Hari ini 31 OKTOBER 2013; HARI REFORMASI GEREJA (oleh Reformator - TopicsExpress



          

Hari ini 31 OKTOBER 2013; HARI REFORMASI GEREJA (oleh Reformator Marthin Luther) SELAMAT MERAYAKAN Meskipun ada banyak setan di kota Worms; Wittenberg; sebanyak genteng rumah; saya akan tetap ke sana mematahkan gigi-giginya sambil berseru kepada nama TUHAN (Marthin Luther). Syukur ya TUHAN kami, sebab Kau koyakan kelam dan awan-awan kesia-siaan. Dan Tanah kami ini ketika tertentu terbuka bagi Firman, terang dan hidup-Mu. (I.S.Kijne) KISAH MARTHIN LUTHER; SANG PEMBAHARU. Martin Luther dikenal sebagai tokoh reformator gereja di Jerman pada abad ke-16. Gerakan reformasi yang diusahakannya telah menyebabkan berdirinya gereja lain disamping Gereja Katolik Roma, yaitu Gereja Lutheran. Luther dilahirkan pada tanggal 10 Nopember 1483 dalam sebuah keluarga petani di Eisleben, Thuringen, Jerman. Pada tanggal 11 Nopember 1483 ia dibaptiskan di Gereja St. Peter and Paul dan diberi nama Martinus sesuai dengan nama orang kudus pada tanggal tersebut. Ayahnya bernama Hans Luther dan ibunya bernama Margaretta. Keluarga Luther adalah keluarga yang saleh seperti biasanya golongan petani di Jerman, sehingga Martin Luther dibesarkan dalam suasana seperti itu. Pada tahun 1484 Hans Luther pindah ke Mansfeld. Di kota ini Hans berhasil terpilih menjadi anggota Dewan Kota Mansfeld, suatu jabatan yang terhormat. Dengan demikian Hans dapat menyekolahkan anak-anaknya dengan baik. Pendidikan dasarnya ditempuhnya di Mansfeld, sedangkan pendidikan menengahnya di Magdeburg pada sebuah sekolah yang diasuh oleh Saudara-saudara yang Hidup Rukun. Pada tahun 1501 Luther memasuki Universitas Erfurt, suatu universitas yang terbaik di Jerman pada masa itu. Di sini ia belajar filsafat terutama filsafat Nominalis Occam dan theologia skolastika, serta untuk pertama kalinya Luther membaca Alkitab Perjanjian Lama yang diketemukannya dalam perpustakaan universitas tersebut. Orangtuanya menyekolahkan Luther pada sekolah ini untuk persiapan memasuki fakultas hukum. Mereka menginginkan agar anak mereka menjadi seorang ahli hukum. Pada tahun 1505 Luther menyelesaikan studi persiapannya dan sekarang ia boleh memasuki pendidikan ilmu hukumnya. Namun pada tanggal 2 Juni 1505 terjadi suatu peristiwa yang membelokkan seluruh kehidupannya. Dalam perjalanan pulang dari Mansfeld ke Erfurt, tiba-tiba turun hujan lebat yang disertai dengan guntur dan kilat yang hebat. Luther sangat ketakutan. Ia merebahkan dirinya ke tanah sambil memohon keselamatan dari bahaya kilat. Luther berdoa melalui perantara Santa Anna, yaitu orang kudus yang dipercayai sebagai pelindung dari bahaya kilat sebagai berikut: Santa Anna yang baik, tolonglah aku. Aku mau menjadi biarawan. Pada tanggal 16 Juli 1505 ia memasuki biara Serikat Eremit Augustinus di Erfurt dengan diiringi oleh sahabat-sahabatnya. Orangtuanya tidak turut mengantarkannya karena mereka tidak menyetujui keputusan Luther tersebut. Di dalam biara, Luther berusaha untuk memenuhi peraturan-peraturan biara melebihi para biarawan lainnya. Ia banyak berpuasa, berdoa, menyiksa diri; sehingga nampaknya Lutherlah yang paling saleh dan rajin di antara semua para biarawan. Ia