Kearifan Media dalah Kearifan Rakyat Lo Siaw Ging Dokter apa - TopicsExpress



          

Kearifan Media dalah Kearifan Rakyat Lo Siaw Ging Dokter apa Malaikat? - Itulah judul topik yang menjadi fitur di Kompasiana dalam beberapa hari terakhir. Dituliskan dalam artikel tersebut bahwa kondisi medis Indonesia sangat memprihatinkan, pelayanan rumah sakit indonesia amburadul dan tidak perduli pada kaum papa. Dokter Lo Siaw Ging tidak sudi memasang tarif, bahkan menggatiskan begitu saja biaya pemeriksaan. Bahkan lebih “Gila” lagi beliau membayar tagihan obat bagi pasien yang tidak mampu yang ditulisnya. Artikel ini cukup pendek, dan menurut saya hanya mengulas apa yang tampak di permukaan saja. Tapi beberapa hari terakhir telah dijadikan “Featured Article” sehingga dibaca ribuan orang. Yang cukup menarik adalah artikel ini sebenarnya ditulis tanggal 5 April 2011 tapi oleh Admin Kompasiana artikel ini kembali diangkat menjadi artikel utama tidak lama setelah Aksi Solidaritas Dokter tanggal 27/11/2013 kemarin. Bahkan sang penulis pun keheranan dan dalam salah satu komentarnya adalah : “Just Me: mohon maaf Bung, ini posting saya tgl 5 April 2011. Saya bahkan tidak tahu kembali tampil dlm “featured article”. Trimakasih utk admin…” Saya juga teringat sesaat setelah aksi damai para dokter pada 20 Mei 2013 muncul sebuah artikel yang diangkat sebagai featured article di Kompasiana dengan judul “Kisah Sang Dokter Rp 1000,-“. Dituliskan disitu ditengah zaman yang serba materialistis ternyata masih ada sosok yang benar-benar perduli dengan kehidupan yang tidak mampu. Artikel serupa juga diangkat oleh liputan6. Menyadari hal tersebut kembali saya disadarkan bahwa media memang memiliki kekuatan besar untuk membentuk opini publik, dan kompasiana sebagai media yang katanya independen bisa-bisanya mengangkat sebuah tulisan lama yang tentunya bertujuan untuk membentuk opini bahwa dokter seharusnya bisa lebih iklas dan lebih komunikatif dengan pasiennya – dan jika perlu rela tidak dibayar. Kesan itulah yang saya tangkap dengan adanya kejadian diatas. Dalam sebuah negara demokrasi yang sehat media memiliki peranan yang amat penting. Begitu besar kekuatan media hingga kebearadaannya dianggap sebagai pilar ke-4 Demokrasi. Sebagai salah satu pilar keempat – keberadaan media memiliki peranan penting untuk menginformasikan masyarakat tentang apa yang terjadi di negeri tersebut sehingga masyarakat mengetahui apakah mereka di Eksekutif, Yudikatif, dan Legislatif telah menjalankan fungsinya. Malcolm X pernah berpendapat bahwa “The medias the most powerful entity on earth. They have the power to make the innocent guilty and to make the guilty innocent, and thats power. Because they control the minds of the masses”. Yang artinya : “Media adalah entitas yang paling kuat dimuka bumi. Mereka memiliki kekuatan untuk membuat yang benar menjadi salah dan yang salah menjadi benar, dan itu adalah kekuasaan. Karena mereka dapat membentuk opini masyarakat” Karena besarnya kekuatan tersebut maka media haruslah selalu bertindak independen dan tidak ditunggangi oleh kepentingan politik atau pihak-pihak tertentu. Karena opini publik yang terbentuk tidak hanya akan merugikan seseorang yang diberitakan buruk – dalam hal ini profesi dokter Indonesia dan apa yang kami perjuangkan, tapi juga masyarakat yang sepatutnya mengetahui mengapa pelayanan kesehatan di Indonesia buruk, mengapa dokter mogok, mengapa gerakan moral dokter Indonesia bersatu terbentuk. Media yang dikuasai oleh group konglomerasi tertentu yang mengusung kepentingan politik tertentu tidak hanya akan menyesatkan opini masyarakat tapi juga menjadi penyebab hancurnya sendi-sendi kehidupan bangsa dalam berdemokrasi. Selanjutnya di : t.co/ngWeN3G1yF
Posted on: Sat, 30 Nov 2013 08:53:04 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015