JEDDAH - Sebagian besar dari 80.000 pekerja yang menghubungi konsulat Indonesia di sini di Jeddah telah hidup selama 25 tahun tanpa paspor yang sah atau tanpa paspor sama sekali karena sponsor mereka tidak menyerahkan dokumen kepada mereka, seorang pejabat mengatakan kepada Saudi Gazette. Tidak adanya paspor yang valid bisa menempatkan Indonesia pada risiko kehilangan kewarganegaraan mereka, kata Tatang Razak, kepala Departemen Luar Negeri Indonesia untuk bantuan hukum dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. Menurut UU Kewarganegaraan Indonesia 2006, Pasal 23, orang Indonesia yang tinggal di luar wilayah Indonesia selama lima tahun berturut-turut, tidak menyatakan keinginan untuk tetap sebagai warga negara Indonesia sebelum masa lima tahun berakhir, dan tidak melaporkan setiap lima tahun untuk wakil dari Pemerintah Indonesia atau tidak memperbaharui paspor mereka otomatis kehilangan kewarganegaraan dan menjadi stateless. Jika mereka ingin mendapatkan kewarganegaraan mereka akan harus melalui sejumlah prosedur dan persetujuan. Razak mengatakan bahwa mengingat keadaan khusus, pemerintah Indonesia telah menjatuhkan beberapa prosedur yang diperlukan bagi mereka dengan paspor sah dan bagi mereka yang tidak pernah dilaporkan ke konsulat. Orang-orang ini, kata dia, sekarang sedang diberikan paspor yang berlaku. Ditanya tentang kasus orang yang tidak muncul di konsulat selama periode amnesti dan yang tidak memiliki paspor yang valid, Razak mengatakan, "Kami sedang mengevaluasi situasi dan kami perlu bekerja sama dengan pemerintah Saudi. Kami tidak ingin kondisi seperti itu terus berlanjut. " "Kita harus mematuhi hukum, tapi kami juga mempertimbangkan kondisi pekerja rumah tangga karena memiliki pengetahuan yang terbatas, milik keluarga miskin dan beberapa dari mereka telah dimanfaatkan oleh pihak lain," katanya. Razak mengatakan bahwa setiap tahun mereka menerima setidaknya 5.000 kasus penyiksaan, pelecehan seksual, dan gaji tidak dibayar. Cetak Kirim Komentar
Posted on: Mon, 24 Jun 2013 09:47:04 +0000