MENELISIK TENTANG ILMU & PENGETAHUAN By : Manda Amanda Ilmu dalam - TopicsExpress



          

MENELISIK TENTANG ILMU & PENGETAHUAN By : Manda Amanda Ilmu dalam Sistem Pengetahuan Manusia Jika kita mencari arti kata ilmu, pasti akan diperoleh banyak definisi tentang ilmu. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia Ilmu diartikan sebagai pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu; atau pengetahuan atau kepandaian tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin, dsb. Ilmu hanyalah merupakan salah satu jenis pengetahuan yang dimiliki manusia di antara berbagai pengetahuan yang lain. Namun sejauh ini kiranya ilmulah yang merupakan pengetahuan yang paling dapat diandalkan berkaitan dengan fakta empiris. Penjelasan ilmiah, tentang fenomena gerhana bulan, misalnya, yang paling dapat memberikan kepuasan pada rasa ingin tahu manusia dibandingkan dengan penjelasan yang lain. Selain itu, tradisi akademis yang dikembangkan di sekolah maupun perguruan tinggi membuat setiap orang yang pernah belajar menjadi terbiasa dengan ilmu, meskipun sejauh ini sumber pengetahuan yang paling berkembang baru sampai tahapan otoritas. Tradisi akademis membuat orang menjadi semakin rasional, sadar ataupun tidak, orang yang pernah menuntut ilmu tertentu hanya akan puas apabila setiap persoalan yang dihadapi dapat diberikan eksplanasi secara ilmiah: dalam arti didukung data dan fakta yang dapat dilakukan verifikasi secara empiris. Ilmu (ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Selain itu, beberapa tokoh telah menuliskan definisi ilmu antara lain sebagai berikut : 1. Menurut Nazir(1988), Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat umum dan sistematis, pengetahuan dari mana dapat disimpulkan dalil – dalil tertentu menurut kaidah – kaidah umum. 2. Menurut Shapere (1974), konsepsi ilmu pada dasarnya mencakup tiga hal yaitu adanya rasionalitas, dapat digeneralisasi dan dapat disistematisasi. 3. Menurut Schulz (1962),Pengertian ilmu mencakup logika, adanya interpretasi subjektif dan konsistensi dengan realitas sosial. Secara garis besar, ilmu merupakan suatu kumpulan proses dengan menggunakan suatu metode ilmiah yang menghasilkan suatu pengetahuan yang sistematis. Secara etimologi ilmu berasal dari kata “ilm” (Bahasa Arab), Science (Bahasa inggris) atau Scientia (Bahasa Latin)yang mengandung kata kerja scire yang berarti tahu atau mengetahui. Lalu apa perbedaan ilmu dengan pengetahuan? Pengetahuan yang merupakan padan kata dari knowledge merupakan kumpulan fakta – fakta, sedangkan ilmu adalah pengetahuan ilmiah/sistematis. Kumpulan fakta – fakta tersebut merupakan bahan dasar dari suatu ilmu, sehingga pengetahuan belum dapat dikatakan sebagai ilmu, namun ilmu pasti merupakan pengetahuan. Menurut John G. Kemeny, Ilmu merupakan semua pengetahuan yang dikumpulkan dengan metode ilmiah. Dari pernyataan tersebut jelas bahwa ilmu merupakan hasil/produk dari sebuah proses yang dibuat dengan menggunakan metode ilmiah sebagai suatu prosedur. Proses yang dilakukan untuk menghasilkan suatu ilmu bukan merupakan proses pengolahan semata tetapi merupakan suatu rangkaian aktivitas ilmiah/penelitian terhadap suatu hal yang dilakukan oleh sekelompok orang yang dikenal dengan istilah ilmuan(scientist) yang bersifat rasional, kognitif dan teleologis (memiliki tujuan yang jelas). Menurut The Liang Gie Definisi Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan metode berupa aneka prosedur dan tata langkah, sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala – gejala kealaman, kemasyarakatan, atau keorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan ataupun melakukan penerapan.. Suatu ilmu harus bersifat empiris (hasil dari panca indera/percobaan), sistematis (memeiliki keterkaitan yang teratur), objektif (bukan hasil prasangka), analitis dan verifikatif (bertujuan mencari kebenaran ilmiah). Ilmu memiliki pokok persoalan (objek) dan fokus perhatian. Sebagai contoh ilmu alam. Ilmu alam memiliki pokok persoalan terkait dengan alam dengan beberapa fokus perhatian seperti fisika, kimia, biologi, dll. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ilmu berbeda dengan pengetahuan. Pengetahuan merupakan kumpulan fakta yang merupakan bahan dari suatu ilmu, sedangkan ilmu adalah suatu kegiatan penelitian terhadap suatu gejala ataupun kondisi pada suatu bidang dengan menggunakan berbagai prosedur, cara, alat dan metode ilmiah lainnya guna menghasilkan suatu kebenaran ilmiah yang bersifat empiris, sistematis, objektif, analisis dan verifikatif. Sedangkan Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip, dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut. Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakala informasi dan data sekedar berkemampuan untuk menginformasikan atau bahkan menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan berkemampuan untuk mengarahkan tindakan. Ini lah yang disebut potensi untuk menindaki. Di samping itu kita mengenal pula Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip. Pengetahuan diam seseorang biasanya sulit untuk ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun lesan. Kemampuan berbahasa, mendesain, atau mengoperasikan mesin atau alat yang rumit membutuhkan pengetahuan yang tidak selalu bisa tampak secara eksplisit, dan juga tidak sebegitu mudahnya untuk mentransferkannya ke orang lain secara eksplisit. Contoh sederhana dari pengetahuan implisit adalah kemampuan mengendara sepeda. Pengetahuan umum dari bagaimana mengendara sepeda adalah bahwa agar bisa seimbang, bila sepeda oleh ke kiri, maka arahkan setir ke kanan. Untuk berbelok ke kanan, pertama belokkan dulu setir ke kiri sedikit, lalu ketika sepeda sudah condong ke kenan, belokkan setir ke kanan. Tapi mengetahui itu saja tidak cukup bagi seorang pemula untuk bisa menyetir sepeda. Seseorang yang memiliki pengetahuan implisit biasanya tidak menyadari bahwa dia sebenarnya memilikinya dan juga bagaimana pengetahuan itu bisa menguntungkan orang lain. Untuk mendapatkannya, memang dibutuhkan pembelajaran dan keterampilan, namun tidak lantas dalam bentuk-bentuk yang tertulis. Pengetahuan implisit seringkali berisi kebiasaan dan budaya yang bahkan kita tidak menyadarinya. Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata berupa media atau semacamnya. Dia telah diartikulasikan ke dalam bahasa formal dan bisa dengan relatif mudah disebarkan secara luas. Informasi yang tersimpan di ensiklopedia (termasuk Wikipedia) adalah contoh yang bagus dari pengetahuan eksplisit. Bentuk paling umum dari pengetahuan eksplisit adalah petunjuk penggunaan, prosedur, dan video how-to. Pengetahuan juga bisa termediakan secara audio-visual. Hasil kerja seni dan desain produk juga bisa dipandang sebagai suatu bentuk pengetahuan eksplisit yang merupakan eksternalisasi dari keterampilan, motif dan pengetahuan manusia. Bagaimana membuat pengetahuan implisit menjadi eksplisit merupakan fungsi utama dari strategi Manajemen Pengetahuan. Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan yang dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk memimpin organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi. Pengetahuan rasionalisme adalah pengetahuan yang diperoleh melalui akal budi. Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang bersifat apriori; tidak menekankan pada pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika. Dalam matematika, hasil 1 + 1 = 2 bukan didapatkan melalui pengalaman atau pengamatan empiris, melainkan melalui sebuah pemikiran logis akal budi., berasal dari hasil Pendidikan, di mana pendidikan di sini adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia; berasal dari media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah; dapat pula berasal dari pengertian informasi menurut 'Oxford English Dictionary', adalah '"that of which one is apprised or told: intelligence, news"'. Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU teknologi informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Sedangkan informasi sendiri mencakup data, teks, gambar, suara, kode, program komputer, [[basis data]]. Adanya perbedaan definisi informasi dikarenakan pada hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan '(intangible)', sedangkan informasi itu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi; dan berasal juga dari referensi; serta Modal intelektual pada umumnya diklasifikasikan sebagai berikut: Modal Manusia (Human Capital) Nilai para karyawan ditentukan dari kemampuannya dalam mengaplikasikan keterampilan dan keahlian mereka [1] . Modal insani adalah gabungan kapabilitas insani di suatu organisasi untuk memecahkan permasalahan bisnis. Modal insani bersifat melekat pada diri manusia dan tidak bisa dikatakan menjadi milik organisasi. Artinya, modal insani bisa turut pergi meninggalkan organisasi ketika