Kasus Migas, Merish Simbolon dan Effendi Simbolon Terseret Artha - TopicsExpress



          

Kasus Migas, Merish Simbolon dan Effendi Simbolon Terseret Artha Merish Simbolon Direktur PT Surya Parna Niaga tiba-tiba muncul dalam kasus kasus suap Rudi Rubiandini. Siapa dia? Dan apa hubungan dengan politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Effendi Simbolon yang juga Wakil Ketua Komisi VII bidang Energi. Berikut ini adalah fakta yang sangat eksklusif yang hanya ASATUNEWS punya dibalik semua cerita kasus SKK MIgas yang mana KPK telah telah menetapkan tiga tersangka yaitu Rudi Rubiandini mantan kepala SKK Migas, Simon Gunawan (Kernel Oil) dan pelatih Golf Rudi yang dijadikan Kurir Rudi yaitu Deviardi alias Ardi. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih penyidikan kasus dugaan suap dari PT Kernel Oil kepada bekas Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas, Rudi Rubiandini. Dan karena KPK memastikan tidak hanya berhenti pada tiga tersangka yang sudah ditetapkan yakni Rudi Rubiandini, Simon G. Tanjaya dan Devi Ardi. Maka sejumlah nama muncul, KPK melakukan pencegahan ke luar negeri selain pejabat SKK Migas, juga ada pengusaha Kamis, 15 Agustus 2013, KPK meminta empat orang lagi dicegah bepergian ke luar negeri. Mereka adalah Kepala Divisi Komersialisasi Minyak Bumi dan Kondensat SKK Migas, Agus Sapto Raharjo Moerdi Hartono, Kepala Divisi Komersial Gas SKK Migas Popo Ahmad Nafis, Kepala Divisi Operasi SKK Migas, Iwan Ratman dan satu orang dari perusahaan swasta yakni Direktur PT Surya Parna Niaga, Artha Merish Simbolon. Awalnya belum jelas apa kaitan keempat orang itu dengan kasus penyuapan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini. Kini diketahui dasar pencegahan itu. Dipastikan terkait kasus Rudi Rubiandini yang mana sering mendapat setoran melalui orang-orang itu. Nama Artha Merish Simbolon yang juga pengusaha PT Surya Parna Niaga masuk daftar cekal dua hari setelah penangkapan OTT oleh KPK di rumah Rudi Rubiandini Jl. Brawijaya Jakarta Selatan. Lantas apa hubungan Artha Merish Simbolon dengan politisi Effendi Simbolon? Dari pengakuannya beberapa waktu lalu Effendi Simbolon mengatakan: "Saya Kenal. Saya nggak tahu kenapa dia dicegah KPK. Lihat nanti perkembangan di KPK seperti apa," kata Effendi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta waktu itu. Effendi menegaskan, walau sesama Simbolon dirinya tak ada hubungan kakak adik dengan Artha. "Dibilang dekat bukan kakak adik langsung," imbuhnya. Kedekatan Artha dengan Effendi Simbolon bukan sekadar dekat bekitu saja. Effendi Simbolon yang merupakan tokoh bagi marga Simbolon memiliki peran penting di tanah Batak. Wajar jika saja dalam kampanye waktu Effendi Simbolon maju jadi calon Gubernur Sumatra Utara Effendi dikabarkan dapat dukungan dana dari Merish puluhan miliar. Namun semua itu dibantahnya dan dia hanya menjawab secara diplomatis. "Semua juga mendukung saya,"bantahnya. Effendi tak bicara banyak lagi, termasuk saat ditanya soal perusahaan milik Artha yang kabarnya mendapat jatah besar penyaluran BBM. Nah inilah yang coba ASATUNEWS telusuri dimana sejumlah data yang kami dapat mengatakan ada peran Effendi Simbolon dalam perusahaan Merish ini. Lagi-lagi Effendi Simbolon pun membantah soal ini "Itu kan tender, justru bukan di SKK Migas. Menyalurkan solar khusus nelayan kok," tutupnya ASATUNEWS - Bagaimana Lanjutan peran Effendi Simbolon inilah datanya: Kasus penentuan harga jual Gas Husky oleh BP migas (sekarang SKK Migas) benar-benar sudah banyak