Invasi Investor Asing Diprediksi Menguat Jakarta (Bali Post) - Naiknya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) menjadi 7,5 persen akan meningkatkan kepemilikan Surat Utang Negara (SUN) hingga akhir tahun. “Dengan BI rate kembali naik, saya prediksi investor asing akan terus masuk ke pasar obligasi dibandingkan pasar saham. Dengan catatan, nilai tukar rupiah stabil dan defisit neraca perdagangan tidak membesar,” kata Head of Invesment PT BCA Sekuritas Herdi Ranu Wibowo, Kamis (14/11) kemarin. Ia menambahkan, investor asing diprediksi akan agresif masuk ke SUN bertenor lima, 10, 15, dan 20 tahun. Karena SUN seri itu menyediakan likuiditas yang lebih tinggi dibandingkan seri SUN lainnya. Dalam data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan per 12 November 2013 nilai kepemilikan asing sebesar Rp 319,52 triliun. Nilai tersebut meningkat sekitar 0,31 persen dari Rp 318,11 triliun pada akhir Oktober 2013. Sementara itu tercatat total kepemilikan SUN yang dapat diperdagangkan per 12 November 2013 sebesar Rp 992,05 triliun. Herdi juga mengatakan imbalan hasil SUN cukup tinggi terutama pada SUN tenor 10 tahun memicu investor asing agresif masuk ke pasar obligasi Indonesia. Jika dibandingkan yield obligasi negara lain di Asia, yield obligasi Indonesia termasuk yang paling tinggi. Menurut Herdi, kenaikan yield obligasi SUN disebabkan oleh kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga acuan BI. Ketika BI rate dinaikkan, maka akan menyebabkan harga obligasi turun dan yield obligasinya naik. Terkait kinerja Neraca Perdagangan Indonesia (NPI),Bank Indonesia (BI) dalam siaran pers memaparkan bahwa pada triwulan III/2013 tercatat sebesar 2,6 miliar dolar AS atau relatif sama dengan defisit pada triwulan sebelumnya 2,5 miliar dolar AS. Namun, dalam periode itu terjadi perbaikan pada kinerja transaksi berjalan. Dikemukakan bahwa defisit transaksi berjalan pada triwulan III/2013 menyusut menjadi 8,4 miliar dolar AS (3,8 persen dari PDB) dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 9,9 miliar dolar AS (4,4 persen dari PDB). (ant)
Posted on: Fri, 15 Nov 2013 01:53:09 +0000