Hari masih pagi. Salju turun cukup lebat, menandakan matahari - TopicsExpress



          

Hari masih pagi. Salju turun cukup lebat, menandakan matahari benar-benar tidak akan muncul dengan terang hari ini. Jalanan kota Seoul sudah ramai dengan hiruk pikuk kendaraan yang seolah tidak ada hentinya bergerak kesana kemari. Seorang namja berperawakan tinggi tampak menyesap kopi panasnya dalam diam. Bola mata kecokelatannya tampak menari-nari menikmati pemandangan yang berkelebat di luar jendela café itu. Suasana café sangat sepi. Tidak ada pengunjung lain selain mereka berdua. Tepat di hadapan namja tampan itu telah duduk seorang gadis cantik dengan rambut kecokelatan bergelombang. Gadis itu mengaduk milkshake strawberry-nya tanpa minat sambil sesekali melirik takut-takut ke arah namja itu. Ada suasana muram yang meliputi mereka berdua. Sehingga keduanya sama sekali tidak mengeluarkan suara walaupun hanya untuk sekedar menyapa. “A..aku…” ucap sang gadis yang membuat namja itu bereaksi. “Mianhae…” sahut namja itu sambil menghela nafas berat. Gadis itu mengangguk pelan dan kembali menunduk. “Aku tidak apa-apa…” sambung gadis itu lemah. “Maafkan aku yang telah menyebabkan semua kekacauan ini terjadi… Mianhae, Yeon Hyo-ya..” “Tidak ada yang perlu dimaafkan.. Kau tidak bersalah…” “Aku bersalah, Yeon Hyo-ya.. Aku bersalah padamu.. Mianhaeyo…” “Bagiku, kau sama sekali tak bersalah… Keadaan yang menyebabkan semua ini terjadi.. Ini takdir kita, Kyuhyun-ah… Tidak ada yang bisa menentang garis takdir…” “Tapi…” “Aku mau kau melupakan semuanya… Lupakan semua yang sudah terjadi selama lima tahun ini.. Aku tahu, kau pasti bisa…” “Aniya, aku tak bisa… Tidak akan pernah bisa….” “Sudah lah.. Aku tak ingin berdebat lagi denganmu, Kyuhyun-ah…” “Yeon Hyo-ya… Ini bukan keinginanku.. Ini karena—“ “Cukup ! Aku tak mau mendengarnya lagi !” pekik Yeon Hyo emosi. Gadis itu menatap Kyuhyun tajam. Ada perasaan marah sekaligus sesak yang menguasai jiwanya. “Aku hanya tak ingin kau—“ “Sudah ku bilang cukup, Kyuhyun-ah ! Kau menyakitiku !” Cho Kyuhyun terdiam. Namja itu mendengus pelan dan kembali mengalihkan pandangannya ke arah jendela. Berusaha melenyapkan semua beban pikiran yang menghantuinya selama beberapa hari terakhir ini. “Aku mau pulang..” ucap Yeon Hyo sambil meraih tas berwarna peach yang sedari tadi berada di atas meja putih café itu. Kyuhyun menoleh. “Temani aku sebentar lagi…” pinta Kyuhyun setengah memohon. “Aku sibuk…” “Kau tak punya jadwal hari ini, Yeon Hyo-ya…” Yeon Hyo mendesah dan pada akhirnya gadis itu menyerah. “Aku hanya ingin menghabiskan waktu bersamamu walaupun sebentar saja…” “Kau tak berhak atas diriku, Kyuhyun-ah…” sahut Yeon Hyo ketus. Kyuhyun menghela nafas dan menatap gadis itu baik-baik. Yeon Hyo terlihat pucat, ada lingkaran hitam dibawah matanya. Tampak habis menangis semalaman. “Kau menangis lagi ?” tanya Kyuhyun tanpa bermaksud mengejek. “Aniya, tidak ada gunanya menangis..” “Kau menangis..” “Tidak ! Sudah ku bilang… aku tidak menangis !” elak Yeon Hyo yang membuat Kyuhyun tersenyum kecut. Namja itu tahu kalau Yeon Hyo menangis. Tapi gadis itu memang tidak pernah mengakuinya. “Aku tahu kalau ini akan semakin menyakitimu, Yeon Hyo-ya… Tapi entahlah.. Rasanya aku lebih memilih kau menangis daripada kau pergi meninggalkanku…” “Meninggalkanmu ? Aku tak pernah berpikir seperti itu, Kyuhyun-ah… Tak pernah terlintas dalam pikiranku tentang hal itu… Aku mencintaimu, lebih daripada yang kau tahu.. Tapi keadaan ini selalu menyiksaku.. Aku tak bisa terus menerus berada disisimu, Kyuhyun-ah.. Takdir melarang kita untuk bersama… Apakah aku salah jika aku bertekad untuk melupakanmu dan mulai mencintai orang lain lagi ?” “Aku tidak rela jika kau—“ “Kau tidak rela jika aku mencintai orang lain selain dirimu ? Apakah itu bukan hal yang egois ?” “Yeon Hyo-ya…” “Apa kau belum cukup membuatku menderita, hah ?! Tinggal serumah denganmu, tapi aku sama sekali tidak mempunyai hak atas dirimu ! Apa itu tidak keterlaluan ?!” bentak Yeon Hyo emosi. Kyuhyun menunduk. “Mianhae…” Yeon Hyo menarik nafas dalam-dalam. Air mata gadis itu mulai menetes satu persatu membasahi pipinya. Kyuhyun tidak bereaksi. Namja itu benar-benar merasa bersalah. “Aku juga tidak mencintai—“ “Kau tidak mencintainya ? Maksudmu.. Kau tidak mencintai eonni-ku ? Kau menikahi saudara kandung-ku satu-satunya tanpa cinta ? Sebenarnya apa yang ada didalam otak bodohmu itu, Kyuhyun-ah ?! Apa kau belum cukup puas menghancurkan hidupku, hah ?! Apa kau belum puas ?!!” “Yeon Hyo-ya…” “Cukup ! Aku tak mau mendengarnya lagi !” “Aku terpaksa menikahinya…” “Eoh ? Terpaksa menikahi eonni-ku karena perjodohan sialan itu, huh ?! Kenapa kau tidak menolaknya ? Kenapa kau diam saja dan menerimanya ? Kenapa kau tega membuatku seperti ini, Cho Kyuhyun bodoh !” “Eomma memintaku menikahi Yoon Eun Mi karena hal yang sama sekali tidak aku inginkan, Yeon Hyo-ya… Mianhae…” “Kau ! Bukankah kau tahu kalau Yoon Eun Mi itu adalah saudara kandung-ku ?! Kenapa kau menidurinya malam itu dan membuat semua kekacauan ini terjadi dalam sekejap ?! Kenapa kau tega padaku, Kyuhyun-ah ?!” jerit Yeon Hyo sambil menangis. “Aku mabuk… Aku tak tahu apa yang terjadi malam itu.. Tak pernah sedikitpun niat ku untuk menghancurkan semua ini ! Semua yang telah kita rancang bersama… Pernikahan kita yang hanya tinggal dua bulan lagi, semuanya.. Hidup kita… Aku tak pernah berniat untuk menghancurkan semuanya, Yeon Hyo-ya.. Aku mencintaimu…” Yeon Hyo menatap Kyuhyun nanar. Gadis itu menangis dalam diam. Hatinya benar-benar sudah hancur. Tidak ada sisa lagi yang ia punya untuk diberikan pada orang lain. “Aku tak