Inilah Alasan Aceh digelari Dengan “Serambi Mekkah, Tanah - TopicsExpress



          

Inilah Alasan Aceh digelari Dengan “Serambi Mekkah, Tanah Rencong, dan Bumi Iskandar Muda’. Naggroe Aceh nyoe seuramoe Mekkah Naggroe mutuah pusaka kaya Nanggroe meusyuhu hase le leupah Lawet perintah Iskandar Muda Dengan tiga gelaran ini kita patutnya berbangga menjadi ureung Atjeh, karena Aceh adalah negeri dengan sejuta sejarah nuansa Islaminya. Bahkan termasuk legenda terhebat ditingkat Asia Tenggara, khususnya di Nusantara. Apabila kita menelusuri perjalanan sejarah di Indonesia, mungkin Aceh lah yang palin berkesan, kenapa demikian? Karena di Indonesia yang penduduknya adalah mayoritas Muslim tersebut sama sekali tidak meninggalkan nama atau kesan seajrah Islam yang patut dibanggakan. Jelas sangat, apabila kita menelusuri budaya Islam daerah di Indonesia, Aceh lah yang paling banyak meninggalkan budaya Islam, bahkan yang konon dulunya sebalum Islam masuk ke Nusantara semua daerah menyerap budaya Hindu-Buddha, akan tetatpi di Aceh para Ulama dapat mengubahnya dengan Budaya Islam yang tidak mengandung unsur Syirik. Namun di daerah lain masih banyak kita temukan budaya mereka masih memperlihatkan budaya peninggalan Hindu-Buddha padahal daerah mereka adalah juga mayoritas Muslim. Jadi, bagi anda yang merara darah Aceh, pertahankan patriotisme Keacehannya, dan kembangkan dengan Aceh sesuai dengan gelaran yang sudah ada. 1. Aceh “SERAMBI MEKAH” Martabat SERAMBI MEKKAH melekat sebagai nama pengganti bagi daerah Aceh mulai melekat, sejak Agama Islam menjadi anutan rakyat dan menjadi agama kerajaan di daerah ini. Sebagaimana kita ketahui, bahwa agama Islam diturunkan Allah di tanah Arab. Menurut ilmu Tauhid, yang disebut dengan agama Islam itu, bukan hanya yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW saja. Tetapi termasuk juga kedalam agama Islam adalah agama-agama pada nabi-nabi Allah yang mendahului Nabi Muhammad SAW. Agama Nabi Ibrahim disebut juga agama Islam dengan Kitabnya hanya beberapa shuhuf yang diturunkan Allah. Agama Nabi Musa dengan Kitab Tauratnya juga Islam, Zabur sebagai Kitab di zaman Nabi Daud disebut juga agama Islam. Nabi Isa dengan Kitabnya Injil termasuk juga agama islam, bahkan sejak masa endatu manusia, yaitu Nabi Adam a.s, agama Islam telah diberlakukan. Agama Islam yang diturunkan kepada Muhammad SAW adalah penyempurnaan dari agama Islam sebelumnya. Nabi Muhammad dilahirkan di kota Mekkah sehingga dapat dikatakan, bahwa pusat sentral dari agama Muhammad SAW ini adalah di kota suci Mekkah (Makkatul Mukarramah). Menurut keputusan beberapa seminar tentang masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia, mengatakan/berkesimpulan bahwa, agama Islam yang dianut oleh 90 % rakyat Indonesia sekarang ini, buat pertama sekali dianut oleh masyarakat daerah Perlak Aceh Utara. Demikian keputusan seminar tersebut, baik yang diadakan di Medan (1963), di Banda Aceh (1978), maupun di Perlak tanggal 25 – 30 September 1980. Ketiga seminar tentang masuknya Islam di Indonesia sependapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia (Aceh) pada abad pertama hijriah dan langsung dari Tanah Arab (Mekkah). Setelah sekian lama berkembang di Perlak (Aceh), barulah agama Islam itu tersebar ke seluruh kepulauan nusantara. Karena Islam itu secara langsung datang dari Tanah Suci Mekkah dan juga karena Acehlah yang merupakan daerah pertama yang didatangi Islam, maka disebutlah Aceh dengan julukan daerah Serambi Mekkah. Dalam bahasa Aceh; Serambi Mekkah disebut Seuramoe Mekkah. Hal ini berpedoman pada bentuk rumah Aceh (Rumoh Aceh) yang bertiang tinggi itu. Bagian lantai dari Rumoh Aceh tidak datar/sejajar keseluruhan rumah. Keadaannya bertingkat-tingkat. Rumoh Aceh memiliki dua buah seramoe (serambi), sebuah seuramoe inong (kamar isteri), dan sebuah ruang tiphiek (ruang dapur). Keadaan tingkatnya sbb: sejak dari seuramoe leun (serambi depan) yang diselangi oleh rumoh inong dan rambat yang lebih tinggi, baru menurun lagi ke seuramoe inong (serambi perempuan) dan yang paling rendah adalah rumah dapur (tiphiek). Jadi pusat sentral dari rumoh Aceh adalah rumoh inong, baru kemudian diikuti oleh dua buah seramoe dibahagian muka dan belakang, terus menurun ke tiphiek, maka agama Islam yang berpusat di Mekkah ditamsilkan ia berada di rumoh