Jelang Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Jatim), 29 Agustus 2013, - TopicsExpress



          

Jelang Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Jatim), 29 Agustus 2013, suhu politik semakin memanas. Mesin politik salah satu pasangan peserta Pilgub Jatim, Khofifah-Herman bisa dibilang telat panas. Pasalnya, sebagai kontestan terakhir yang baru diloloskan KPUD Jatim, Pasangan Bersama Khofifah-herman (Berkah) ini sudah kalah start kampanye. Dalam urusan alat kampanye misalnya, pencetakan dan distribusi spanduk, baliho, kaos, stiker, dan sebagainya pasangan Berkah agak keteteran dibanding pasangan lain yang sudah tancap gas duluan. Namun tim sukses pasangan yang diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan beberapa partai non parlemen ini tetap optimistis menyongsong hajatan politik merebut Jatim 1. Di Surabaya, dengan jumlah pemilih sekitar 2 juta, pasangan incumbent Soekarwo-Syaifullah Yusuf (KarSa) tampak paling dominan memasang baliho dan spanduk. Bahkan santer terdengar isu, 8 media nasional dan lokal sudah ‘diamankan’ untuk mencitrakan positif. Selain itu, pengamat-pengamat politik Unair Surabaya, Unibraw malang, dan lembaga survei maupun konsultan politik baik nasional atau lokal sudah dibooking sebagai ‘corong’ sang petahana KarSa. Semoga saja tidak ada sepeser pun dana APBD yang diperas untuk kepentingan pasangan duo kumis ini. Semoga saja BUMD- BUMD di Jatim tak ada yang menjadi sapi perah bagi sang penguasa yang tentunya memegang kendali aparatnya. Wajar saja jika KarSa dan koalisi pendukungnya allout, mengingat elit-elit politik Jakarta sangat berkepentingan dalam merebut kekuasaan di Jatim. Karena memang Jatim adalah barometer Nasional bersama DKI Jakarta. Pemilih terbesar nasional ada di Jatim. Kita hanya berharap, kepentingan-kepentingan elit yang begitu ngotot itu tidak menciderai demokrasi. Dus, ayo, Rek, kita kawal Pilgub Jatim 2013 ini agar tak ada lagi penjegalan salah satu calon. Jangan biarkan pesta demokrasi masyarakat Jatim ternodai kepentingan mafia kartel politik, dimana perselingkuhan penguasa dan pengusaha dalam menghalalkan segala cara kembali menghancurkan cita-cita Reformasi. Cukup Pilgub Jatim 2008 dijadikan pelajaran. Demokrasi saat itu dijadikan oleh segelintir elit yang nafsu berkuasa sebagai demoCRAZY! Bagaimana tidak crazy, tiga putaran dan berbagai kecurangan menodai hajatan demokrasi saat itu. Jelas-jelas salah satu pasangan (Khofifah-Mujiono) saat itu unggul secara rekapitulasi, namun karena ulah mafia politik dan kepentingan kartelnya, hasil Pilgub disulap memenangkan karSa.
Posted on: Wed, 21 Aug 2013 22:44:57 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015