pernah menginginkan semua ini terjadi, Yeon Hyo-ya… Aku sama sekali tidak pernah mencintai Eun Mi… Sama sekali tidak.. Aku hanya mencintaimu, Yeon Hyo-ya.. Aku menyesal saat itu datang ke rumahmu dalam keadaan mabuk… Aku menyesal, Yeon Hyo-ya.. Aku sangat menyesal…” “Semuanya sudah terlambat… Tak ada gunanya kau meminta maaf padaku, Kyuhyun-ah…” “Aku ingin menceraikan Yoon Eun Mi dan menikahimu, Yeon Hyo-ya…” “Cerai ? Kau ingin menceraikan eonni-ku dan menikah denganku ? Ya ! Apa kau sudah gila, Kyuhyun-ah ?!” “Aku serius…” “Aniya, aku tidak mungkin menyakiti eonni-ku sendiri… Aku tak mungkin melakukan hal itu, Kyuhyun-ah… Aku tidak sekejam itu !” “Hanya ini yang bisa ku lakukan untuk menebus semua kesalahanku padamu, Yeon Hyo-ya…” “Tidak ! Kau gila ! Kau benar-benar tidak punya hati, Kyuhyun-ah !” “Lalu aku harus bagaimana, hah ?! Apa aku harus menidurimu agar aku bisa menikahimu ?!” bentak Kyuhyun membuat Yeon Hyo menatap namja itu tajam. PLAK ! “Kau gila, Kyuhyun-ah ! Aku benci kau ! Aku benci !” pekik Yeon Hyo kesal. Gadis itu menyeka air mata yang menetes dari sudut matanya dan menatap Kyuhyun dengan penuh kebencian. Beberapa detik kemudian, gadis itu berlari keluar dari café, meninggalkan Kyuhyun yang hanya bisa berdiri mematung sambil memegangi pipinya yang terasa perih. “Yeon Hyo-ya… Mianhae…” ~XXX~ ——————————————– “Dalam sadarku, telah ku sunting luka.. Dalam takutku, berlari menjauh darimu.. Dalam lukaku, ada rindu yang tak padam – untukmu juga…” ——————————————– ~XXX~ Yeon Hyo menangis dalam diam. Gadis itu menatap ke arah bingkai foto yang terpajang rapi di atas meja kecil dekat tempat tidurnya. Letaknya masih sama. Hanya gambar didalamnya saja yang berbeda. Dulu Yeon Hyo bisa menemukan potret dirinya dengan Kyuhyun didalam bingkai foto berwarna hitam itu dan tersenyum. Tapi sekarang, gadis itu harus menghadapi kenyataan kalau gambar yang tertinggal dalam bingkai itu hanya dirinya sendiri. Sebuah foto yang diambil dua tahun yang lalu saat mereka mengunjungi Namsan Traditional Village itu telah robek sebagian. Yeon Hyo yang merobeknya, tepat pada malam pernikahan Kyuhyun dan Eun Mi dua minggu yang lalu. “Apa aku tak pantas untuknya ? Sehingga Tuhan menakdirkan eonni-ku sendiri untuk menjadi pendamping hidupnya ? Apa aku terlalu egois dengan mencintai orang yang telah menjadi kakak ipar-ku sendiri ? Kenapa aku begitu menyedihkan ?” desis Yeon Hyo sambil tersenyum kecut. Gadis itu menyeka butiran-butiran bening yang semakin banyak menghujani wajahnya. Yeon Hyo kembali menatap bingkai foto itu dengan perasaan campur aduk. Disebelah bingkai foto itu ada sebuah benda tebal berwarna ungu tua yang cukup menarik perhatian Yeon Hyo. Gadis itu beranjak dari tempatnya duduk dan meraih benda itu dengan enggan. Mata Yeon Hyo menatap benda itu nanar. Sebuah undangan yang masih terbungkus rapi dengan plastik. Yeon Hyo membuka segel plastik bening itu dengan cepat. Gadis itu memainkan ujung jarinya di atas benda ungu yang cantik itu sambil tersenyum kecut. “Cho Kyuhyun – Yoon Yeon Hyo” desis Yeon Hyo lirih saat membuka undangan itu dan mulai membacanya. Pandangannya kembali samar. Gadis itu menghela nafas, tapi genangan air di pelupuk mata Yeon Hyo sepertinya tidak betah berlama-lama di sana. Gadis itu menangis. Lagi. “Yeon Hyo-ya ?” Yeon Hyo menoleh dan buru-buru menyembunyikan undangan itu di balik tubuhnya. Gadis itu tersenyum kecut. “Wae ?” “Kau tidak lapar ?” tanya seorang yeoja cantik yang sedikit mirip dengan Yeon Hyo. Hanya saja yeoja itu terlihat lebih feminim. “Aniya, aku sudah makan di luar…” sahut Yeon Hyo parau. Gadis itu belum makan sejak kemarin. Entah kenapa Yeon Hyo tidak merasa lapar sama sekali. “Ah~ Ne, kalau kau lapar… Kau bisa menemukan bubur didalam kulkas… Tinggal hangatkan saja dengan api sedang, Ne ?” “Arraseo eonni… Gomawo..” Yoon Eun Mi mengangguk dan kemudian berbalik menuju pintu keluar. Sejak pernikahannya dengan Kyuhyun, Yeon Hyo mendadak berubah menjadi pendiam. Gadis itu bahkan tidak mau bicara terlalu banyak dengan Eun Mi seperti yang biasa mereka lakukan selama ini. Eun Mi menyadari kalau pernikahannya dengan Kyuhyun adalah pukulan besar untuk Yeon Hyo. Tapi namja itu memang harus bertanggung jawab atas diri Eun Mi. Bagaimana pun juga Kyuhyun telah melakukan kesalahan besar yang seharusnya tidak pernah terjadi. “Yeon Hyo-ya…” panggil Eun Mi tanpa berbalik. Yeon Hyo menoleh dan menatap punggung kakak kandungnya itu sambil mengernyitkan alis. “Ne ?” “Mianhae, Yeon Hyo-ya…” ucap Eun Mi sambil menahan tangis. Gadis itu benar-benar tidak kuasa melihat perubahan sikap Yeon Hyo yang terlalu jauh. Eun Mi tidak bisa menyalahkan siapa-siapa. Tidak ada yang bisa disalahkan dalam hal ini. Kyuhyun datang ke rumah mereka malam itu dalam keadaan mabuk. Namja itu bertengkar hebat dengan Yeon Hyo. Mereka memang sering bertengkar selama ini dan entah kenapa saat itu Kyuhyun memilih untuk minum dan mabuk. Namja itu di antar pulang oleh Lee Donghae yang kebetulan saat itu di telepon oleh pihak bar dan memberitahukan kalau Kyuhyun tidak bisa pulang dan menyetir sendiri. Donghae datang dan menjemput Kyuhyun. Tapi di tengah perjalanan, Kyuhyun terus menerus meracau, menyebut nama Yeon Hyo berulang kali dan meminta Donghae untuk mengantarnya ke rumah Yeon Hyo saat itu juga. Donghae menurut dan menurunkan Kyuhyun tepat didepan rumah Yeon Hyo yang saat itu hanya didiami oleh Eun Mi. Kyuhyun mengetuk pintu rumah Yeon Hyo. Berteriak memanggil nama gadis itu. Tanpa menyadari kalau Yeon Hyo tidak ada disana, gadis itu menginap dirumah Choi Rae Hee –sahabatnya- yang menjadi tempat pengaduan Yeon Hyo saat