mengaku dosa di hadapan imam sekurang-kurangnya sekali dalam seminggu. Pada setiap waktu ibadah doa, Luther mengucapkan 27 kali Doa Bapa Kami dan Salam Maria. Luther membaca Alkitab dengan rajin dan teliti. Semua itu diperbuatnya dalam rangka untuk mencapai kepastian tentang keselamatannya. Sebenarnya Luther mempunyai pergumulan yang berat, yaitu bagaimana Luther memperoleh seorang Allah yang rahmani. Gereja mengajarkan bahwa Allah adalah seorang hakim yang akan menghukumkan orang yang tidak benar dan melepaskan orang yang benar. Luther merasa bahwa tidak mungkin ia menjadi orang yang benar. Ia pasti mendapat hukuman dari Allah yang akan bertindak sebagai hakim itu. Ia telah menjadi biarawan namun di biarapun pergumulan rohani itu tidak selesai. Pergumulan rohani ini diceritakannya kepada pimpinan biara di Erfurt, yaitu Johann von Staupitz. Johann von Staupitz menasihati agar Luther tidak memikirkan apakah ia diselamatkan atau tidak. Yang penting adalah percaya kepada rahmat Kristus dan memandang pada luka-luka Kristus. Sementara Luther bergumul mencari Allah yang rahmani itu, pada tanggal 2 Mei 1507 Luther ditahbiskan menjadi imam. Orangtuanya serta beberapa sahabatnya hadir pada upacara pentahbisan tersebut, serta menerima Sakramen Ekaristi yang pertama kali yang dilayani oleh Martin Luther. Johann von Staupitz mengirim Luther untuk belajar theologia di Wittenberg sambil mengajar filsafat moral di sana. Itulah sebabnya Luther dipindahkan ke biara Augustinus di Wittenberg pada tahun 1508, namun pada tahun berikutnya ia kembali lagi ke Erfurt untuk mengajar dogmatika. Di biara Erfurt, Luther mendapat kepercayaan dari pimpinan biara di Jerman untuk membahas soal peraturan-peraturan serikatnya di Roma pada tahun 1510. Luther sangat gembira, karena dengan demikian ia akan berhadapan muka dengan Bapa Suci di Roma, serta berziarah ke tempat-tempat suci dan berdoa di Tangga Pilatus (Scala Santa) untuk pembebasan jiwa kakeknya dari Api Penyucian. Luther ditemani oleh seorang biarawan serta seorang bruder berjalan kaki dari Erfurt ke Roma. Di Roma, Luther tinggal selama 4 minggu lamanya. Luther mengunjungi tempat-tempat suci dan dengan lutut telanjang merangkak naik Scala Santa sambil mendoakan jiwa kakeknya di Api Penyucian. Scala Santa ini adalah sebuah tangga naik yang terdiri dari 28 anak tangga yang dipercayai sebagai Tangga Pilatus yang dipindahkan dari Yerusalem ke Roma. Di Roma, Luther melihat keburukan-keburukan yang luar biasa. Para klerus hidup seenaknya saja. Nilai-nilai kekristenan sangat merosot di kota suci ini. Dalam kekecewaannya, Luther berkata: Jika seandainya ada neraka, maka Roma telah dibangun di dalam neraka. Luther telah mempunyai kesan bahwa dahulu Roma adalah kota yang tersuci di dunia, maka kini adalah yang terburuk. Roma dibandingkannya dengan Yerusalem pada jaman nabi-nabi. Sekalipun demikian kepercayaan Luther terhadap Gereja Katolik Roma tidak tergugat. Setelah kembali dari Roma, Luther pindah ke biara di Wittenberg pada tahun 1511. Ia tinggal di situ sampai dengan meninggalnya. Atas dorongan Johann von Staupitz, Luther belajar lagi untuk memperoleh gelar doktornya, yang akhirnya diperoleh Luther pada tahun 1512. Johann