yang termanifulasi, bayangkan Gas produksi kontraktor bagi hasil Husky di Selat Madura Jawa Timur (BP BLOCK) dijual dalam bentuk GSPA(gas sales and pucase agreement) antara Husky dengan PGN,PT Inti Alasindo dan PT. Parna Raya milik Merish Simbolon. Dari data yang dihimpun ASATUNEWS bahwa GSPA ditandatangani oleh para pihak dengan saksi KA BP migas saat itu sebagai wakil pemerintah. Dalam GSPA tersebut ditetapkan volume penjualan gas sebanyak 100 mmscfd,dimana 40% dijual kepada PT.Inti Alasindo,40% kepada PT Parna Raya dan 20% kepada PT PGN untuk masa penjualan dimualai akhir 2015,selama masa kontrak 15 tahun. Harga jual Gas ditetapkan sebesar USD.4,2/mmbtu yang merupakan kesepakatan para pihak dari hasil tender dengan koordinasi BP Migas. Kesepakatan ini berubah dengan habisnya kontrak bagi hasil husky tahun 2010. Untuk perpanjangan kontrak bagi hasil ini disyaratkan husky untuk membuat perencanaan/plant of development baru. Untuk ini GSPA diatas terpaksa harus diubah, lalu pada tahap itu negoisasi ulang harga jual gas terjadi antara hussky dengan PGN. PT. Inti Alasindo dan PT. Parna Raya fasilitator perundingan adalah BP migas (sekarang SKK migas). Dalam kaitannya dengan PT. Parna Raya, peran Drs. Efendi Simbolon sebagai wakil ketua komisi VII adalah sangat dominan dalam rangka mendapatkan harga beli gas untuk Parna Raya yang rendah. Untuk itu, yang bersangkutan bertindak sebagai Key Initiator dengan imbalan jasa dari PT. Parna Raya. Lalu apalagi peran Efendi Simbolon dalam hal ini adalah sebagai fasilitator menghubungkan PT.Parna Raya dengan menteri ESDM dan kepala BP Migas saat itu. Fasilitas ini dilakukan dengan cara penekanan politik dengan mengatasnamakan partai tertentu (partai politik yang bersangkutan). Sebagai hasil negoisasi ulang, BP migas mengusulakan kepada menteri ESDM melalui ditjen migas harga gas sebagai berikut: 1. PT. PGN – USD 5,8/mmbtu 2. PT.Inti alasindo – USD 5,8/mmbtu 3. PT.Parna Raya – USD 5,2/mmbtu Usulan ini distujui oleh menteri ESDM dalam SK MESDM tentang harga jual gas husky kepada ketiga perusahaan tersebut Selisih USD 0,60/mmbtu dengan volume penjualan 40 mmscfd untuk PT.Parna Raya menyebabkan potensi kerugian Negara sebesar USD 8,64 juta pertahun untuk proyeksi kontrak selama 15 tahun. Apa peran Effendi Simbolon lainnya silakan simak Kasus penentuan harga jual gas untuk PT. KPI oleh SKK Migas Kasus ini terkait dengan harga jual gas dari grup East Kalimantan (Total Indonesie, Vico, Chevron, Pertamina) untuk keperluan bahan baku pabrik ammonia, yaitu PT KPA (Kaltim Pacific Ammonia) dan PT KPA (Kaltim Parna Indonesia) PT KPA dimiliki sepenuhnya oleh Mitsui Corporation sebagai perusahaan PMA. Sedangkan PT KPI dimiliki oleh Mitshubishi Corporatinon Grup (65%), PT Parna Raya (25%) serta yayasan pensiuon PT PUPUK Kaltim (10%) sebagai perusahaan PMA Harga jual gas untuk PT KPA pada saat ini berkisar USD 5,8-6,0/mmbtu semetara harga gas KPI berkisar USD 12-13/mmbtu Pada bulan Juni 2013, PT Parna Raya mengambil hasil alih saham pihak investor Jepang, sehingga komposisi saham menjadi: PT. Parna Raya (90%) dan yayasan pensiun PT Pupuk Kaltim (10%). Status Badan Usaha Menjadi PMDN. Yang menajdi masalah disini adalah Harga nilai jual gas kepada PT KPI sebagai PMDN dianggqap PT Parna Raya sangat tidak berpihak kepada perusahaan nasional sehingga PT Parna Raya meminta jasa Drs.Effendi Simbolon untuk memohon pemerintah CQ,Menteri ESDM dan SKK migas guna mendapatkan harga beli gas bagin Parna Raya yang lebih murah Effendi Simbolon dengan