gadis itu mengalami masalah dengan Kyuhyun. Yoon Eun Mi yang sangat mengenal baik Kyuhyun, membuka pintu rumah itu dalam keadaan mengantuk. Gadis itu belum sadar sepenuhnya saat Kyuhyun memeluknya hingga peristiwa itu terjadi. “Aku tak pernah menyalahkanmu, eonni…” sahut Yeon Hyo lirih. Eun Mi menoleh dan kembali menatap gadis itu dengan pandangan yang tidak bisa dijelaskan. “Aku menyakitimu… Aku menyakiti adikku sendiri… Maafkan aku, Yeon Hyo-ya… Aku bukan kakak yang baik untukmu.. Mianhae…” “Gwaenchana, eonni.. semuanya sudah terjadi… Tak ada yang perlu di sesalkan…” “Tapi—“ “Aku tidak apa-apa… Aku baik-baik saja…” “Yeon Hyo-ya…” Yeon Hyo tersenyum dan hanya bisa membalas pelukan Eun Mi saat gadis itu memeluk Yeon Hyo. “Mianhae…” “Eonni-ya… Bolehkah aku meminta satu hal padamu ?” tanya Yeon Hyo yang membuat Eun Mi melepaskan pelukannya dan menatap wajah Yeon Hyo dengan intens. Berusaha menebak apa yang sedang dipikirkan gadis itu. Tapi ternyata sia-sia saja. Tak ada yang bisa Eun Mi temukan disana. “Katakan…” “Aku mohon tolong jaga Kyuhyun untukku, eonni…” “M..ma..maksudmu ?” Yeon Hyo memejamkan matanya. Gadis itu menarik nafas dalam-dalam. Berusaha untuk tidak menangis. “Tolong cintai dia demi aku… Aku mohon eonni…” “Yeon Hyo-ya..” “Aku tahu, eonni tidak bisa melakukan hal itu karena eonni memikirkan perasaanku… Tapi aku sudah memikirkan hal ini… Aku tidak bisa mencintainya lagi karena dia adalah suami-mu.. Tolong beri dia cinta yang sama besar dengan cintaku padanya… Belajarlah untuk mencintainya… Demi aku..” “Aniya, aku tak bisa melakukan semua itu, Yeon Hyo-ya…” “Aku mohon….” Eun Mi menggeleng tegas dan menatap kedua bola mata Yeon Hyo dengan pandangan tak percaya. “Kalau kau meminta aku bercerai dengan Kyuhyun, aku bisa melakukan hal itu untukmu, Yeon Hyo-ya.. Tapi kalau kau minta aku untuk mencintai orang yang sama denganmu, aku tidak bisa Yeon Hyo-ya… Aku tidak bisa melakukan hal itu demi apapun…” “Walaupun aku yang memintanya ?” tanya Yeon Hyo parau. “Ne…” “Kalau itu permintaan terakhirku, bagaimana ?” “Yeon Hyo-ya !” Yeon Hyo terdiam. Gadis itu kembali menunduk, tidak sanggup menatap wajah kakak yang sangat disayanginya. “Berjanjilah untuk tidak meninggalkanku, Yeon Hyo-ya…” “Aku tidak bisa berjanji soal itu.. Kalau eonni tidak mau berjanji untukku…” “Kau keras kepala sekali…” “Berjanjilah padaku untuk menjaga Kyuhyun dengan baik… Aku mempercayaimu, eonni… Kau bisa menjaga Kyuhyun untukku…” “Kalau aku berjanji padamu, apakah kau mau menepati janjimu ?” “Tentu saja..” sahut Yeon Hyo sambil tersenyum. “Kalau begitu, berjanjilah untuk tetap hidup Yeon Hyo-ya…” Yeon Hyo terdiam. Gadis itu menatap wajah Eun Mi yang terlihat khawatir. “Arraseo…” ~XXX~ —————————————— “Bersama melipat hati, itu yang kita pilih untuk menyudahi penyatuan… Dan genggaman kita pun terlepas di batas perpisahan…” —————————————— ~XXX~ “Kalau aku menolak operasi itu… Apa yang akan terjadi ?” “Penyakit ini sangat berbahaya untukmu, Nona Yoon.. Tumor ini sudah berubah menjadi ganas dan menyebar di bagian syaraf otak anda… Kalau dibiarkan, kemungkinan untuk bertahan hidup sangat kecil…” Yeon Hyo terdiam. Gadis itu menggigit bibir bawahnya, tampak berpikir. “Dan….. Kalau aku operasi ? Apa aku akan sembuh ?” tanya Yeon Hyo setengah berharap. “Kemungkinan untuk sembuh total itu sebenarnya tidak ada… Tapi kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan Nona.. Dan lagipula operasi ini tentu akan menimbulkan efek samping yang berdampak besar untuk Nona…” Yeon Hyo menghela nafas berat. Ini adalah hal yang paling ia takuti. “Bisa tolong jelaskan, seperti apa efek samping yang akan ditimbulkan dari operasi ini ?” tanya Yeon Hyo lagi. Raut wajahnya berubah menjadi muram. Ada ketakutan disana. “Kemungkinan paling besar adalah Nona tidak bisa melihat lagi… Dan mungkin juga saat tumor itu diangkat, akan terjadi kelumpuhan pada kaki Nona…” “M..ma..maksudnya ? Buta ? Lumpuh ?” desis Yeon Hyo parau. Namja paruh baya itu mengangguk. “Tapi kami akan berusaha untuk memperkecil efek samping yang ditimbulkan itu.. Kalau operasi ini berhasil dengan baik, penglihatan Nona akan berkurang… Sehingga Nona akan ketergantungan dengan kacamata.. Tapi kalau efek sampingnya berdampak besar dalam arti kata operasi ini gagal, Nona akan kehilangan penglihatan dan juga dampak yang paling parah itu kelumpuhan di sebagian besar tubuh Nona…” “Apakah tidak ada cara lain selain operasi ?” tanya Yeon Hyo lemah. Gadis itu mulai kehilangan harapan. Antara hidup dan mati. Jika Yeon Hyo memilih operasi, kemungkinan besar gadis itu akan cacat. “Mianhamnida… Tidak ada jalan lain, Nona… Dan sebaiknya operasi itu dilakukan dalam waktu dekat ini.. Tolong persiapkan diri anda..” “Arraseo…. Kamsahamnida…” ~XXX~ ———————————————— “Garis batasnya telah kau tetapkan… Ku serahkan hati dengan cuma-cuma pun, kau tetap pergi…” ———————————————— ~XXX~ “Yeon Hyo-ya, kau tidak makan ?” tanya Eun Mi saat melihat gadis itu meletakkan sendoknya dengan gamang dan menyambar segelas teh hangat yang berada di sisi kirinya. Yeon Hyo tidak menjawab, gadis itu hanya menggeleng ringan dan kembali menyeruput teh hangat untuk mengisi kekosongan lambungnya itu. “Apa kata dokter ?” tanya Eun Mi lagi yang sukses membuat Yeon Hyo tersedak. Kyuhyun yang sejak tadi menikmati makan malamnya dalam diam sontak menoleh ke arah Yeon Hyo. Namja itu menatap Yeon Hyo tajam. “Dokter ? Yeon Hyo-ya, kau sakit ? Jelaskan padaku !” todong Kyuhyun yang membuat Yeon Hyo mendengus. “Aku hanya flu ringan.. Mungkin kurang tidur…” sahut Yeon Hyo sambil beranjak dari tempatnya duduk. “Sudah malam.. Sebaiknya aku