von Staupitz melihat bahwa Luther adalah seorang yang sangat pandai sehingga ia cocok untuk menjadi mahaguru. Di Wittenberg telah dibuka sebuah universitas baru oleh Frederick III yang Bijaksana pada tahun 1502. Frederick the Wise bersimpatik pada Luther tatkala Frederick mendengarkan kotbah Luther sehingga ia mau mengangkat Luther menjadi mahaguru pada universitasnya itu. Disamping itu Luther diangkat menjadi pengawas dan pengurus dari 11 biara serikatnya di Jerman. Di Universitas Wittenberg, Luther mulai memberi kuliah tafsiran Kitab Mazmur, kemudian Surat Roma, Galatia, dan Surat Ibrani. Sementara itu pergumulan rohaninya berjalan terus, yaitu mencari Allah yang rahmani. Barangkali pada tahun 1514 Luther menemukan jalan keluar dari pergumulannya itu. Ia menemukan pengertian yang baru tentang perkataan-perkataan Paulus dalam Roma 1:16-17. Luther mengartikan kebenaran Allah adalah tidak lain pada rahmat Allah, yang menerima orang-orang yang berdosa serta berputus asa terhadap dirinya, tetapi yang menolak orang-orang yang menganggap dirinya baik. Kebenaran Allah adalah sikap Allah terhadap orang-orang berdosa yang membenarkan manusia berdosa karena kebenaran-Nya. Tuhan Allah mengenakan kepada manusia berdosa, kebenaran Kristus dan dari sebab itu Tuhan Allah memandang manusia berdosa sebagai orang-orang benar. Tentang penemuannya itu, Luther menulis sebagai berikut: Aku mulai sadar bahwa kebenaran Allah tidak lain pada pemberian yang dianugerahkan Allah kepada manusia untuk memberi hidup kekal kepadanya; dan pemberian kebenaran itu harus disambut dengan iman. Injil-lah yang menyatakan kebenaran Allah itu, yakni kebenaran yang diterima oleh manusia, dan bukan kebenaran yang harus dikerjakannya sendiri. Dengan demikian Tuhan yang rahmani itu membenarkan kita oleh rahmat dan iman saja. Aku seakan-akan diperanakkan kembali dan pintu firdaus terbuka bagiku. Pandanganku terhadap seluruh Alkitab berubah sama sekali karena mataku sudah celik sekarang. Luther menyampaikan penemuannya itu di dalam kuliah-kuliahnya. Penemuan Luther ini tidak menjadi titik meletusnya gerakan reformasi Luther. Titik meletusnya gerakan reformasi Luther adalah masalah penjualan Surat Pengampunan Dosa (Indulgensia) pada masa Pemerintahan Paus Leo X untuk pembangunan Gereja Rasul Petrus di Roma, dan pelunasan hutang Uskup Agung Albrecht dari Mainz. Dengan memiliki Surat Indulgensia dengan cara membelinya, seseorang yang telah mengaku dosanya di hadapan imam tidak dituntut lagi untuk membuktikan penyesalannya dengan sungguh-sungguh. Bahkan para penjual Surat Indulgensia melampaui batas-batas pemahaman theologis yang benar dengan mengatakan bahwa pada saat mata uang berdering di peti, jiwa akan melompat dari Api Penyucian ke Surga, bahkan dikatakan juga bahwa Surat Indulgensia itu dapat menghapuskan dosa. Luther tidak dapat menerima praktek seperti itu dengan berdiam diri saja, hatinya memberontak. Itulah sebabnya ia mau mengundang para intelektual Jerman untuk mengadakan perdebatan theologis mengenai Surat Indulgensia. Untuk maksud itu, pada tanggal 31 Oktober 1517 Luther merumuskan 95 dalilnya dan ditempelkan di pintu gerbang Gereja Istana Wittenberg. Tanggal ini oleh