MALAIKAT JUGA KRITIS (Dr. Jeffrey Lang_Muallaf Amerika - TopicsExpress



          

MALAIKAT JUGA KRITIS (Dr. Jeffrey Lang_Muallaf Amerika mengkritik islam) Syahdan, ketika Allah Swt menciptakan Adam a.s., Malaikat bertanya: “Apakah Engkau akan jadikan di sana makhluk yang berbuat kerusakan dan menumpahkan darah?. Dialog antara Allah dan Malaikat mengenai hikmah penciptaan Adama.s. dapat anda temukan pada QS: Al-Baqoroh: 30. Bagi kita ayat itu mungkin terkesan biasa, tetapi tidak untuk Dr Jeffrey Lang. Seorang muallaf amerika yang mengenal Islam ketika ia merenungi ayat tersebut. Pertanyaan malaikat inilah yang sangat mengesankan Dr. Jeffrey Lang. Ini pula yang membawanya kepada Islam. Jika ia ditanya mengapa masuk Islam, jawabanya singkat saja: Al-Quran. Bacalah Al-Quran dengan terus bertanya. Lihatlah, ujar Jeffrey Lang, bagaimana malaikat yang terkenal dekat dengan Tuhan-pun mempertanyakan kebijakkan Tuhan. Lalu mengapa kita tidak?. Bagi sebagian orang, Agama memang tak bisa kita perdebatkan lagi. Kita cenderung tertutup bila agama dipertanyakan kembali. Tetapi sebenarnya, bukan agama yang Jeffrey Lang tanyakan, melainkan dogma-dogma yang terbentur pada dua kelompok Islam, yaitu fundamental dan liberal. Lang menangkap dengan cerdasnya fenomena yang sesungguhnya melanda nyaris semua negeri muslim, dan telah membelah umat Islam ke dalam dua kubu yang berlawanan: mereka yang membekukan dirinya dalam tradisi lama dan mereka yang mengekor pada peradaban Barat. Yang pertama memandang pemikiran Islam terdahulu sebagai rujukan ideal, yang kedua melihat Barat sebagai puncak peradaban. Yang pertama kaum diberi label “fundamentalis” sedangkan yang kedua kaum “liberal”. Lang tidak mempertanyakan agama, karena mempertanyakanya berarti mempertanyakan keberadaan Tuhan. Tetapi Lang mempertanyakan dogma-dogma yang beredar di antara dua kelompok di atas. Coba renungi bagaimana kekecewaan Lang takkala ia dicap tidak Islami ketika ia tak mau mengganti namanya yang berbau “kebaratan” dengan nama yang lebih Islami. Bagi Lang “keislamian” tidak ditentukan oleh nama, bahkan oleh atribut-atribut keagamaan sekalipun. Dengan jenaka Lang menceritakan pengalaman, bagaimana ia ditegur oleh seorang Maroko karena tidak berpakaian yang sesuai dengan Sunnah. Lang merasa bingung, ia tak mengerti akan apa yang salah dengan ke-Islamannya saat ini. Lang sesungguhnya hendak memberikan sindiran kepada orang-orang yang selama ini menyandarkan ke-Islaman kepada atribut-atribut keagamaan. Menjadi Islam, maka harus menjadi Arab. Anda belum Islami jika nama, pakaian, dan tingkah tidak berbau Arab. Lebih jauhnya -bahkan- anda merasa tidak “nyunnah” ketika tidak sama persis dengan orang Arab. Ada seseorang yang pernah mengalami seperti apa yang dialami oleh Lang. Ia dianggap tidak “nyunnah” ketika makan memakai sendok, dan bukan dengan tiga jari. Ia dipandang belum “nyunnah” ketika mengganti kayu siwak dengan sikat gigi. Ada juga seseorang tertentu yang berpendapat, “sunnah” Nabi itu bukan terbentur pada titik memakai “kayu siwak” atau “sikat gigi”, melainkan “sunnah” Nabi ialah menjaga kebersihan mulut. Ada seorang murid pernah ditampar oleh