tidur… Annyeong..” “Chakkaman ! Biar aku mengantarmu ke kamar, Yeon Hyo-ya…” tawar Kyuhyun yang membuat Yeon Hyo melotot. “Aniya, temani saja istrimu disini, Kyuhyun-ah…” sahut Yeon Hyo ketus. Eun Mi mengangkat wajahnya dan menatap Yeon Hyo sedih. Gadis itu benar-benar merasa bersalah pada Yeon Hyo. “Yeon Hyo-ya !” bentak Kyuhyun kesal saat melihat Eun Mi mulai menunduk dan menangis. “Wae ?” balas Yeon Hyo dingin. “Kau kenapa ? Kau marah pada kami ? Kalau kau marah, katakan dengan jelas, Yeon Hyo-ya !” “Aku tidak marah…” “Kalau kau tidak marah, kenapa kau bersikap seperti ini ? Kenapa kau tidak makan, huh ?! Kau tahu ? Aku sangat mengkhawatirkan keadaanmu, Yeon Hyo-ya ! Aku tidak bisa melihatmu terus menerus seperti ini !” “Kalau aku tidak makan, lalu apa pedulimu ? Kau tidak berhak mengatur hidupku, Kyuhyun-ah ! Ini hidupku sendiri ! Kau sama sekali tidak bisa ikut campur kedalamnya !” “Aku mencintaimu, Yeon Hyo-ya ! Aku mencintaimu !” “Cukup !!” jerit Eun Mi sambil menangis. Yeoja itu menutup kedua telinganya rapat-rapat. Suasana mendadak hening. Yeon Hyo menunduk, sedangkan Kyuhyun masih betah menatap ke arah gadis itu dengan perasaan kesal. “Eonni, mianhae…” ucap Yeon Hyo sesaat sebelum gadis itu berlari meninggalkan ruang makan. Kyuhyun ingin mengejar Yeon Hyo, tapi pergelangan tangan namja itu di tahan oleh Eun Mi. Yeoja itu tahu kalau saat ini Yeon Hyo tidak ingin diganggu sama sekali. Semua beban yang diterimanya sudah cukup berat, belum lagi gadis itu harus tinggal serumah dengan Eun Mi dan Kyuhyun. Eun Mi tidak bermaksud menyiksa Yeon Hyo dengan meminta gadis itu untuk tinggal bersamanya. Tapi ini adalah permintaan rahasia dari Kyuhyun. Namja itu memohon pada Eun Mi agar membujuk Yeon Hyo tinggal bersama mereka dengan alasan ingin menjaga Yeon Hyo. Eun Mi menyetujui permintaan Kyuhyun karena yeoja itu juga ingin mengawasi Yeon Hyo serta memperhatikan kesehatannya. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang mengetahui riwayat kesehatan Yeon Hyo secara persis, kecuali Eun Mi. “Biarkan dia sendiri… Dia butuh waktu untuk menenangkan pikirannya…” ujar Eun Mi yang membuat Kyuhyun mendecak. “Sampai kapan dia akan bersikap seperti ini ? Aku sudah membujuknya untuk pergi dari Seoul bersamaku, tapi dia malah memintaku untuk melupakannya dan mencintaimu ! Eun Mi-ya, kau tahu sendiri kalau aku sama sekali tidak menaruh perasaan padamu.. Aku harus bagaimana, hah ?! Apa aku harus membawa kabur Yeon Hyo agar dia mau menurut dan pergi bersamaku ?” Eun Mi terdiam. Gadis itu sama sekali tidak bisa mengeluarkan suaranya. Lidahnya kelu. Entah apa yang dirasakannya saat ini. Sedih, bingung, kecewa, kesal, entah apalagi. Yang Eun Mi tahu hanya lah perasaan aneh yang berkecamuk didalam jiwanya. Yeoja itu paham, bahkan sangat mengerti kalau Yeon Hyo dan Kyuhyun saling mencintai. Lima tahun bukan lah waktu yang sebentar, apalagi mereka berdua sudah menyebarkan undangan pernikahan mereka. Waktu yang tersisa hanya dua bulan lagi untuk menyatukan Kyuhyun dan Yeon Hyo dalam pernikahan sakral, tapi semua rencana itu mendadak berubah kacau dalam waktu sekejap. “Eun Mi-ya ! Katakan padaku, apa yang harus aku lakukan sekarang ?!” desak Kyuhyun sambil meraih kedua bahu Eun Mi. Namja tampan itu menatap Eun Mi tajam. Tampak meminta keputusan. “A…ak..aku—“ “Aish ! Besok pagi aku akan membawa Yeon Hyo pergi ke Osaka, disana ada apartemen Donghae Hyung.. Aku sudah meminjamnya, dan malamnya aku akan menikahi Yeon Hyo secara diam-diam, tanpa sepengetahuan keluarga..” “Kau mau menikahi Yeon Hyo besok ? di Jepang ?” Mata Eun Mi membulat. Gadis itu menatap namja yang tengah emosi dihadapannya itu dengan pandangan tak percaya. “Ne, hanya itu yang bisa aku lakukan untuk menebus semua kesalahanku pada Yeon Hyo.. Kau mengerti, Eun Mi-ya ? Kau pasti tahu kalau aku sangat mencintai adikmu… Tolong bantu aku untuk mengurus semuanya.. Jeball..” pinta Kyuhyun memohon. “Ta..tapi—“ “Tapi apa ?” tanya Kyuhyun sambil kembali fokus menatap Eun Mi. Gadis itu mendesah pelan. Tak lama kemudian, air matanya kembali mengalir setetes demi setetes. Suami yang tengah berada dihadapannya tengah meminta izin untuk menikahi adiknya sendiri. Demi Tuhan, ini terlalu sakit ! “A..aku..aku hamil..” sahut Eun Mi parau. Kyuhyun terdiam. “Aku merasa tidak enak badan beberapa hari ini dan kemarin aku sudah memeriksakannya ke dokter.. Dan ternyata aku hamil, Kyuhyun-ah.. Aku mengandung anakmu…” Kyuhyun tidak menjawab. Tidak ada kekuatan lagi baginya sekarang. Namja itu merasa lututnya lemas. Semua semangatnya menguap seketika. Tidak ada lagi pilihan, tidak ada lagi jalan keluar. “Kenapa kau tidak langsung mengatakannya padaku, Eun Mi-ya ?! Kenapa ?!” jerit Kyuhyun frustasi. Namja itu mengacak-ngacak rambutnya dan berteriak marah. Eun Mi yang menyadari kalau namja itu benar-benar kehilangan kesabarannya hanya bisa menunduk dan menangis. Menyesali semua yang telah terjadi. “Mianhae, Kyuhyun-ah…” “Semua sudah hancur, Eun Mi-ya ! Aku sama sekali tidak menginginkan anak itu ! Satu-satunya yang aku inginkan dari dunia ini hanya Yeon Hyo ! Yoon Yeon Hyo ! Bukan orang lain !” pekik Kyuhyun kesal. Namja itu kembali menjerit dan beberapa detik kemudian terduduk lemas di atas kursi. Pandangan matanya kosong. “Kyuhyun-ah ?” panggil Eun Mi parau sambil menguncang-nguncangkan bahu Kyuhyun. Namja itu tidak bereaksi. Matanya hanya berkedip sesekali dan bibirnya tertutup rapat. Sama sekali tidak bersuara. “Kyuhyun-ah… jeball.. jawab aku…” “……………” “Kyuhyun-ah ? Kyuhyun-ah ?! Aarrgghh ! Yeon Hyo-ya ! Yeon Hyo-ya ! Cepat kemari !” jerit Eun Mi sambil menepuk-nepuk pipi Kyuhyun. Namja itu masih