gereja-gereja reformatoris diperingati sebagai Hari Reformasi. Dalil-dalil Luther sudah tersebar di seluruh Jerman dalam tempo sebulan saja. Surat Indulgensia tidak laku lagi dan Luther dianggap sebagai penyebabnya. Paus Leo X menuntut agar Luther menarik kembali ajarannya yang sesat itu. Luther membalas permintaan Paus dengan memberikan penjelasan tentang maksud setiap dalilnya dengan penuh rasa hormat. Namun Paus Leo X memerintahkan kepada Luther untuk menghadap hakim-hakim paus di Roma dalam waktu 60 hari. Ini berarti bahwa Luther akan dibunuh. Beruntunglah Frederick the Wise melindungi mahagurunya. Frederick meminta kepada Paus agar Luther diperiksa dalam wilayah Jerman dan permintaan ini dikabulkan. Paus mengutus Kardinal Cajetanus untuk memeriksa Luther pada tahun 1518. Cajetanus meminta Luther menarik kembali dalil-dalilnya, namun Luther tidak mau. Cajetanus gagal dalam misinya. Gerakan reformasi Luther berjalan terus. Banyak kota dan wilayah Jerman memihak kepada Luther dan nama Luther mulai dikenal di luar Jerman. Kaum humanis, para petani Jerman bersimpatik kepadanya. Perdebatan theologis tentang Surat Indulgensia sebagaimana dimaksudkan dengan dalil-dalilnya tidak terjadi. Perdebatan itu barulah terjadi pada bulan Juni 1519 di Leipzig. Dalam perdebatan ini Luther berhadapan dengan Johann Eck dengan disertai oleh Carlstadts, rekan mahagurunya di Wittenberg. Dalam perdebatan ini Luther mengatakan bahwa para paus tidak bebas dari kesalahan-kesalahan. Konsilipun tidak luput dari kekeliruan-kekeliruan. Luther menunjuk kepada Konsili Constanz yang memutuskan hukuman mati dibakar pada Johanes Hus. Johann Eck menuduh Luther sebagai pengikut Johanes Hus. Dalam perdebatan ini pokok perdebatan telah bergeser dari Surat Indulgensia ke kekuasaan Paus. Menurut Luther yang berkuasa di kalangan orang-orang Kristen bukanlah Paus atau konsili, tetapi Fiman Allah saja. Kini Luther sudah siap untuk menerima kecaman dari Paus. Sementara Luther menunggu kecaman Paus, ia menulis banyak karangan yang menjelaskan pandangan-pandangan theologianya. 3 karangannya yang terpenting adalah: # An den Christlichen Adel Deutscher Nation: von des Christlichen Standes Besserung (Kepada Kaum Bangsawan Kristen Jerman tentang perbaikan Masyarakat Kristen), 1520. Dalam bukunya ini, Luther menyerang apa yang disebutkannya dengan 3 tembok Yericho dari Paus untuk mempertahankan dirinya. Yang dimaksudkan dengan ketiga tembok itu adalah tuntutan paus bahwa kaum awam berada di bawah kekuasaannya. Pauslah yang berhak menafsirkan Alkitab, dan hanya Paus yang berhak memanggil konsili. Ketiga tembok ini telah menghalangi adanya pembaruan dalam gereja. Tembok yang pertama diserangnya dengan mengatakan bahwa seseorang yang telah dibaptiskan telah memiliki jabatan imamat am orang percaya yakni sebagai raja, imam, dan nabi. Oleh karena itu tidak ada perbedaan antar paus, uskup, imam, dan biarawan dengan raja-raja, bangsawan, tukang-tukang, serta dengan petani. Hanya ada satu tubuh dan Kristus kepalanya. Semua orang Kristen mempunyai derajat rohani yang sama. Kita ditahbiskan dengan baptisan oleh imam; kita menjadi imamat rajani, raja dan imam di hadapan Allah (1Petrus 2:9). Perbedaan yang ada