepolisian sempat di buat kesulitan dan kebingungan demi melacak dimana keberadaan Ucluk bersembunyi , hal itu di sebabkan teman-teman dan anak-anak buah Ucluk yang bungkam dan bersikap protective melindungi Ucluk . Suatu hari pihak kepolisian mendapatkan bocoran informasi tentang dimana keberadaaan Ucluk oleh seorang informen gelap melalui Via telephone . Kepolisian lalu segera menyisir lokasi dan menggerebek ke tempat dimana Ucluk berada . Tetapi buat menangkap seorang Ucluk ternyata tidak semudah seperti apa yang di bayangkan oleh pihak kepolisian sebelumnya , sebab ternyata Ucluk di sini melakukan satu perlawanan , terlebih Ucluk mulai unjuk gigi akan kebolehannya bertarung melawan pihak kepolisian yang telah mengepungnya , bahkan sewaktu hendak di tangkap paksa oleh satu unit pasukan polisi bermobil yang di di lengkapi dengan persenjataaan senapan otomatis , berbutir-butir peluru yang bertubi-tubi meletupi tubuh Ucluk hanyalah seperti bagaikan sampah-sampah timah panas yang tak berguna dan tak mampu melumpuhkan sang Icon recidivis yang di buru . Ucluk yang marah akibat terjangan peluru itu dibuatnya lebih membabi buta mengamuk membantai mereka hingga beberapa orang polisi di buat gugur dan tewas seketika akibat sabetan-sabetan golok besar Ucluk . Lalu Ucluk kabur dari lokasi tempat penggerebekan setelah satu aksi kesaktian yang ia pamerkan mampu membuat gedoran kakinya pada tanah kering yang mereka pijak menghentak seolah melempar tubuh Ucluk melontar melawan arah gravitasi bumi , Ucluk melesat-lesat dari satu atap ke atap lainnya layaknya ninja . Polisi bahkan di buatnya bingung dan kehilangan jejak buruannya . Di hantui bayang-bayang dosa dan halusinasi-halusinasi menyeramkan Masa recidivis Ucluk dalam pelarian menemui banyak hal pengalaman . Dan di satu sisi Polisi yang selalu mengejarnya membuat Ucluk tak dapat berdiam diri barang sejenakpun , sebab kemanapun ia berlari Para Polisi yang memburunya membuat gerak dan geriknya menjadi tak nyaman . Hal ini membuat Ucluk mulai gelisah , resah tak karuan , ia mulai mengalami perasaan-perasaaan tertekan dan tertuntut untuk selalu bersikap waspada , terlebih halusinasi-halusinasi yang datang menyergap selalu menghantuinya . Bertemu dengan seorang kiyai tua Suatu ketika di saaat Ucluk sedang membersihkan wajahnya dengan air sungai yang mengalir di sebuah dusun , Ucluk bertemu dengan seorang kiyai tua berambut putih lagi berpakaian putih bersih . Ucluk yang sudah beberapa hari tak makan tergiur akan bawaan makanan kiyai’ tua yang hendak mengambil wudhu’ di sungai itu , Ucluk yang gelap mata nekat hendak merampoknya . Ia mengancam orang tua itu dengan sebilah golok , tetapi suatu keajaiban terjadi disini , Seorang Ucluk yang di kenal selalu melibas lawannya kali ini di buat lumpuh tanpa alasan bahkan boleh di katakan tanpa perlawanan dari orang tua itu , ancaman Ucluk serasa bagai tula , Ucluk tak bisa menggerakkan tubuhnya sama sekali , bahkan Ucluk yang tadi berniat hendak merampok orang tua itu justru menjadi berbalik meminta pertolongan orang tua yang hendak di rampoknya dari tula itu . Orang tua yang bijaksana itupun lalu melepaskan Ucluk dari tula itu . Seterlah orang tua itu berlalu , Ucluk yang penasaran lalu membuntutinya , orang tua itu bukannya tidak menyadari akan kehadiran Ucluk yang masih membuntutinya , diam-diam dengan satu hentakan kaki saja Ucluk mampu di buatnya terkaku di tempat tanpa dapat bergerak sedikitpun . Hingga ia akhirnya selesai sholat barulah Ucluk di bebaskan . bahkan Ucluk di didiknya menjadi anak muridnya . Perubahan perangai Ucluk Beberapa bulan Tak terasa waktu berlalu , Ucluk yang tadinya bertampang urakan kini telah berubah drastis menjadi seperti seorang santri yang lemah lembut perangainya . “ PREMAN JUGA MANUSIA … “ mungkin begitu penilaian penonton sekalian . Ucluk mulai tekun beribadah dan mendalami ilmu kandungan al qur’an juga kitab-kitab dari Kiyai tua gurunya . hingga suatu ketika sampailah ceritera di mana pihak kepolisian yang telah mencium jejaknya di pondokan tua itu kembali memburunya , bahkan ketika satu bentrokan antar Ucluk dengan sepasukan intle polisi yang menyamar terjadi di tempat itu sempat melukai gurunya , terang hal itu membuat Ucluk yang tadinya berniat hendak menyerahkan diri mengurungkan niatnya kembali . Justru Ucluk demi melihat keadaan gurunya spontan menjadi kalap , beberapa orang anggota kepolisian yang mencoba menyergap paksa untuk menangkapnya di buatnya tewas , dan sebagian terluka parah , sedang sisanya terpaksa lari untuk menyelamatkan diri dari amukan Ucluk . Kematian sang guru Guru mengaji Ucluk yang terluka parah ternyata tak mampu bertahan lama , ia menghembuskan navasnya yang terakhir setelah berpesan agar Ucluk tidak melupakan Tuhan , tidak Lupa akan sholatnya , dan selalu beramal baik buat orang lain yang memerlukan . Ucluk lalu mengubur jasad gurunya yang kini terbujur kaku diiringi linangan air mata dan penghayatan yang dalam . Masa pengkajian diri dan perjalanan sisa hari yang terasa panjang Setelah lama berdiam diri sambil mengingat apa yang baru saja terjadi , akhirnya Ucluk memutuskan untuk meninggalkan pemondokan gurunya . Ucluk kembali melangkahkan kakinya untuk turun dari dusun terpencil itu , hatinya yang di liputi rasa marah masih mendendam terhadap sepasukan kepolisian yang bertindak gegabah . tetapi satu terpaan angin tiba-tiba berhembus ke arahnya diiringi suara gurunya yang mengiang dan memperingatkan agar ia tetap tabah dalam menjalani hidup . Dari apa yang terjadi Ucluk akhirnya berhasil meredam kemarahannya . Setibanya Ucluk di muka gerbang Desa , keadaan yang biasanya ramai kini menghening ketika Ucluk melangkahkan kakinya memasuki gerbang Desa itu . Desa yang biasanya ramai itu seolah berubah menjadi kota mati . Hal ini menjadi bahan pertanyaan di hati Ucluk “ ada apa gerangan dengan desa ini ? mengapa berubah sehening ini ? “ , ternyata mereka , warga desa itu ketakutan semua dengan kedatangan Ucluk . Lalu Ucluk dengan tegar memaksa langkah kakinya untuk masuk lebih kedalam , ia menyusuri setapak jalan hingga menuju sebuah sungai dimana disana terdapat sebongkah batu besar di tepi sungai itu , sejenak Ucluk mencoba melepas lelahnya di situ . Terik matahari membuat hari seolah terasa semakin panjang . Terlebih desau suara angin yang susul menyusul menerbangkan debu-debu tak juga membuatnya bergeming . Di saat galaunya di liputi oleh seribu tanda tanya , tiba-tiba seorang laki-laki muda bertampang urakan menghampirinya , ia sempat menemani dan sedikit berbincang-bincang dengan Ucluk disana . Di saat keduanya mulai terlihat akrab , tiba-tiba mereka di kejutkan oleh kedatangan beberapa laki-laki berpakaian hitam-hitam yang tiba-tiba juga mereka membuang peluru ke arah keduanya . Aksi kejar mengejarpun kembali terjadi disana . Tetapi naas laki-laki muda yang tadi berbincang bersamanya harus tewas tergeletak bersimbah darah karena tertembus pelor-pelor sepasukan intle yang siap menyergapnya dari jarak beberapa tombak saja . lagi-lagi Ucluk di paksa untuk berkelahi . Tetapi untuk menangkap seorang Ucluk memang tidak semudah