tidak bereaksi. Dua menit kemudian, terdengar suara langkah kaki mendekat. Eun Mi menoleh dan menemukan Yeon Hyo tengah berlari menghampiri mereka. “Eonni-ya ! Wae ?! Apa yang terjadi ?!” seru Yeon Hyo panik. Gadis itu langsung berhambur memeluk Kyuhyun. Membuat Eun Mi terdiam. “Dia kenapa eonni ? Kyuhyun kenapa ?!” cecar Yeon Hyo yang hanya dibalas gelengan ringan Eun Mi. “Kita bawa kerumah sakit !” ~XXX~ ————————————————- “Apakah aku salah jika aku mencintaimu ? Bagaimana bisa aku melewatkan satu detik dalam hidupku tanpamu ? Apakah aku harus memohon pada Tuhan agar waktu berhenti dan membiarkanmu tetap berada disisiku ? Hidup tanpa kau disisiku, sama sekali bukan hidup…” ————————————————- ~XXX~ “Kesadarannya terganggu, mungkin karena terlalu banyak pikiran dan tekanan sehingga Tuan Cho sulit untuk berkomunikasi…” “Apa ini berbahaya ?” tanya Eun Mi parau. Yeon Hyo yang duduk disebelah Eun Mi, hanya bisa diam. Tanpa berani bersuara. “Aniya, Mungkin ini disebut dengan depresi berat… Tuan Cho mengalami stress dan depresi atas masalah yang cukup menganggu pikirannya.. Tapi jika dilakukan therapi secara teratur mungkin akan mengembalikan keadaannya seperti semula… Itu juga tergantung keadaan..” “Lalu ? Apakah Kyuhyun harus dirawat disini ?” tanya Eun Mi yang dibalas dengan anggukan ringan namja paruh baya itu. “Tentu saja… yang dibutuhkan Tuan Cho adalah istirahat yang cukup dan ketenangan.. Sebaiknya hindarkan dia dari hal-hal yang menganggu pikirannya..” “Mi..misalnya ?” tanya Yeon Hyo membuka suara. “Orang atau sesuatu yang ia hindari… Mungkin seperti itu lah..” Yeon Hyo terdiam. Sejenak gadis itu tampak berpikir keras. “Aku mohon… Lakukan yang terbaik untuknya..” ~XXX~ —————————————————- “Biarkan rasa menjadi tuan di negeri sendiri… Menjadikanmu rindu di setiap pahatan tanahnya…” —————————————————- ~XXX~ “Yeon Hyo-ya, kenapa kau tidak mau masuk ?” tanya Eun Mi saat menyadari gadis itu tetap berdiri di ambang pintu. Yeon Hyo tidak bergerak, hanya gelengan ringan yang menjawab semua pertanyaan yang dilancarkan Eun Mi sejak tadi. “Dia pasti ingin sekali bertemu denganmu, Yeon Hyo-ya…” ucap Eun Mi yang membuat Yeon Hyo menatap wajah kakaknya itu sambil tersenyum kecut. “Aku lah penyebab semua kejadian ini.. Aku yang terlalu kekanak-kanakan… Seharusnya aku tahu kalau aku begitu membebaninya.. Seharusnya aku bisa mengikhlaskannya.. Seharusnya aku—“ “Cukup Yeon Hyo-ya ! Ini sama sekali bukan salahmu ! Bukan salahmu !” bentak Eun Mi yang membuat Yeon Hyo terdiam. “Tapi aku—“ “Sudah ku bilang hentikan ! Kau mau masuk atau tidak sama sekali ?!” Yeon Hyo menggeleng. Membuat Eun Mi mendengus kesal dan meninggalkan Yeon Hyo sendirian di ambang pintu. Eun Mi benar-benar kesal dengan sikap keras kepala yang Yeon Hyo miliki. Jika Yeon Hyo sudah memutuskan, apapun yang terjadi tidak akan merubah keputusan gadis itu. Yeon Hyo menghela nafas dan menyeka air mata yang perlahan mengalir membasahi pipinya. Cobaan apalagi ini ? Dirinya di vonis tidak akan hidup lama lagi kecuali menjalani operasi yang bisa menyebabkannya buta dan lumpuh. Orang yang paling ia cintai di dunia ini, Cho Kyuhyun. Telah membuatnya kecewa setengah mati dan menjadi suami dari kakak yang amat sangat ia sayangi. Dan sekarang namja yang menjadi semangat hidupnya selama ini hanya bisa terbaring tak berdaya, depresi berat dan bisa dikatakan ‘gila’. Tidak ada lagi yang tersisa. Semuanya sudah hancur secara perlahan-lahan. ~XXX~ ——————————————————– “Aku tersesat… Tanpamu, aku benar-benar tersesat dalam labirin hatiku sendiri…” ——————————————————- ~XXX~ Sudah satu minggu semenjak Kyuhyun dirawat di rumah sakit, Yeon Hyo sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan datang mengunjungi namja itu. Hanya Eun Mi yang setia, setiap hari datang dan menyuapi Kyuhyun bubur untuk memberinya tenaga. Mengajaknya bercerita dan sesekali bercanda walaupun Kyuhyun sama sekali bereaksi. Namja tampan ini masih saja duduk menatap ke arah jendela rumah sakit dengan pandangan mata kosong. “Kyuhyun-ah, sebenarnya apa yang kau pikirkan ? Kenapa kau masih diam saja ? Kenapa kau belum pulih juga, Kyuhyun-ah ? Apa yang harus aku lakukan agar membuatmu sembuh ?” tanya Eun Mi dengan suara bergetar. Yeoja itu benar-benar tidak sanggup jika harus melihat Kyuhyun seperti ini. Yeon Hyo juga berubah menjadi orang yang sangat tertutup dan tidak mau berbicara dengan Eun Mi sejak Kyuhyun masuk rumah sakit. “Kyuhyun-ah….” “Permisi.. Apakah anda Nyonya Cho ? Maksud saya, Cho Eun Mi ?” tanya seorang yeoja berpakaian putih-putih yang sontak membuat Eun Mi menoleh. “Eoh ?” “Ternyata benar… Saya sering melihat anda diruangan ini setiap hari.. Tapi bukan itu tujuan saya sebenarnya… Ada suatu hal yang harus dibicarakan dengan Nyonya… Ada waktu ?” tanya suster itu yang membuat Eun Mi mengernyitkan alisnya. “Waeyo ?” “Apakah benar kalau Yoon Yeon Hyo adalah adik anda ?” Eun Mi mengangguk. “Mianhamnida… Saya baru memberitahukan anda soal ini.. Tapi Nona Yeon Hyo sudah melakukan operasinya tadi pagi tanpa didampingi siapapun.. Keadaannya masih belum sadar sampai sekarang, mungkin bius nya belum hilang…” “Operasi ? Yeon Hyo operasi ?! Kenapa dia tak memberitahuku ?!” tanya Eun Mi tak sabar. “Molla.. Tapi sebelum melakukan operasi, Nona Yeon Hyo meminta saya untuk mencari anda kemari dan menitipkan surat ini..” Suster itu memberikan sepucuk surat berwarna pink pada Eun Mi yang langsung diraih oleh yeoja itu. “Kalau begitu saya pamit.. Annyeong…” “Ne, kamsahamnida…” sahut Eun Mi buru-buru. Gadis itu beralih menatap ke arah Kyuhyun yang masih tidak bereaksi walaupun nama Yeon Hyo disebut berapa