seorang guru di sekolahnya. Sebabnya, ia bertanya kepada gurunnya, andai Nabi Saw berasal dari Jawa, apakah blankon dan es dawet akan tercatat sebagai “sunnah”?. Jadi, “sunnah” atau tidaknya anda ditentukan oleh seberapa panjang jenggot anda. Seberapa banyak anda menduplikasi kebiasaan orang Arab. Bukan kepada seberapa banyak anda telah berbuat demi kemanusiaan. Tidak hanya kepada kelompok fundamental, Lang juga kecewa terhadap kelompok yang liberal. Lang mencermati bagaimana mereka membabi buta seakan peradaban barat ialah peradaban yang paling megah. Mereka seakan melupakan bagaimana sejarah mencatat demikian terhamparnya peradaban Islam, hingga Ibn Khaldun pernah menyatakan dengan ungkapan “jika kita mencermati peradaban Islam di masa keemasannya, niscaya kita tak akan menemukan satu titik-pun di muka bumi ini kecuali tertutupi oleh peradaban Islam”. Mereka lupa jika tak ada peradaban Islam niscaya tak akan terjadi revolusi kebudayaan di Eropa. Di tengah pencariannyalah, Lang menulis sebuah buku, yaitu “Even Angel Ask”. Buku yang ia persembahkan bagi anaknya. Buku ini membawa pembaca mengarungi perjalanan spiritual-intelektual dengan mendiskusikan konflik-konflik yang terjadi antara agama dan akal, rintangan-rintangan yang dipasang oleh kaum muslim sendiri yang menghalangi orang untuk memeluk Islam, ekstremisme dalam komunitas Islam, dan lain-lain. Secara singkat, ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut ini: Betulkah menjadi Muslim berarti menjadi Arab? Betulkah setiap Muslim harus berjuang mendirikan negara Islam, kalau perlu dengan menghancurkan negara Amerika? Betulkah Islam agama yang misoginis –yang membenci perempuan? Bagaimanakah strategi dakwah Islam di Barat, agar kita menarik non-Muslim ke pangkuan Islam dan sekaligus mempertahankan putra-putra Islam dalam pangkuan Islam? Seluruh buku ini menjawab pertanyaan itu dengan jawaban yang sangat menakjubkan. Ia menulis dengan sangat persuasif. Ia meyakinkan kita tidak saja dengan argumentasi yang logis dan tidak terbantahkan, bukan hanya dengan dalil akli dan nakli. Ia juga menyentuh emosi kita dengan kisah-kisah yang terkadang jenaka, terkadang mengharukan. Akhir kata Dr. Lang menganjurkan agar umat Islam senantiasa mengembangkan sikap kritis, baik dalam memandang kenyataan-faktual yang muncul maupun, dan terutama, dalam memahami pesan-pesan itu sendiri. Menurut profesor mualaf Amerika ini, cara paling efektif untuk menghadapi bahaya itu bukanlah mencegah timbulnya pertanyaan atau kritik. Sebaliknya, kaum muslim harus terus mendorong kedua hal itu. “Kita akan cenderung berbuat salah bila tidak mau bersikap kritis pada diri sendiri.” Kita harus selalu bertanya dan mempertanyakan. Bahkan malaikat, yang sangat dekat dengan Tuhan, pun bertanya! Mereka “berani” mempertanyakan kebijakan Tuhan menunjuk khalifah di muka bumi: Apakah Engkau akan jadikan di sana makhluk yang berbuat kerusakan dan menumpahkan darah? Iya, satu pesan Dr Jeffrey Lang yang akan dan harus terpatri dalam benak setiap muslim; “Kritislah, Bahkan Malaikat-pun Bertanya!”
Posted on: Sat, 02 Nov 2013 14:39:21 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015