Kamis, 07 Februari 2013 Bimbingan Orang Tua Dalam Keluarga dan - TopicsExpress



          

Kamis, 07 Februari 2013 Bimbingan Orang Tua Dalam Keluarga dan pentingnya pendidikan untuk Anak BAB I PENDAHULUAN A .Latar Belakang Masalah Dewasa ini Bangsa yang ingin maju harus memiliki pendidikan yang tinggi disertai dengan jiwa dan aktifitas yang baik ,ilmu yang tinggi dapat mengakibatkan kehancuran dan kebinasaan.pendidikan juga harus mampu dalam rasa cita dan kesetian kawanan. Untuk mencapai tujuan tersebut anak harus di didik , dibina kepribadiannya, dibekali dengan ilmu pengetahuan dan penyuluhan merupakan suatu ketentuan –ketentuannya yang harus dilaksanakan oleh setiap keluarga dan sekolah. Alangkah idealnya jika orang tua dalam hal ini turut membantu guru dalam mencapai keberhasilan pendidikan anaknya. Seseorang ahli filsafat M. Arifin menyebutka; “Orang tua sebagai pembentuk dan pemimpin dalam keluarga mempunyai kekuasaan pendidikan dipergunakan untuk memelihara anak atau membimbingnya sehingga anak menjadi manusia dewasa yang seif standing yang memiliki rasa tanggung jawab, keluarga, ayah dan ibu dan mematuhi peraturan –peraturan dalam keluarga. Denggan ini penulis ingin membahas lebih lanjut peper ini denggan judul “Bimbingan orang tua Dalam Keluarga dan Pentingnya Pendidikan Agama Bagi Anak “, semoga dengan pembahasan ini, para orang tua dalam mendidik dan mendidikk anak menjadi manusia yang berkualitas dalam segala kehidupan. B . Rumusan Masalah Bagaimana islam memadang anak. Apa pesan islam dalam memelihara kelangsugan hidup anak. Bagaimana peranan keluarga terhadap pendidikan agama terhadap anak. C . Tujuan Masalah 1.Membahas kedudukan anak dalam pandangan anak. 2.Menguraikan / menjelaskan pesan-pesan islam memelihara Kelangsungan hidup anak. 3.Membahas / menguraikan peranan keluarga terhadap pendidikan bagi anak. D . Metode Penulisan Metode penulisan karya ilmiah ini penulis menggunakan metode “Library Research ( penulisan kepustakaan ) yaitu dengan mengadakan menelaah buku-buku atau bahan-bahan lainnya yang telah disajikan oleh para ahli kitab yang berhubungan antara satu dengan lainnya, dan penulis juga u menggunakan metode “Analogi “yaitu menganalisa seluruh rujukan yang membandingkan dengan ayat-ayat AI-Qur’an dan Hadist-hadist sebagai ruiukan yang mutlak. C . Sistematika Penulisan Agar penulisan paper ini terarah,penulis menyusun suatu kerangka dengan bab-bab yang akan penulis bahas dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB. I Pendahuluan dengan 5 sub judul yaitu Latar belakang Masalah,Rumusan Masalah,Tujuan pembahasan, metode penulisan, dan Sistematika penulisan . BAB. II Pembahasan dengan 3 Sub judul yaituu Memelihara kelangsungan Hidup anak Menurut pandangan islam dengan 2 pembagian yaitu Kedudukan Agar dalam pandangan islam, Memelihara Kelangsungan Hidup Anak pentingnya pendidikan Agama di masa Balita,peranan keuarga dalam pembinaan manusia menurut lslam. BAB. III Penutup dengan 2 Sub judul yaitu Kesimpulan dan saran-saran. BAB II PEMBAHASAN A. MEMELIIHARA KELANGSUNGAN HIDUP ANAK MENURUT ISLAM Salah satu sisi dari wawasan dalam lslam adalah Rahmatan Lil’Alamin”yaitu menjadi rahmat bagi kehidupan alam. Oleh karena itu ajaran lslam dan hukum-hukumnya selalu mengacu pada hal-hal sebagai berikut : a. Mendidik individu sebagai elemen dasar masyarakat kesadaran ibadah, sebagai upaya perwujudan manusia yang berkualitas utuh, Rohani dan jasmani, manusia yang berperilaku etis dan regilius. b. Menegakkan keadilan dalam kehidupan sosial, baik terhadap sesama manusia maupun dengan pihak lain , keadilan dalam ajaran lslam bersifat hakiki, tidak dapat