kali. Namja itu masih menatap kosong ke luar jendela tanpa ekspresi. Hanya saja kali ini raut wajahnya tampak muram. “Kyuhyun-ah… Yeon Hyo sakit… Dia sudah menjalani operasinya tadi pagi.. Apa kau sama sekali tidak mau melihat keadaannya sekarang ? Dia membutuhkanmu…” ucap Eun Mi parau. Kyuhyun mengalihkan pandangannya, kali ini menatap Eun Mi. Membuat gadis itu tersentak dan tersenyum kecut. Kyuhyun sudah menunjukkan reaksinya walaupun cuma sedikit. “Apa kau mau aku membacakan surat ini untukmu ? Aku yakin, kau pasti ingin mendengarnya… Ini surat untukmu, Kyuhyun-ah.. Bukan untukku..” “……………” “Tapi sebelumnya aku minta maaf karena tidak pernah memberitahu hal ini padamu.. Yeon Hyo yang memintanya, dia tidak ingin membebanimu… Ku harap kau mengerti dan tidak memarahinya…” Eun Mi menghela nafas dan kemudian membuka surat berwarna pink itu dengan cepat. Sekilas saja Eun Mi sudah mengenali pemilik tulisan tangan yang indah ini. Ini tulisan tangan Yeon Hyo. ————————————————– “Dear, My Evil Prince… Cho Kyuhyun… Tuan Cho yang jutek… Bagaimana kabarmu ? Ku harap kau cepat pulih, Kyuhyun-ah.. Mianhae… Aku tidak menulis surat ini dengan rapi… Aku tahu kau akan memarahiku kalau melihat surat jelek ini… Aku tidak bermaksud menghinamu atau apa yang akan kau tuduhkan padaku.. Aku hanya tidak bisa menulis dengan rapi lagi… Penglihatan mataku benar-benar payah sekarang… Aku hanya bisa melihat dengan samar-samar, jadi aku tidak tahu bagaimana bentuk tulisanku di surat ini… Ku harap kau tidak marah, Ne ? Aku bahagia karena masih bisa menulis surat untukmu… Karena kemungkinan besar aku tidak bisa menulis lagi… Setelah operasi aku mungkin kehilangan penglihatanku dan sebagian besar tubuhku akan mengalami kelumpuhan… Aahh~ lupakan soal itu ! Yeon Hyo adalah gadis terkuat yang pernah kau temui seumur hidupmu kan ? Kau sendiri yang mengatakan hal itu padaku.. Jadi jangan mengelak dan menyangkal semua perkataanku… Kyuhyun-ah, Mianhae… Selama ini aku selalu menyembunyikan hal ini darimu… Selama ini aku selalu berusaha terlihat kuat di matamu.. Sungguh, aku sama sekali tidak bermaksud membebanimu… Aku sudah cukup bahagia dengan adanya kau disisiku, selalu mencintaiku… Tapi takdir ternyata memang tidak berpihak padaku, ne ? Aku harus kehilanganmu saat keadaanku benar-benar terpuruk… Hubunganku dengan Eun Mi eonni juga renggang karena aku masih belum bisa menerima kenyataan kalau kau harus menikahi kakak ku sendiri… Menyedihkan, bukan ? Aku terlalu kekanak-kanakan dan tidak menerima takdir yang telah ditetapkan oleh Tuhan… Aku juga egois karena masih mencintai orang yang sudah menjadi milik kakak ku sendiri… Kyuhyun-ah, apakah kau sedih ? Aniya, kau tak boleh bersedih… Aku yang mengalami semuanya, aku yang merasakan semuanya, tidak ada hubungannya denganmu.. Satu hal yang cukup aku yakini dalam dunia ini.. KAU TIDAK BERSALAH ! Sama sekali tidak ! Kau tidak bersalah, karena itu aku mohon padamu untuk segera sadar… Kau harus melanjutkan hidupmu, Kyuhyun-ah ! Kau juga harus menjaga keponakanku dengan baik… Sayangilah keponakanku itu seperti kau menyayangiku… Dan bolehkah aku meminta satu hal yang sangat aku inginkan dalam hidup ini ? Aku ingin kau bahagia… Lanjutkan hidupmu dan berusaha lah untuk menerima Eun Mi eonni sebagai istrimu… Aku yakin… Kau pasti bisa menjaga kakak kesayanganku itu dengan baik… Cintailah dia, jagalah dia… demi aku… Aku tak tahu, apakah setelah operasi ini aku bisa membuka mataku kembali atau tidak… Jika iya, yang pertama kali ingin ku lihat adalah wajahmu Kyuhyun-ah… Tapi itu mustahil, karena jika nanti aku sadar… Aku tidak bisa melihat lagi… Aku akan buta.. Dan parahnya lagi aku lumpuh.. Walaupun aku bisa melewati masa kritisku nanti… Aku akan menjadi orang cacat yang menyusahkanmu, Kyuhyun-ah… Aniya, aku tidak ingin menjadi orang yang seperti itu… Aku sama sekali tidak ingin melihat kau merasa terbebani… Bagaimanapun nanti keadaannya, aku mohon padamu… Tolong cintai Eun Mi eonni seperti kau mencintaiku… Wajah kami lumayan mirip… Dia juga gadis yang sangat baik… Dia pandai memasak, tentu dia akan membuatkanmu sarapan setiap pagi… Dia sangat perhatian, tentu dia akan merawatmu dengan baik… Dia sangat peduli, tentu dia akan menerima semua kekuranganmu… Dia juga sangat pintar, tentu dia akan menjadi istri yang paling sempurna untukmu… Jika kau tak mau melakukannya, anggap saja ini permintaan terakhir dariku… Kau tentu tidak akan bisa menolaknya, bukan ? Aah~ ya, ada satu hal lagi… Walaupun aku tidak bisa melihatmu, tapi bolehkah aku mendengar suaramu untuk yang pertama kali ? Mungkin sebagian besar orang akan menangis frustasi saat di vonis tidak akan bisa melihat lagi… Tapi aku cukup bersyukur karena walaupun aku di vonis kehilangan penglihatanku… Aku masih bisa mendengar suaramu… Suaramu yang akan menjadi semangat hidupku… Suara merdumu… Aku mencintaimu… Jeongmal saranghae, Cho Kyuhyun… -Yoon Yeon Hyo- —————————————————————— “Kyuhyun-ah ? Kau menangis ?” desis Eun Mi saat melipat surat pink itu dan menatap wajah muram Kyuhyun. Ada beberapa titik-titik air disana. Namja itu menangis dalam diam. Sama sekali tak ada suara. “Kau ingin bertemu Yeon Hyo ? Apakah kau ingin menemuinya ?” tanya Eun Mi yang hanya dijawab anggukan ringan Kyuhyun. “Kau bereaksi ! Kyuhyun-ah, kau sadar !” pekik Eun Mi senang. Gadis itu buru-buru menarik kursi roda yang memang berada di ruangan itu dan menyeretnya hingga ke dekat tempat tidur Kyuhyun. “Kajja ! Kita ke tempat Yeon Hyo !” Eun Mi menuntun Kyuhyun turun dari tempat tidur dan mendudukkan namja itu di atas kursi roda. ~XXX~ ———————————————————- “Jika takdir memang menyatukan kita… Semua