inong. Karena untuk pertama kali ia masuk ke Aceh (untuk Indonesia), yang langsung dari Arab/Mekkah, maka diibaratkan ia turun ke seuramoe (serambi). Maka melekatlah julukan negeri SERAMBI MEKKAH bagi sebutan Provinsi Aceh. Menurut catatan sejarah, bahwa pelaksanaan agama Islam masa dahulu di Aceh sangat murni. Rakyat dan kerajaan Aceh mengamalkan secara murni dan konsekuen. Persis seperti pengamalan agama Islam di kota Mekkah, begitulah keadaan Serambi Mekkah di masa itu. Dan kalau umat Islam yang tersebar di seluruh kepulauan nusantara hendak melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah, mereka terlebih dahulu harus singgah di pelabuhan-pelabuhan yang terdapat di Aceh, karena Aceh pada masa itu merupakan pintu gerbang untuk berlayar ke Mekkah. Satu lagi peranan penting yang diperankan oleh daerah Aceh sebagai negeri Serambi Mekkah. 2. Aceh “TANAH RENCONG” Mengenai sebutan Tanah Rencong dapat penulis jelaskan, bahwa julukan ini berasal dari sejenis senjata yang khusus hak ciptanya dipunyai rakyat daerah Aceh. Kalau di daerah Jawa dan Malaysia terkenal dengan alat senjata keris; sebagai yang paling terkenal seperti keris pusaka Empu Gandring, maka di daerah Aceh terkenal dengan Rencongnya. Pada masa dahulu, rencong merupakan alat kebesaran bagi rakyat dan orang patut-patut (ureueng ukok-ukok). Senjata rencong ini bentuknya melengkung. Bentuk tersebut mengikuti bentuk tulisan Arab terhadap kalimat suci dalam agama islam, yaitu BISMILLAAHIRRAHMANIRRAHIM. Seni kebudayaan Islam terpateri pada bentuknya. Itulah suatu tanda, bahwa Islam telah masuk sampai ke dalam tulang sumsum bagi masyarakat Aceh. Segala hasil karya tangan dan lainnya, semuanya menurut seni kebudayaan Islam. Bentuk dari hulu/gagang (uleei rencong) tidak sama. Ada yang panjang mencuat(Rencong meucugek) dan ada pula yang tipis bulat gagangnya yang biasanya terbuat dari tanduk kerbau dan gading gajah terutama masa akhir-akhir ini tidak menentukan besar atau kecil – khasiat dari rencong itu. Menurut para ahli yang biasa menempa Rencong, bahwa tuah dari senjata itu sangat ditentukan oleh besi yang setelah ditempa menjadi Rencong. Sebagai perhiasan raja-raja, hulunya dibuat dari emas murni. Sedangkan bagi orang kaya dan hulubalang (uleei balang) dan panglima-panglima hanya disaluti emas, suasa ataupun perak saja. Rencong jarang digunakansebagai senjata untuk membunuh, tetapi lebih banyak digunakan sebagai alat perhiasan. Tetapi tidak jarang pula serdadu Belanda mati terkapar setelah dadanya ditembusi Rencong Aceh. Dimasa akhir- akhir ini sudah sangat jarang utoih beusou (pandai besi) yang dapat menempa rencong Aceh. Di zaman kemerdekaan sekarang, banyak pejabat negara yang datang dari Jakarta, atau luar negeri yang mendapat Rencong Aceh sebagai hadiah pemerintah daerah ini sebagai kenang-kenangan atau bungong jaroe dari Tanoh Rencong. Banyak jenis rencong di Aceh, antara lain: Rencong Meucunggak (gagangnya panjang), Mencong Meutampoek (rencong yang hulunya di saluti, baik dengan emas, perak, suasa), Rencong Uleei Gadeng (berhulu gading) Rencong Ulee Lungke (hulu tanduk) dan Rencong Beusou Jeut (rencong besi jadi). JENIS sarungnya banyak juga. 3. Aceh “BUMI ISKANDAR MUDA” Aceh disebut juga Bumi Iskandar Muda. Hal ini sehubungan dengan kejayaan yang dicapai Aceh dimasa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1606-1636). Ia memerintahkan selama tiga puluh tahun. Dimasa itu kerajaan Aceh sangat luas meliputi Aceh, Langkat, Deli, Tanjung Balai, Riau, Perak, Pahang, Johor, Kedah yang semua daerah itu di semenanjung Melayu juga bahagian dari Aceh. Angkatan perang Aceh dapat mengusir angkatan perang Portugis di Malaka hingga mereka terpaksa lari ke Goa (India). Kemakmuran rakyat di masa itu cukup merata. Sampai dewasa ini masih hidup sebuah syair Aceh yang mengisahkan kebesaran dan keagungan masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda di Aceh. Syair tersebut berbunyi: Naggroe Aceh nyoe seuramoe Mekkah Naggroe mutuah pusaka kaya Nanggroe meusyuhu hase le leupah Lawet perintah Iskandar Muda Terjemahan bebas: Negeri Aceh ini Serambi Mekkah Negeri bertuah mempusakai kaya Negeri masyhur (tersohor) hasilnya melimpah Masa pemerintah Sultan Iskandar Muda #ACEHSEPANJANGABAD
Posted on: Thu, 30 Jan 2014 14:50:53 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015