di halangi oleh macam-macam potensi maupun kepentingan. Arytinya ; ‘’Dan jaganlah sekali-kali kebencian terhadap suatu kaum , mendorong kamu untuk berlaku tidak adil, berlaku adilan, karena keadilan itu lebih mendekati ketakwaan’’(Almaidah: 8) c. Melindungi hak-hak azasi manusia, termasuk didalamnya melindugi hak kebebasan beragama, kebebasan berprestasi, memandang manusia sebagai makhluk yang merdeka, meskipun semua kebebasan tersebut tidak terlepas dari tanggung jawab, baik kepada dirinya sendiri maupun kepada sesama manusia yang kita kenal dengan tanggung jawab sosial, juga kepada tuhan . d. Mewujudkan kemaslahatan, menurut lmam As- Syathibi, kemaslahatan itu ada 3 katagori : 1. Kemaslahatan yang dlalruriiyat, yakni kemaslahatan yang menentukan kesejahteraan hidup secara mendasa, baik hidup diakhirat maupun di dunia, jadi sifat primer. 2. Kemaslahatan yang tahsiniyaat, yakni kemaslahatan yang diperlukan dalam kehidupan individu maupun masyarakat. 3. Kemaslahatan yang tahsiniyaat, yang merupakan faktor penyempurnaan dan memperindah terhadap kemaslahatan-kemaslahatan terdahu bersifat tersier, tidak mengakibatkan dampak yang fatal seandainya hal tersebut belum atau tidak terwujud. Menurut lmam Al-Ghazali, ada 5 hal yang merupakan masalah dlaruriyaat dalam hidup manusia ini, yaitu : - Agama (ad- diya ) - Jiwa (an -nafs ) - Akal (al -aqi ) - Harta (al-maal ) - Keturunan (al –nasl ) Dalam istilah kepustakaan lslam, lima hal tersebut dikenal dengan “Al –diarariyaat al –khams:. Dan Al –Ghozali menyatakan, bakwa segala ha yang dapat menjamin eksistensi dan pelestarian lima macam dlaruriyat tersebutu, dapat disebut juga sebagai “Maslahah (Konstruktif)” dan sebaliknya, segala hal yang mengganggu eksistensi dan pelestariannya, dapat disebutkan sebagai “Mafsadah (distruktif ). B. KEDUDUKAN ANAK MENURUT PANDANGAN ISLAM Apabila “An –Nasl” atau keturunan termasuk masalah dlaruriyat, maka dengan sendiriniya persoalan-persoalan yang berkaitan dengan anak menjadi sangat penting dan bersifat dlaruri juga . Dan lslam memandang anak dalam 3 dimensi (ukuran )yakni : 1. Dimensi sosial ; Tujuan perkawinan dalam lslam antara lain untuk melestarikan keturunan, anak merupakan bagian esensial dalam kesejahteraan keluarga di samping istri/suami, harta dan lain sebagainyai. Dalam hubungan ini ajaran agama lslam mengatur kewajiban orang tua dalam mengatur anak, seperti memberi nama yang baik/indah, mengajari membaca Al –Qur’an, memberi makanan yang halal dan bergizi, mendidik dengan baik, mengawinkan apabila sudah dewasa. 2. Dimensi ekonomi dalam Al-Qur’an dianjurkan kita memiliki keprihatinan terhadap keturunan kita, jagan sampai mereka menjadi generasi yang lemah secara ekonomis, oleh karena itu kita harus mengatur penggunaan harta kekayaan kita secara tepat. “dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan belakang kita mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka”. (An-Nisa’ :9) Disisi lain islam (Al-Qur’an ) melarang menghancurkan masa depan keturunan, dengan alasan ekonomi yang sulit. “ dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu mereka takut keiskinan.” (Al-An’am: 151) Al-Ghozali dala kitab ilya’nya menyetujui “azl” yaitu memutuskan seggama untuk menghindari pembunuhan dengan motif ekonomi atau beratnya beban kebutuhan membiayai anak yang banyak. 