kebahagiaan itu akan datang, walau terlambat…” ——————————————————- ~XXX~ “Yeon Hyo-ya…” panggil Eun Mi sambil menepuk pelan lengan Yeon Hyo yang masih terpasang selang infus. Gadis itu tidak bereaksi. Kyuhyun juga sama sekali tidak mengeluarkan suaranya. Keheningan tercipta. Yang ada hanya lah suara irama jantung Yeon Hyo yang masih terpantau stabil di layar monitor. “Ini eonni… Aku datang bersama Kyuhyun untuk melihat keadaanmu… Ku mohon, bangun lah, Yeon Hyo-ya…” ucap Eun Mi. Kali ini dengan suara bergetar. Gadis itu benar-benar tidak tahan melihat keadaan Yeon Hyo yang seperti ini. Kepala Yeon Hyo terbalut perban tebal, bekas operasi. Hidungnya juga dihiasi oleh selang oksigen yang membantunya bernafas. Tangan Yeon Hyo juga tidak luput dari kekejaman jarum yang membuatnya harus berkutat dengan selang infus yang dialirkan dengan cepat -tiga puluh tetesan dalam satu menit- guna untuk memenuhi cairan tubuhnya yang hilang. Hari sudah menjelang malam. Yeon Hyo belum sadar sampai sekarang. Padahal biasanya pasien sehabis operasi itu akan sadar dalam waktu dua jam setelah operasi. Apakah ini pengaruh obat bius yang ada di tubuh Yeon Hyo ? Atau mungkin gadis itu mengalami koma ? Molla… Baik Eun Mi dan Kyuhyun sama sekali buta tentang hal-hal seperti ini. Kyuhyun masih ‘betah’ dalam dunianya sendiri. Menatap Yeon Hyo dengan pandangan yang tak bisa dijelaskan. Namja itu sama sekali tidak bergeming walaupun Eun Mi terus menerus mengajaknya bicara. Sama halnya dengan Yeon Hyo. Eun Mi menghela nafas panjang dan kini beralih menatap Kyuhyun. Gadis itu mengerutkan kening. Kyuhyun tampak aneh semenjak mereka ada disini. Dia seperti berkomunikasi dengan Yeon Hyo dalam diam. Bibir Kyuhyun bergerak-gerak tanpa suara sambil terus menatap Yeon Hyo. Sedangkan Yeon Hyo benar-benar seperti orang meninggal. Tak ada satu gerakan pun yang tercipta dari tubuhnya. “Kyuhyun-ah, kau lelah tidak ? Aku akan mengantarmu kembali ke kamar jika kau lelah… Aku yang akan menunggui Yeon Hyo disini..” Kyuhyun tidak menjawab. Namja itu hanya menggeleng ringan dan kembali fokus menatap Yeon Hyo. “Hhmm.. Bagaimana jika aku meminta suster untuk memindahkan tempat tidurmu disini ? Jadi kau bisa satu ruangan dengan Yeon Hyo… Selain itu aku bisa mengawasi kalian sekaligus..” Kyuhyun masih tidak menjawab. Tapi dari sinar matanya, Eun Mi tahu kalau Kyuhyun menyetujui usulnya. Dengan gerakan cepat, gadis itu bangkit dari tempat duduknya dan berjalan keluar. Berusaha mencari suster yang bersedia untuk memindahkan Kyuhyun ke ruangan yang sama dengan Yeon Hyo. ~XXX~ ———————————————————- “Jika aku bisa memilih… Aku lebih memilih kematian, daripada harus hidup tanpamu…” ———————————————————- ~XXX~ Yeon Hyo membuka matanya secara perlahan. Rasa sakit sontak menjalar merasuki tubuhnya. Kepalanya benar-benar terasa sakit. Seperti ada benda berat disana. Yeon Hyo berusaha menggerakkan jarinya yang kaku. Tapi sia-sia saja, gadis itu belum mempunyai kekuatan yang cukup untuk melakukan semua itu. Yeon Hyo kembali mengerjap-ngerjapkan matanya yang terasa berat. Gelap. “Yeon Hyo-ya…” terdengar suara yang membuat Yeon Hyo susah payah untuk menarik kedua ujung bibirnya, membentuk sebuah senyuman. “Kyuhyun-ah ? Apakah itu kau ?” tanya Yeon Hyo parau. Pemilik suara itu tidak menjawab. Membuat Yeon Hyo kembali membuka suaranya. “Kyuhyun-ah ? Dimana kau ? Aku tidak bisa melihatmu…” Hening. Yeon Hyo mencoba bergerak, tapi ternyata tubuhnya belum mampu melakukan gerakan apapun. Gadis itu kembali mengerjap-ngerjapkan matanya. Berusaha mencari sinar untuk membuka penglihatannya kembali. Tapi ternyata sia-sia saja. Yeon Hyo buta. Tidak bisa melihat apapun. Tiba-tiba saja Yeon Hyo merasakan ada seseorang yang memeluknya hangat dan erat. Seperti orang yang benar-benar merindukan sosoknya. Ada setitik air yang menetes tepat di pipi Yeon Hyo. Gadis itu juga merasakan ada seseorang yang mengecup pipinya lembut. “Saranghae… Jeongmal saranghae, Yeon Hyo-ya…. Aku mencintaimu…” Yeon Hyo mengangguk. Tanpa melihat pun, gadis itu sudah tahu kalau hanya namja itu yang memiliki suara merdu yang menenangkan seperti ini. “Na do saranghaeyo, Cho Kyuhyun…” sahut Yeon Hyo lirih. “Aku senang kau bangun dan bisa mendengarku…” “Aku juga senang saat mendengar suaramu untuk yang pertama kali…” “Terima kasih untuk tetap hidup, Yeon Hyo-ya…” “Terima kasih juga untuk segala cinta yang kau berikan untukku, Kyuhyun-ah…” Kyuhyun mengangguk dan kembali memeluk erat tubuh gadis itu. Tanpa Kyuhyun sadari, ada seseorang yang tengah memperhatikan mereka. Tersenyum kecut dan kembali mengeluarkan air mata. ~XXX~ ———————————————————— “Jika mencintaimu adalah suatu kesalahan… Aku tidak menyesal… Karena mencintaimu adalah kesalahan yang paling indah dalam hidupku…” ————————————————————- ~XXX~ Two years later…. “Yeon Hyo-ya !” Gadis yang sejak tadi duduk di atas kursi rodanya itu menoleh dan tersenyum. “Kau lebih suka warna pink atau putih ?” tanya seorang namja yang ternyata sudah berada didekatnya. “Pink lebih ku sukai, apakah kau lupa warna kesukaanku, Kyuhyun-ah ?” tanya Yeon Hyo setengah mengejek. “Aniya, aku hanya memastikan…” “Memastikan soal apa ? Hhmpp… Tidak ada juga yang akan memperhatikanku, Kyuhyun-ah… Gadis cacat sepertiku apa menariknya ?” “Ya !! Berhenti bersikap seperti itu, kau menarik ! Yeon Hyo-ya, aku bahkan berniat untuk memasukkanmu kedalam tabung kaca agar kulitmu tidak tergores sedikitpun !” “Hhahaa.. Sudahlah, kau tak perlu memujiku… Doakan saja operasiku hari ini berlangsung lancar, ne ?” “Kau pasti sembuh !” seru Kyuhyun yang membuat Yeon Hyo tersenyum kecut. Yeon Hyo akan menjalani