hanyalah perbedaan jabatan dan fungsi, bukan derajat, demikian kata Luther. Oleh sebab itu, Luther menyerukan kepada para bangsawan Kristen untuk memperbaharui gereja dalam wilayah kekuasaannya dengan cara yang baik, dalam keadaan yang takut akan Allah bukan dengan kekerasan senjata. # De Captivitate Babylonica Ecclesiae (Pembuangan Babel untuk Gereja), Oktober 1520. Buku ini ditulis dalam bahasa latin karena ditujukan kepada para sarjana, theolog, dan para pejabat gereja. Tulisan ini merupakan karya polemis-theologis. Ia membahas tentang sakramen-sakramen. Menurut Luther ke tujuh sakramen yang ada dalam Gereja Katolik Roma menawan seorang Kristen sejak ia lahir hingga masuk kubur, padahal menurut kesaksian Alkitab hanya 2 sakramen yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus, yaitu baptisan kudus dan perjamuan kudus. Mengenai perjamuan kudus, Luther mencatat 3 kesalahan, yaitu hal tidak diberinya cawan (anggur) kepada kaum awam, ajaran transubstansiasi dan kurban misa. Menurut Luther bahwa praktek tidak diberikannya cawan kepada umat bertentangan dengan Alkitab. Matius, Markus, Lukas, dan Paulus menyaksikan bahwa semua sakramen dimaksudkan untuk para klerus maupun untuk kaum awam. Di dalam Alkitab dikatakan: Minumlah, kamu semua dari cawan ini. Luther menolak ajaran transubstansiasi. Ia mengajarkan tentang koexistensi dalam tubuh dan darah Kristus, dengan di bawah roti dan anggur. Keduanya sungguh-sungguh hadir namun yang satu kelihatan dan yang lainnya tidak kelihatan. Luther menggantikan ajaran transubstansiasi dengan ajaran ko-substansiasi. # Von der Freiheit eines Christenmenschen (Kebebasan Seorang Kristen), 1520. Buku ini dapat dikatakan sebagai sebuah buku etika. Luther merumuskan kebebasan Kristen dengan 2 rumusan yang tampaknya bertentangan, sebagai berikut: Seorang Kristen adalah bebas dari segala ikatan dan bukanlah hamba kepada siapapun; seorang Kristen adalah terikat kepada segala sesuatu dan hamba kepada semua orang. Orang Kristen adalah bebas dari hukum atau taurat manapun dan tidak terikat kepada peraturan yang dikeluarkan oleh siapapun, namun kebebasan itu bukanlah kebebasan dari Kristus, tetapi kebebasan dalam Kristus. Tanggal 15 Juni 1520, Bulla (surat resmi) Ekskomunikasi dari Paus keluar. Bulla itu bernama Exurge Domine. Paus menyatakan bahwa dalam pandangan-pandangan Luther terdapat 41 pokok yang sesat. Ia meminta kepada Luther menarik kembali dalam tempo 60 hari dan jika tidak ia akan dijatuhi hukuman gereja. Namun Luther membalas bulla itu dengan suatu karangan yang berjudul Widder die Bullen des Endchrists (Melawan Bulla yang Terkutuk dari si Anti Kristus). Pada tanggal 10 Desember 1520 Luther membakar bulla Paus tersebut bersama-sama dengan Kitab Hukum Kanonik Gereja Katolik Roma di depan gerbang kota Wittenberg dengan disaksikan oleh sejumlah besar mahasiswa dan mahaguru Universitas Wittenberg. Tindakan ini merupakan tanda pemutusan hubungannya dengan Gereja Katolik Roma. Kemudian keluarlah bulla kutuk Paus pada tanggal 3 Januari 1521. Luther kini berada di bawah kutuk gereja. April 1521 Kaisar Karel V mengadakan rapat kekaisaran di Worms. Luther diundang untuk mempertanggung-jawabkan perbuatan-perbuatannya