3. Dimensi religi ( Agama ), keturunan dapat menjadi salah satu jariyah, apabila anak tersebut menjadi anak yang saleh, do’a dan isti’gfar serta amal-amal baik keturunan kita dapat mempengaruhi kekuatan amal kita, setelah mati nanti.Dalam pandangan islam, keturunan yang berkualitas (dzurriyatun thaibah) itu mencakup tiga hal: Kualitas fisik,Kualitas Akal dan,Kualitas modal. C.MEMELIHARA KELANGSUNGAN ANAK Memelihar kelangsungan hidup anak mencakup kewajiban merawat memberi kasih sayang, pengasuh dan pendidik anak-anak dengan sebaik-baiknya diantara pesan-pesan agama islam dalam mas alah ini adalah: Menjaga kesehatan anak Memberikan kasih syang Memberikan pendidikan yang baik. D. PENTINGNYA PENDIDIKAN AGAMA DI MASA BALITA Dari sabda Nabi SAW,tersebut dapat diambil beberapa kesimpulan : Bahwa semua anak dilahirkan dalam keadaan suci, tidak ternoda dan bersih, besarnya arti pendidikan dan bimbingan, peran dan tanggung jawab orang tua termasuk juga pendidik terhadap anak-anak. Anak –anak itu merupakan salah satu asset utama dalam cakrawala perjuangan kita, jika kita betul-betul menginginkan tetap tegaknya kalimat ALLAH pada masa depan ummat manusia ini, sebab jika tidak demikian, maka perjuangan yang kita bina sekarang hidup generasi kita sekarang ini saja, sedangkan selanjutnya kita akan kehabisan penerus –penerus perjuangan tersebut dan berarti kematian Obor ditengah perjalanan gelap yang masih sangat jauh. Untuk itu penyuluhan agama kepada anak-anak kita adalah suatu hal yang sangat mutlak, sejak mereka dapat mengenali apasaja yang dapat meraka kenali, mereka yang masih suci itu harus kita berikan sketsa dengan garis-garis tajam dengan warna –warna yang islami, sehingga selanjutnya akan meawarni seluruh bagian lukisan jiwa mereka . - Pentingnya Pendidikan Untuk Anak –anak . Abdurrahman lbnu Khaldun dalam “Muqaddimah” nya mengatakan :”..... bahwa memberikan pendidikan diwaktu kanak-kanak itu telah meresap dan akan menjadi dasar dalam kehidupan selanjutnya , sebab hal pertama kali masuk kedalam jiwanya itu akan merupakan landasan bpagi kemampuan serta keahlian dan pergembangan dia selanjutnya akan banyak terpengaruh pada landasan tersebut. Betapa pentingnya pendidikan bagi masa “Kanak-‘kanak “ sudah menjadi perhatian serius bagi dunia pendidpikan sejak zaman dahulu, baik dari kalangan ulama dan sarjana- sarjana muslim sendiri maupun dari dari keluarga luar, hanya disini penulis sengaja tidak menyebutkan pendapat dan pandangan pendidikan-pendidikan Barat diluar lslam, dalam hal ini sudah terlalu banyak dikemukakan oleh orang lain, maka disini dikemukakan beberapa pandangan dan pendapat dari ulama –ulama lslam sendiri . Syaikh lbnu Jauzi dalam “At –Tibbur Rukhani”juga menyatakan:”..................Bahwa sebaik –baiknya memberikan bimbingan adalah pada waktu anak masih kecil, Jjika anak itu sudah besar mempunyai suatu macam tabiat dia akan berkembang menurut tabiat itu, dan jika sudah biasa dalam keadaan demikian dia akan sukar di ubah ”. Karena demikian, maka dalam waktu yang begitu penting memberikan bekas bagi tiap –tiap jiwa anak –anak itu,jaganlah sampai kita lewatkan kesempatan untuk menuangkan jiwa ke- lslaman padanya, sebab waktu yang begitu baik untuk mengisi jiwa ke – lslaman tersebut tidak dapat dinanti ditambah dalam kesempatan lain. · Pendidikan Agama di Taman Kanak-kanak. Para ulama dan srana islam telah mempunyai pendapat bahwa ajaran agana islam yang sudah harus kita berikan kepada anak-anak tersebut adalah terutama soal-soal adabul –lslam dan al –Akhlaqul Fadhilah (kesopanan-kesopanan lslam dan budi yang luhur ) sesuai dengan ajaran agama lslam yang dirintis oleh nabi Muhammad SAW sebab jika sejak kecil anak-anak itu sudah dibebaskan mengamalkan sopan santun dan budi yang luhur , maka jiwa anak tersebut akan merupakan tanah yang subur untuk ditanami benih-benih islam, dan selanjutnya ajaran-ajaran islam akan dapat berkembang subur didalam jiwa anak-anak tersebut. Nabi Muhammad