melakukan penekanan politik mengatasnamakan partai poloitik yang diwakilinya menjadi fasilitator PT Parna Raya untuk mendapatkan harga beli gas yang murah kepada menteri ESDM saat ini dan kepala SKK migas pada saat itu (Dr.Rubandini). Perundingaan saat itu PT Parna Raya diwakili oleh Artha Merish Simbolon dengan didampingi Effendi Simbolon Untuk jasa sebagai fasilitator ini,drs effendi simbolon meminta imbalan jasa kepada PT parna raya dalam hal ini tidak jelas apakah imbalan tersebut unutk kepentingan politik atau memeneuhi kepetingan pribadi yang bersangkutan ASATUNEWS - Peran lain Effendi Simbolon adalah yang tercantum dibawah ini, yaitu bagian III Masalah Pendirian PT.SPN untuk menangani bisnis trading BBM dan CRUDE OIL. PT Surya Parna Raya (SPN)didirikan dalam rangka untuk melakukan bisnis trading BBM dan crude oil atas pemikiran (idea) Effendi Simbolon dalam rangka mengantisipasi perubahan partai berkuasa ditahun 2014, alasannya, bahwa pelaku bisnis trading non-pertamina saat ini sudah dikuasai partai yang berkuasa dan partai yang berkuasa di Zaman orde baru. Membentuk cikal bakal trader BBM dan crude oil dirasakan sangat penting untuk mendukung program-program potiltik apabila yang bersangkutan menjadi pejabat penting eksekutif. Untuk tahap awal, PT SPN dipaksa untuk berpartisipasi dalam penyediaan dan pendistribusian BBM bersubsidi selaku pendamping PT. Pertamina, terminologi ’paksa’ digunakan disini karena bisnis ini resikonya besar dan keuntunganya sangat tipis bahkan merugi. Hal ini menjelaskan kenapa hanya sedikit badan usaha yang tertarik untuk ikut serta sbagai pelaksana penyediaan dan pendisstribusian BBM bersubsidi. Namun Effendi Simbolon menjamin PT SPN bahwa pasokan BBM untuk penugasan pemerintah diatas akan dipenuhi oleh PT pertamina melalui anak perusahaan PT Pertamina, yaitu PT Patra Niaga. Dalam hal ini Effendi Simbolon kembali memanfaatkan kedudukannya sebagai Wakil Ketua Komisi VII dan elemen penting partainya. Lantas negoisasi dilakukan antara Arta Meris Simbolon mewakili PT SPN melaluai fasilitator Effendi Simbolon dengan Hanung Budya (Direktur pemasaran PT Pertamina) dan Delas Pontolumiu (dulu Dirut PT. Patra Niaga). Namun, kesepakatan hanya berlaku selama tiga bulan karena PT parta niaga tidak mau merugi karena dipaksa oleh tekanan politik untuk menjual BBMnya dibawah harga beli mereka. Hal ini menyebabkan PT SPN gagal melakukan penugasan untuk menyediakan dan mendistribusikan BBM bersubsidi untuk jangka waktu yang lama (wan prestasi). Terlepas dari kegagalan menekan PT Patra Niaga, anehnya Effendi Simbolon tetap meminta imbalan untuk jasa fasilitasi ini. Terlepas dari kegagalan memaksa PT SPN untuk melakukan penyediaan dan pendistribusian BBM bersubsidi dan Effendi Simbolon tetap menginginkan PT SPN sebagai cikal bakal trader BBM dan crude Oil sebagai kendaraan politik ditahun 2014 mendatang. Terkait dengan PT Kernel Oil sebagai oil trader di Singapura yang punya reputasi untuk bisnis trading petroleum product dan crude oil kelas internasional difasilitasi Effendi Simbolon untuk melakukan usaha di Indonesia berdampingan denga PT SPN sebagai pemegang saham. Untuk mendapatkan alokasi saham tersebut, yang Effendi mengenalkan perusahaan trader singapura tersebut dengan menteri ESDM dan kepala SKK Migas,lantas kandas lah Kernel Oil berbisnis minay mentah di indonesia karena terburu OTT oleh KPK, kepa SKK Migas. seperti kita ketahui semuanya.
Posted on: Thu, 29 Aug 2013 09:22:47 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015