menangkap penjahat biasa , lagi-lagi pihak kepolisian di buat geger karena Ucluk dengan kesaktian ilmunya mampu berkelit-kelit cepat dari satu pohon ke pohon lainnya seperti sebuah bayangan yang bergerak cepat bagai kilat . Bahkan ketika Ucluk berlari di atas jembatan yang di bawahnya terdapat kereta api yang sedang berkelebat cepat , tak banyak pilihan baginya Ucluk cepat melompat keatap kereta hingga akhirnya bayangannya menghilang tertelan di kejauhan . Lagi-lagi pihak kepolisian kecolongan demi hanya menangkap seorang Ucluk . Di Sepanjang jalan kereta , ternyata Para kepolisian yang memburunya tidak diam hanya sampai si situ saja , mereka rupanya sudah tak tahan untuk meringkus orang yang sudah mereka klaim sebagai seorang gembong recidivis . Diantara rel-rel yang di lalui kereta yang melintas cepat , mereka terus memburunya sambil melepas tembakan-tembakan ke arah atap di mana Ucluk sedang berusaha melawan derasnya hambusan angin . Hingga suatu saat ketika kereta berjalan di satu tepian danau Ucluk melempar dirinya ke dalam kubahan besar air danau itu , Ucluk sekejap serasa menghilang bagai tertelan air . Sedangkan pihak Kepolisian yang masih memburunya tak mengejarnya hanya sampai di situ , mereka terus menyusuri sepanjang tepian danau sampai waktu maghrib menjelang . Bahkan pencarian sosok Ucluk masih di teruskan hingga pekat malam terus beranjak merangkak di pertengahan . Ucluk yang berhasil lolos dari maut setelah membuang dirinya masuk kedalam air danau ternyata sedang bersembunyi di dalam sebuah rumah kosong . di sana tak terasa air mata mulai berlinangan dari kedua mata seorang yang selama ini di kenal sadis dan brutal , laki-laki yang terkenal dengan profesi preman tergila , tak pandang bulu ketika membantai setiap seterunya , yang pernah membunuh seratus nyawa orang , ia mulai meleleh , ternyata harus takluk jua oleh sengatan dinginnya malam yang terasa mulai tak bersahabat , ia meringkuk sambil mengingat tiap-tiap kekerasan yang pernah di lakukannya . Hingga waktu shubuh menjelang setelah di awali oleh kumandang suara adzan yang menggema dari arah seberang jalan , Ucluk tersadar dan bangkit dari perasaan tersudutnya . Lalu Tak sadar ia mulai bergerak keluar dari rumah kosong persembunyiannya . Dan ketika polisi-polisi yang masih terus mencarinya melihatnya , ia kembali di buru , bahkan ketika ia hendak menyeberangi jalan raya dua mobil besar menabraknya dengan keras hingga Ucluk terpental jauh , kejadian itu justru juga membuat kecelakan bagi para pengemudinya yang kaget setelah menabrak . Kecelakaan tabrakan beruntun sekaligus terjadi yang membuat jalan yang pagi itu harusnya masih sepi menjadi kacau balau dan ramai menjadi tontonan massa . Sedangkan Ucluk yang terpental jauh , sangat ajaib masih bisa menggerakkan organ-organ tubuhnya seperti biasa . Ia berkelebat hingga akhirnya menghilang tertelan oleh pekatnya malam . Kematian Ucluk di depan Musholla Peristiwa Kematian Ucluk seolah sudah terbaca olehnya . Sebab beberapa polisi yang ternyata sudah mengepungnya seusai ia melaksanakan sholat shubuh langsung menyergapnya . Seorang komandan Kepolisian yang di dampingi oleh seorang kiyai muda yang ternyata dia adalah orang pintar yang tahu seluk beluk kelemahan ilmu Ucluk berhasil membunuhnya dengan tiga butir pelor emas yang di lepaskan tepat meletup di kepala Ucluk . Ucluk roboh seketika . Setelah kejadian itu Para kepolisian lalu mengevakuasi lokasi Tempat Kejadian Perkara . THE END
Posted on: Thu, 20 Jun 2013 16:50:51 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015