SAW bersabda: “ sesungguhnya aku diutuskan didunia ini untuk menyempurnakan keluhuran budi”. Muhyi Hilal sarham mengemukakan dan membagi apa yang seharusnya diberikan kepada anak khususnya dalam soal kesopanan santunan dan budi luhur ini, antara lain: Kesopanan Jiwa Yang meliputi semua kesopanan dan budi luhur yang dapat menjungjung tinggi martabat manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.seperti sifat benar (tidak suka dusta ), terpercaya,sabar, berani,(dalam berbuat benar), murah hati, ramah, dapat menepati janjib, memunyai rasa malu ( untuk berbuat yang tidak baik ) dan lain sebagainya. Kesopanan Masyarakat Yang dimaksud dengan kesopanan bermasyarakat disini ialah yang mengenal tindak tanduk , sikap dan perilaku seseorang yang ada hubungannya dengan orang lain dalam kehidupan bersama sehari -hari . Pemberian Teladan Pemberian keteladanan ini banyak memberikan kesan bagi jiwa anak- anak dan lebih banyak memberikan keberhasilan didalam mendidik anak- anak ,sebab seperti yang kita maklumin, bahwa anak-anak itu suka meniru, suka berlaku imitative, terutama kepada orang-orang yang dekat dengannya, yang dalam hal ini tentunya para orang tua dan guru-gurunya. Prof. Muhammad Qutub mengatakan di dalam tulisannya yang berjudul “Mauhadju at –Tarbiyah al Islamiyah “bahwa “ ............... Memberi teladan atau contoh dalam pendidikan adalah suatu cara yang terbaik dan memudahkan memberi hasil yang baik dalam kehidupan anak-anak . Muhyi Hilal Sarhan juga mengatakan : “.................. Bila kita mengajar anak-anak itu supaya berkata benar, berbudi luhur, terperjaya, maka kita sendiri harus yang demikian, yakni harus berbuat benar ,, tidak bohong, tidak khianat , tidak dusta dan menipu; bila kita mengajar mereka supaya bersopan santun, berbudi luhur, maka kita juga harus berlaku demikian , jika tidak, maka ucapan- ucapan kita tidak berharga sama sekali, kita harus berbuat dihadapan mereka sebagai teladan dan panutan mereka’’. Dengan Nasehat dan Cerita Cara ini memberikan perbendaharaan yang sangat baik bagi anak –anak, untuk menanamkan budi dan nilai yang luhur di dalam jiwa mereka, cerita yang dimaksud disini adalah cerita yang baik-baik dan sesuai dengan keadaan mereka’’. Dengan Gambar/Lukisan Anak-anak yang berumur antara 3-5 tahun pada umumnya sangat suka mengamati gambar, karena itu kegemaran mereka harus digunakan sebaik mungkin untuk menanamkan rasa keagamaan kepada mereka, tunjukkan kepada mereka dengan gambar-gambar yang ada hubungannya dengan kehidupan beragama dan amaliyah-amaliyah keagamaan. Dalam soal gambar dan lukisan seperti yang dimaksud tadi, kita merasakan sekali dengan rasa kecewa akan kekurangan-kerurangan yang menyolok, kita jarang berjumpa dengan gambar-gambar yang dapat menarik perhatian anak-anak denan latar belakang mesjid, menara atau tokoh islam atau apa saja yang ada hubungan dengan agama islam, karenanya kita perlu juga mempersiapkan gambar-gambar atau lukisan-luksan yang diwarnai dengan jiwa ke islaman, terutama yang diperlukan bagi anak-anak. PERANAN KELUARGA DALAM PEMBINAAN MANUSIA MENURUT ISLAM. Dalam ajaran al-Qur’an Figur Rasullah dipandang sebagai “ manusia Teladan” dengan sendirinya para Rasullah tersebut diakuai sebagai berkualitas, manusia yang sedikitnya mempunyai empat syarat yaitu: Siddiq,konsisten pada kebenaran,baik dalam ucapan, sikap maupun perilaku. Amanah, kejujuran, integritas moral, komitmen pada tugas dan kewajiban. Tabliqh, mempunyai kemampuan moralitas fisik, dan kepedulian sosial yang tinggi. Fathonah, kecerdasan penalaran, kesanggupan menangkap berbagai realitas dan fenomena yang didapati. Nabi adam a.s sebagai