operasi lagi malam ini. Sama halnya seperti dua tahun yang lalu. Hal yang gadis itu takutkan selama ini ternyata terjadi, tumor itu kembali ! Ya, setelah operasi yang menyebabkan kelumpuhan dan kebutaan itu terjadi pada Yeon Hyo. Ternyata gadis itu harus menjalani operasi yang sama untuk kedua kalinya. Tentu saja dengan resiko yang berbeda. Jika operasi kali ini berlangsung dengan baik, Yeon Hyo akan sembuh total walaupun tetap melanjutkan hidupnya di atas kursi roda. Tapi jika operasi kali ini gagal, Yeon Hyo tidak akan terbangun lagi. Dalam arti kata, operasi ini adalah hidup mati Yeon Hyo. Suatu hal yang sangat Yeon Hyo takuti. “Bagaimana kabar Cho Hee Jin ? Aku merindukannya…” tanya Yeon Hyo sambil tersenyum. Yeon Hyo memang tidak pernah melihat wajah keponakannya itu. Tapi dari hasil membayangkan wajah Kyuhyun, gadis itu tahu kalau Cho Hee Jin pasti sangat tampan. “Dia baik-baik saja…” sahut Kyuhyun parau. Sejak Yeon Hyo dan Kyuhyun keluar dari rumah sakit dua tahun yang lalu, Eun Mi memutuskan untuk pergi meninggalkan Seoul. Yeoja itu menyadari kalau dia akan menjadi tembok pembatas yang akan jadi penghalang Yeon Hyo dan Kyuhyun. Cho Hee Jin lahir di Osaka – Jepang dengan bantuan Lee Donghae yang mengurus semuanya. Keluarga Cho sama sekali tidak tahu hal ini. Sedangkan Appa dan Eomma Yeon Hyo meninggal dalam kecelakaan mobil seminggu setelah Yeon Hyo keluar dari rumah sakit. Eun Mi memilih pergi dari Seoul dan memulai hidup baru di luar negeri. Dua bulan setelah itu, Eun Mi resmi bercerai dari Kyuhyun. Dan menikah dengan Lee Donghae yang menerima semua kekurangannya dan mencintai gadis itu apa adanya, serta menyayangi Hee Jin seperti anak kandungnya sendiri. “Setelah operasimu selesai, kita akan menikah… Kau sendiri yang memilih warna pink untuk warna gaunmu.. Dasar aneh…” cibir Kyuhyun yang membuat Yeon Hyo mendecak. “Aku hanya memilih apa yang aku sukai di dunia ini… Lagipula warna pink selalu terlihat bagus di kulitku…” “Kau selalu cantik, Yeon Hyo-ya..” Yeon Hyo tersenyum. “Gomawo…” “Untuk apa ?” “Terima kasih karena selama ini telah setia berada disamping gadis cacat sepertiku, Kyuhyun-ah… Aku mencintaimu…” “Ya !! Aku tidak suka kalau kau berterima kasih untuk itu, aku mencintaimu apa adanya ! Seharusnya kau paham akan hal itu, Yeon Hyo-ya !” Yeon Hyo tidak menjawab. Gadis itu tersenyum tipis dan kembali menghela nafas. Berusaha menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Menikmati hidup ini. ~XXX~ ——————————————————— “Jika aku terlahir kembali di kehidupan yang berbeda… Aku hanya menginginkan satu hal, kembali bertemu denganmu….” ———————————————————- ~XXX~ “Dokter ! Aku mohon ! Tolong selamatkan nyawa calon istriku ! Tolong ! Aku mohon !” teriak Kyuhyun frustasi. Namja paruh baya yang mengenakan setelan jas putih itu menggeleng perlahan. “Mianhamnida, Tuan Cho… Pendarahan yang dialaminya terlalu banyak, kami sudah berusaha semaksimal mungkin… Tapi ternyata kita harus kehilangan dia…” “Andwae ! Yeon Hyo-ku tidak mungkin meninggal ! Tidak ! Ini pasti bohong ! Yeon Hyo masih hidup ! Dia masih hidup !” “Kami turut berduka cita.. Semoga anda diberi kekuatan… Mianhamnida…” “TIDAK ! YEON HYO TIDAK MUNGKIN MENINGGAL !! DIA MASIH HIDUP !! INI TIDAK MUNGKIN !!!” “Tenanglah, Tuan Cho..” Kyuhyun menjerit frustasi. Namja itu berlari sekuat tenaga, menerobos masuk pintu yang tertutup itu. Kyuhyun menyibakkan tirai putih itu dengan cepat dan memeluk sesosok tubuh yang telah ditutupi kain putih itu seperti orang gila. “Chagiya ! Aku mohon bangunlah ! Bangun lah demi aku ! Demi aku !! Cho Kyuhyun-mu ! Bangun Yeon Hyo-ya ! Aku mohon bangun !!” jerit Kyuhyun sambil menangis. Namja itu menguncang-nguncangkan tubuh Yeon Hyo dengan cepat. Membuat kain putih yang sejak tadi menutupi wajah gadis itu terbuka. Kyuhyun terdiam saat melihat raut wajah pucat gadis yang sangat dicintainya itu. Perlahan Kyuhyun menyeka air matanya, tangan namja itu bergerak menelusuri wajah Yeon Hyo. “Cantik… Bangun lah untukku…” desis Kyuhyun hampir tak terdengar. “Yeon Hyo-ya…” Kyuhyun tersenyum kecut dan menyadari kalau Yeon Hyo benar-benar sudah pergi meninggalkannya. Yang ada dalam pelukan Kyuhyun hanya lah sesosok tubuh tak bernyawa milik Yeon Hyo. “Aku mencintaimu, Yeon Hyo-ya… Sangat mencintaimu..” ~XXX~ ———————————————————- “Mencintaimu tanpa batas waktu… Seperti itu lah janjiku kepadamu…” ———————————————————– ~XXX~ Kyuhyun menyematkan cincin berlian bertautan permata Sapphire Blue itu dengan hati-hati pada jari manis kiri seorang gadis dengan mata tertutup rapat. Namja itu tersenyum dan mengecup dahi gadis itu secara perlahan. “Mulai saat ini kau resmi menjadi istriku, Yeon Hyo-ya…” bisik Kyuhyun pada yeoja berwajah pucat yang tengah mengenakan gaun berwarna pink dengan manik-manik putih itu sambil kembali tersenyum. Kyuhyun kembali menyemprotkan parfum ke sekitar tubuh Yeon Hyo. Berusaha menyamarkan bau formalin yang cukup menyegat. Ruangan bernuansa putih itu penuh dengan bunga-bunga mawar putih favorite Yeon Hyo. Tidak ada orang lain lagi disana, kecuali Kyuhyun dan seorang gadis dalam kotak kaca yang penuh dengan kelopak bunga mawar putih yang sebagian besar menutupi tubuh gadis itu. “Kita akan bulan madu kemana ? Paris ? Atau ke Jepang sekalian mengunjungi eonni-mu ? Aku akan membawamu ke tempat yang kau sukai, Yeon Hyo-ya…” Gadis itu tak bergeming. Akan tetapi ekspresi wajahnya tampak tenang dan damai. Membuat Kyuhyun tak henti-hentinya tersenyum. “Aku mencintaimu, Cho Yeon Hyo… Saranghae…” c.r : gaemgyuchokyuhyun.wordpress/
Posted on: Tue, 13 Aug 2013 12:52:08 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015