dan karangan-karangannya. Kaisar Karel V menjanjikan perlindungan atas keselamatan jiwa Luther. Pada tanggal 18 April 1521 Luther mengadakan pembelaannya. Wakil Paus meminta agar Luther menarik kembali ajaran-ajarannya, namun Luther tidak mau. Kaisar Karel V ingin menepati janjinya kepada Luther sehingga sebelum rapat, menjatuhkan keputusan atas diri Luther, maka Luther diperintahkan untuk meninggalkan rapat. Pada tanggal 26 Mei 1521 dikeluarkanlah Edik Woms yang berisi antara lain: Luther dan para pengikutnya dikucilkan dari masyarakat, segala karangan Luther harus dibakar dan Luther dapat ditangkap dan dibunuh oleh siapapun, kapanpun, dan di manapun juga. Ketika Luther melintasi hutan, tiba-tiba ia disergap oleh pasukan berkuda yang bersenjata. Luther dibawa untuk disembunyikan di Istana Wartburg atas perintah Raja Frederick the Wise. Di sini Luther tinggal selama 10 bulan lamanya dengan memakai nama samaran Junker Georg. Di sinilah juga Luther mengerjakan terjemahan Perjanjian Baru dari bahasa Yunani (naskah asli Perjanjian Baru) ke dalam bahasa Jerman. Sementara Luther bersembunyi di Wartburg, terjadilah huru-hara di Wittenberg. Carlstadts muncul ke depan. Carlstadts menilai bahwa Luther tidak berusaha untuk menghapus segala sesuatu yang berbau Katolik Roma. Ia menyerang hidup membiara dan menganjurkan agar para biarawan menikah. Ia sendiri melayani misa dengan pakaian biasa serta roti dan anggur diberikan kepada umat. Perubahan-perubahan ini memang didukung Luther. Tetapi kemudian Carlstadts dipengaruhi oleh nabi-nabi dari Zwickau yang bersifat radikal. Mereka menyerbu bangunan-bangunan gereja, menghancurkan altar-altar gereja, salib-salib, patung-patung, dan sebagainya. Huru-hara ini tidak dapat dikendalikan oleh Frederick the Wise. Luther mendengar huru-hara ini dan segera menuju Wittenberg. Luther berkotbah selama seminggu lamanya di Wittenberg untuk meneduhkan suasana kota. Ia mengecam tindakan kekerasan serta radikal itu. Menurut Luther, pembaharuan gereja tidak dapat dilakukan dengan kekerasan atau dengan jalan revolusi. Luther menghardik Carlstadts sehingga Calstadts pergi ke Swiss. Pada tahun 1525 terjadilah pemberontakan petani di bawah pimpinan Muenzer. Luther mengecam dengan keras pemberontakan ini. Ia mengajak agar para bangsawan memadamkan pemberontakan ini. Dengan demikian Luther memisahkan dirinya dengan golongan-golongan radikal. Setelah pemberontakan petani, Luther menikah dengan Katharina von Bora, seorang bekas biarawati pada tahun 1525. Perkembangan reformasi Luther berkembang dengan pesat. Nama Luther bukan saja terkenal di Jerman, tetapi juga di luar negeri. Pada tahun 1537 Luther membuat suatu karangan berjudul Pasal Pasal Samlkalden yang menguraikan pokok-pokok jaman gereja reformatoris. Untuk keperluan jemaat dan pemimpin gereja, Luther menyusun Katekismus Kecil dan Katekismus Besar. Martin Luther meninggal 18 Pebruari 1546 dalam usia 62 tahun di Eisleben. Sumber: secapramana/theworldismine/martinluther.htm Dapatkan 95 thesis protes Marthin Luther dan ulasan pendapatnya tentang Bunda Maria di link alamat yang sama.
Posted on: Thu, 31 Oct 2013 04:50:55 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015