khalifah tuhan dibumi yang pertama itupun disampig kekuatan fisik, oleh Tuhan dibekali sejumlah pengetahuan yang luas, Nabi nuh a.s memiliki keahlian kontruksi, Nabi Yusuf a.s mempunyai bakat kuat dalam agronomi, Nabi Daud a.s mempunyai keahlian metalurgi, dan lain sebagainya, itu semua memberikan gambaran, bahwa kualitas para Rasul itu bukan sekedar unggul dalam kehidupan spitual, tetapi juga dalam keilmuan dan keahlian (skill) _ PERANAN KELUARGA Prof.Habib Mufti, dalam sebuah tulisannya berjudul”The lslamic Journal”memulai tulisannya : “ Diatas semua itu lslam menghormati sangat pentingnya struktur keluarga sebagai dasar dan landasan bagi dimulainya reformasi kemasyarakatan baik pada tataran mikro maupun makro. Nabi Muhammad SAW memulai rencana besarnya menyangkut aturan tingkah laku didalam keluarganya sendiri dan tetangga dekatnya. Dalam hal ini fungsi atau peranan keluarga sebagai pranata pendidikan, apa yang diamanatkan oleh Undang-undang RI NO.2 Tahun 1989 tentang Sistem pendidikan Nasional,yakni keluarga berperan sebagai pranata : 1. Yang memberikan keyakinan agama. 2. Yang menanamkan nilai-nilai moral dan budaya. 3. Yang memberikan teladan. 4. Yang memberikan ketrampilan dasar. “Kewajiban orang tua terhadap anak-anaknya antara lain harus mengajari menuli,renang dan amanah “ (H.R Imam Baihaqi ) Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama dan utama bagi seseorang dan orang tua sebagai kuncinya, pendidikan dalam kelurga terutama berperan dalam pengembangan watak, kepribadian, nilai-nilai keagamaan dan moral,serta ketrampilan sederhana .pendidikan dalam konteks ini mempunyai arti pembudayaan,yaitu proses sosialisasi dan enkulturasi secara berkelenjutan dengan tujuan untuk mengantar anak agar menjadi manusia yang beriman,bertaqwa, berakhlak luhur, tanggu mandiri, kreatif , inovatif, ber-etos kerja, setia kawan, peduli akan linkungan dan lain sebagainya. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN 1.Islam memandang anak dalam 3 dimensi - Dimensi Sosial - Dimensi Ekonomi - Dimensi Religi (agama) 2. Pesan-pesan agama lsam dalam masalah memelihara kelangsungan hidup anak sebagai berikut : Menjaga kesehatan anak Memberi kasih sayang Memberikan pendidikan yang baik 3. Peranan keluarga terhadap pendidikan agama bagi anak sebagai pranata : Yang memberikan keyakinan agama Yang memberikan keyakinan Yang menanam nilai-nilai moral dan budaya Yang memberikan ketrampilan dasar B.SARAN-SARAN Sebagai penutup tulisan ini yang sangat singkat dan sederhana ini,sekali lagi penulis tekankan bahwa jaya tidaknya generasi muslim yang akan datang terletak pada tangan-tangan kita yang kini menyusun batu batanya memilih segala macam ramuannya. Suatu generasi akan jaga jika kecerdasan otaknya dapat diimbangi dengan keluhuran budi dan kesucian batinnya dengan pancaran- pancaran agama. Tetapi sebelum itu penulis kira harus memaklumi bahwa hanya jiwa-jiwa yang berakhlak luhurlah yang dapat menjadi tempat tumbuhnya ajaran-ajaran agama dengan subur. Penulis juga menyarankan agar anak-anak kita nantinya menjadi generasi yang berkualitas maka tanamilah kepada mereka ilmu –ilmu agama. DAFTAR PUSTAKA Quraisy Shihab : ‘’Membumikan AI-Qur’an”Bandun,1994 Muhammad Thollah Hasan ; Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia’’Penerbit Lantabora,jakarta,2004 Muhammad Naquib,’’Konsep Pendidikan Dalam lslam’’,Bandung,1987 Al-Bukhari ,’’Pendidikan lslam di lndonesia, problem masa Apektif Masa Depat’’,jakarta, 1990.
Posted on: Wed, 30 Oct 2013 10:46:22 +0000

Trending Topics



ut and in
Take the first step to be an IT Administrator! Join PC & Laptop

Recently Viewed Topics




© 2015