JEJAK JEJAK MAKASSAR (17) Puncak terik matahari sudah mulai - TopicsExpress



          

JEJAK JEJAK MAKASSAR (17) Puncak terik matahari sudah mulai menurun dari porosnya menuju senja. Aku masih di rumah sabatku berdiskusi tanpa ujung pangkal, berbagai topik yang nampaknya tak hendak berhenti. Makan siang dan cemilan tersantap nikmat menemani obrolan yang cukup panjang seharian. Kerinduan telah terserap dalam canda, obrolan nostalgia, politik dan perkembangan kota Makassar, hingga urusan keluarga yang mengasyikkan. Setelahnya kami bersiap beranjak hendak menemui seorang kawan di bilangan jalan kerung-kerung. Sore hari terik matahari tak lagi menyengat sebagaimana siang tadi hingga menyentuh 34 derajat celcius. Mengendarai sepeda motor Sip-Piaggio-ku aku berboncengan dengan sahabatku, angin sore menerpa tubuh kami mengimbangi hangat matahari yang juga hendak beranjak menjauh dari datar permukaan bumi menuju ke sisi lainnya. Ternyata tempat yang hendak di tuju setelah sahabatku menghubungi sahabat yang lain via telepon seluler adalah sebuah masjid di bilangan jalan kerung-kerung. Melintasi jalan sunu, memotong jalan cumi-cumi, jalan mesjid raya, dan jalan maccini baru. Beberapa saat kemudian kami tiba di sebuah masjid yang cukup luas. Kami di sambut seorang sahabat yang juga lama baru bersua, seorang pria setengan baya kira-kira umurnya seusiaku. Berpakaian gamis panjang dan songkok putih dengan jenggot lebat cukup panjang, memelukku hangat dan sangat ramah, terasa hingga kerelung jiwaku. Tak lama kami berbincang di teras masjid suara adzan berkumandan pertanda penyeru mengisyaratkan untuk rehat sejenak dari kepenatan duniawi, menemuiNya di hamparan ruku dan sujud yang sungguh luas menanti setiap saat dalam rengkuhan magfirahNya. Aku lebur bersama jamaah masjid yang cukup ramai. Untaian kalimat-kalimat indah nan syahdu mengiringi hidmat dan khusu’ para jamaah di ruang hening sehening jiwa-jiwa pencari damai dan cinta sejati. Wajah-wajah berseri nampak damai telah usai melakukan sujud di hamparan cinta kasihNya. Kami bersalaman satu dengan yang lainnya mengundang Rahman dan RahimNya berlabuh di hati-hati kami yang rentan, berharap menemani kami di hari-hari panjang melelahkan melakoni berbagai aktivitas di keseharian yang suntuk. Saling berbagi kedamaian dan kebahagiaan dalam hidup yang tak terlalu panjang bahkan ia hanya ibarat perjalanan seorang musyafir yang mampir sejenak di hirup pikuk dunia kemudian menuju ke kampung keabadian. Sholat magrib dan isya telah usai kami tunaikan berjamaah di masjid ini, setelahnya kami beranjak menuju sebuah warung di seberang jalan masjid di bilangan jalan kerung-kerung, untuk melanjutkan perbincangan dengan sahabat. Bertiga kami duduk santai sembari memesan makan malam khas bugis-makassar, sop saudara dan ikan bandeng bakar serta cobek-cobeknya. Jalan kerung-kerung dari perempatan jalan veteran di ujung barat hingga pertigaan jalan abubakar lambogo di ujung timur dulu di kenal sebagai kawasan yang masyarakat menyebutnya “Texas” (mungkin di ilhami dari film koboi zaman dulu yang bertitel Texas) atau di asosiasikan sebagai kawasan bermukimnya preman dan bromocorah. Sebab di kawasan inilah kerap terjadi perkelahian antar kelompok, pembunuhan misterius, dan beragam laku kriminal lainnya. Bila masyarakat kemalingan di seantero Makassar biasanya mencari barangnya di kawasan ini. Tapi sesungguhnya image yang berkembang itu tidaklah “seangker” yang di bayangkan. Sebab kawan dan sahabatku ada beberapa yang bermukim disini aku lalu-lalang di kawasan ini dengan aman saja. Bahwa intensitas kejadian kriminal di kawasan ini memang harus diakui bahwa lebih tinggi dari kawasan lainnya yang ada di kota Makassar. Padahal di bilangan ini juga terdapat kantor Polsek sejak dulu. Obrolan kami lanjutkan tentang dua fasilitas publik yang pernah ada di bilangan jalan kerung-kerung ini, yang pertama adalah tempat pemotongan hewan (pammolongang , bahasa Makassar = pemotongan). Nama ini pula yang sering di maknai oleh sebagian warga kota Makassar sebagai tempat jagal yang menisbahkan warganya menjadi “angker”. Tempat jagal hewan ini adalah milik pemerintah yang kini kosong tanpa di usik sedikit pun entah kenapa, setelah di pindahkan jauh di perbatasan kota Makassar, Gowa, dan Maros. Mestinya lahan tersebut di jadikan fasilitas umum yang lain, semisal taman yang bisa multi fungsi untuk mereduksi sedikit kesumpekan akibat padatnya perumahan di kawasan itu. Taman bunga sebagai tempat bermain anak-anak, tempat melakukan relaksasi bagi masyarakat yang kesehariannya bermandi peluh dan penat. Kemudian tepat di lokasi masjid tempat kami sholat tadi dulunya adalah lokasi THR (Taman Hiburan Rakyat) yang lokasinya cukup luas. Di THR inilah warga berpenghasilan menegah kebawah ramai mengunjunginya hampir setiap malam. Bila akhir pekan pastilah pengunjungnya padat, riuh renda sumringah masyarakat berbondong-bondong menikmati aneka ragam hiburan, barang-barang dengan harga murah di jajakan, aneka macam kue tradisional mudah di temukan. Tempat-tempat hiburan yang “merakyat” dengan tarif terjangkau oleh masyarakat pada umumnya nampaknya kini tak tersisa lagi ia berganti tempat-tempat hiburan yang di kelola oleh para pemilik modal yang begitu sulit terjangkau masyarakat “kecil”. Peraga hiburannya pun telah menggelobal meninggalkan nuansa lokal di pojok-pojok ingatan kita yang sempat menikmati dan menyerapnya. Entahlah, benang merahnya harus di rajut siapa sebab dari waktu-kewaktu kepala pemerintahan di kota Makassar dan Provinsi sepertinya tak berminat megembangkan sarana hiburan yang bisa di jangkau oleh semua kalangan. Rasa-rasanya mereka hanya berminat menfasilitasi pemodal yang membawa keuntungan untuk segelintir orang dan instan. Menikmati sop saudara dan ikan bakar bolu serta cobek-cobek mengundang keringat bercucur di kening. Setelah semua usai, kami bayar dan relaks sejenak mengakhiri perbincangan. Aku pamit pada kedua sahabatku dan menyampaikannya bahwa esok siang aku akan berangkat lagi ke Sulawesi utara melanjutkan pekerjaan mencari nafkah di kampung seberang. Doakan saya sahabat ujarku pada keduanya. (Manado, 22 juni 2013)
Posted on: Sat, 22 Jun 2013 08:46:00 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015