Kawans ! Baru pulang dari shalat Tarawih, belum sempat buka sarung, admin terima sebuah panggilan telpon yg tidak dikenal. Admin sudah menduga ini pasti tidak jauh dari kasus minta GoldarAB. Benar juga, seorang wanita muda tergesa ngomongnya minta darahAB. Sedikit agak tersinggung, admin coba ajak bicara pelan dan terukur. Saya katakan, saya sudah tua, sambil menyebut usia admin. Nah, baru dia bicara pelan dan sopan. Rupanya, seorang pasien Ny. Suhartini (61 thn) baru saja jalani operasi angkat tumor pankreas, dan terjadi pendarahan berat. Sudah lima kantung habis dan membutuhkan delapan kantung baru. Belum selesai bicara dengan Asisten Dokter yang bernama Ria tadi, telpon sudah direbut oleh dokter Okto. "Pak, saya minta tolong pendonor AB sekarang juga, ini kasus unpredictable bukan tanpa persiapan. Semua ongkos taksi akan saya ganti, atau akan saya jemput antar. Bapak jangan takut." Ini kesan sang dokter mulai panik berat. Ia merasa akan ketempuhan bilamana terjadi hal-hal fatal. Admin tetap berusaha tenang. Segera menghubungi empat anggota. Pertama, menghubungi mas Wahyu Nugroho di Menteng. Alhamdulillah, dia siap dan menunggu. Kemudian kontak mas Bram Adrianus yang sedang buka puasa bersama di Kuningan, juga siap. Kemudian hubungi Wakil Ketua Pak Tri Sarwono, yg juga baru sampe rumah, siap berangkat. Terakhir mas Supriyadi Tree. "Pak, saya baru turun dari kereta di Parung Panjang. Saya siap ke Bintaro," ujarnya. Puas rasanya, KomunitasAB ini bisa berbagi meski hanya empat kantung saja dari delapan yang diminta. Tapi sedihnya, kepanikan dokter itu tadi tidak cerminkan kondisi sebenarnya. Gak lebih 30 menit kemudian, asisten dokter, Ria, balik telpon bahwa semua kondisi pasien sudah teratasi sehingga donor darah dapat ditunda besok siang. Tuh kan ! Saya tetap bangga dengan komitmen empat rekan tersebut kepada Born to Share. Terima kasih kawans. Alhamdulillah.
Posted on: Mon, 29 Jul 2013 14:28:44 +0000
Trending Topics
Recently Viewed Topics
© 2015