Koruptor Produk Perguruan Tinggi Kira kira setahun yang lalu, - TopicsExpress



          

Koruptor Produk Perguruan Tinggi Kira kira setahun yang lalu, tepatnya 7 Mei 2012 di hadapan para rektor dalam acara diskusi "Masa Depan Pendidikan Tinggi di Indonesia" di Universitas Indonesia, ketua DPR Marzuki Alie dengan lantangnya mengatakan para koruptor sebenarnya adalah orang-orang pintar dan produk dari perguruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Marzuki sebagai pembicara kunci pada dikusi bertema Pandangan Kritis tentang Pendidikan Tinggi Indonesia Masrzuki mengatakan bahwa "Koruptor adalah orang-orang pintar," katanya saat berbicara di, Depok, Senin, 7 Mei 2012. "Mereka juga bisa dari anggota ICMI, anggota HMI, lulusan UI, UGM, IPB dan lainnya. Tidak ada orang bodoh.". Banyak pengajar di perguruan tinggi negeri hanya memikirkan proyek. Hal itu akan membuat pikiran kritis para dosen jadi tumpul. Menurut Marzuki, pendidikan kita pada masa lalu sangat buruk. Dirinya meminta kepada semua pihak untuk bersama-sama memperbaikinya. "Ini adalah kesalahan pendidikan masa lalu yang harus kita perbaiki bersama," katanya. " Badan Pusat Statistik sejak tahun lalu menggelar survei terkait indeks perilaku anti korupsi. Survei indeks perilaku anti korupsi ini merupakan amanah dari peraturan presiden nomor 55 tahun 2012 tentang strategi nasional pencegahan dan pemberantasan korupsi. Survei ini menghasilkan indikator tunggal terkait pendapat responden terhadap kebiasaan di masyarakat dan pengalaman responden berhubungan dengan layanan publik yang mencakup perilaku penyuapan (bribery), pemeran (extortion), dan nepotisme (nepotism). Berdasarkan hasil survei yang digelar sepanjang Oktober 2012 dengan sampel 10.000 rumah tangga pada 170 Kabupaten/Kota di 33 Provinsi, tercatat indeks perilaku anti korupsi 3,55 dari skala 5. "Artinya masyarakat Indonesia anti korupsi," kata Kepala BPS, Suryamin. BPS mencatat semakin tinggi indeks perilaku anti korupsi. indeks responden berpendidikan SLTP ke bawah tercatat sebesar 3,47, SLTA sebesar 3,78, dan di atas SLTA sebesar 3,93. Mantan ketua MK Mahfud MD mengatakan bahwa "Bila dicermati, yang melakukan tindak korupsi kebanyakan orang-orang pandai yang hatinya tumpul. 80 persen koruptor merupakan sarjana. Ini membuktikan bahwa institusi perguruan tinggi di negara ini gagal mencetak lulusan yang berakhlak,". Dijelaskan bahwa institusi perguruan tinggi saat ini hanya mencetak sarjana, tanpa disertai akhlak yang kuat. Imbasnya, saat menjadi pejabat atau petinggi politik, mereka melakukan tindak korupsi. Sistem pendidikan di perguruan tinggi harus bisa membentuk generasi yang berwatak dan berakhlak. Ia beranggapan bahwa agama dan ilmu pedidikan tidak bisa dipisahkan. Berita terakhir terkait adanya isu korupsi di salah satu direktorat di kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mendikbud Muhammad Nuh telah melaporkan hasil temuan dugaan korupsi di kementeriannya kepada Presiden Yudhoyono di Istana Kepresidenan dari hasil investigasi dan audit internal oleh Inspektorat Jenderal (Itjen). Hasil temuan Itjen Kemendikbud tentang dugaan korupsi proyek promosi budaya. Kasus dugaan korupsi itu terjadi saat Wiendu menjabat sebagai pelaksana tugas Dirjen Kebudayaan, bukan saat menjadi Wakil Mendikbud. Ada apa dengan kita? Hasil survei BPS jelas membuktikan bahwa faktor pendidikan merupakan salah satu penting, disebutkan bahwa semakin tinggi pendidikan semakin tinggi tingkat anti korupsinya. Kenyataannya lain, seperti yang diungkap Marzuki dan Mahmud MD serta Mendikbud. Seperti yang pernah saya ungkapkan beberapa waktu yang lalu bahwa kerusakan suatu bangunan disebabkan oleh 3 faktor yaitu faktor internal, faktor eksternal dan human error. Faktor internal berdasarkan hasil survei BPS kita termasuk masih ”baik”, sedangkan faktor eksternal khususnya sistem, seperti sistem pelaporan keuangan spj yang menyebabkan kita melakukan ”sesuatu” yang tidak sesuai dengan hati nurani kita. Khusus fakotr human error ini kayaknya merupakan salah satu penyebab utma karena kita selama ini dibangun dan dididik oleh sistem KKN yang syarat dengan nuansa korupsi selama 32 tahun dan tak terasa menghasilkan keturunan yang sejak lahir sudah makan hasil korupsi. Peenyelenggara negara saat ini sebagian besar adalah generasi KKN sehingga mereka korupsi berjamaah, tanpa malu malu bahkan sambil cengengesan. AW Ada buku yang menarik : xa.yimg/kq/groups/23922958/455963361/name/Master-Buku-Pendidikan-Anti-Korupsi-untuk-Perguruan-Tinggi-2012_1.pdf
Posted on: Thu, 06 Jun 2013 00:22:02 +0000

Trending Topics




© 2015