orang-orangnya pergi. Modal insani juga meliputi seberapa efektif suatu organisasi menggunakan sumber daya insaninya sebagai dalam ukuran semisal kreativitas dan inovasi. Modal Struktural (Structural Capital) Yang dimaksud dengan modal struktural adalah Infrastruktur pendukung, proses dan basis data organisasi yang memungkinan modal insani dalam menjalankan fungsinya [2]. Modal struktural juga meliputi perihal seperti gedung, perangkat keras, perangkat lunak, proses, paten, dan hak cipta. Tidak hanya itu, modal struktural juga meliputi perihal seperti citra organisasi, sistem informasi, dan hak milik basis data. Karena keberagamannya ini, maka modal struktural bisa diklasifikasikan lebih jauh lagi menjadi modal inovasi, proses, dan organisasi. Modal Relasional (Relational Capital) Yakni modal yang terdiri dari perihal yang bisa dengan jelas teridentifikasi seperti hak cipta, perijinan, waralaba, namun juga bisa meliputi perihal yang tidak tampak konkrit seperti interaksi dengan pelanggan dan hubungan antar manusia. Modal Intelektual Untuk Memperbaiki Transparansi dan Manajemen Internal Cut Zurnali (2008) memberikan pandangan yang berbeda tentang klasifikasi umum modal intelektual (intellectual capital). Mengacu pada pandangan Bontis dalam Sanchez et.al., Cut Zurnali mengemukakan bahwa modal intelektual dibentuk dari sistem hubungan antar blok (system of inter-relational blocks), sebagai berikut: Modal Manusia (Human capital) Pengetahuan individual yang tak terlihat dari para anggota yang dimiliki organisasi. Human capital ini didefinisikan sebagai kombinasi dari pendidikan (education), warisan genetik (genetic inheritance), pengalaman dan sikap (experience and attitudes) terhadap hidup dan pekerjaan. Ini diukur sebagai fungsi volume (function of volume). Modal Struktural (Structural Capital) Pengetahuan tak terlihat yang merangkul organisasi (tacit knowledge that embraces the organization). Ini mengenal keberagaman yang sangat besar dari pemenuhan hubungan untuk mengelola perusahaan dalam sebuah cara yang terkoordinasi (a coordinated manner). Tanpa ini, intellectual capital hanya merupakan human capital. Modal Pelanggan (Customer Capital) Pengetahuan yang komprehensif dalam bidang pemasaran (marketing) dan hubungan dengan pelanggan (customer relations). Hal ini mencakup pengembangan pengetahuan mengenai pelanggan, pemasok dan asosiasi industrial atau yang berkaitan dengan pemeintah. Customer capital ini dapat diukur sebagai sebuah fungsi lamanya usia perusahaan (function of longevity). Namun demikian, menurut Cut Zurnali (2008), modal intektual lebih dari sekedar penjumlahan ketiga elemen ini. Hal ini berkaitan dengan bagaimana membiarkan pengetahuan dari sebuah perusahaan bekerja dan menciptakan nilai. Modal intelektual mampu menghasilkan peningkatan nilai organisasi dan dimaksudkan untuk membolehkan perusahaan mendapatkan keuntungan dari peluang yang ada lebih baik dari yang didapatkan para pesaing dan memberikan peningkatan penghasilan dimasa depan. Menurut Cut Zurnali, dalam kaitannya dengan organisasi publik seperti instansi-instansi pemerintah dan universitas, maka komponen-komponen yang tepat untuk mengukur modal intelektual adalah sebagai berikut: Human Capital– the set of explicit and tacit knowledge of the institutions’personnel acquired through formal and informal educational and actualization processes embodied in their activities (seperangkat pengetahuan yang terlihat dan tersembunyi yang didapat oleh personal institusi melalui proses pendidikan formal dan informal yang diterapkan dalam kegiatan-kegiatan mereka); Structural Capital – the explicit knowledge related to the internal process of dissemination, communication and management of scientific and technical knowledge in the institution (can be both institutional and technological)-(pengetahuan yang terlihat yang berkaitan dengan proses internal dari penyebaran, pengkomunikasian dan manajemen ilmiah dan pengetahuan teknis dalam organisasi atau dapat dua-duanya yaitu keorganisasian dan teknologi); dan Relational Capital – gathers the wide set of economical, political and institutional relationships developed and maintained by institution. (perangkat yang luas secara ekonomi, politik dan hubungan institusional yang dikembangkan dan dipelihara oleh institusi). Sebagai tambahan, menurut Cut Zurnali (2008), organisasi-organisasi publik mempunyai permintaan eksternal yang terus-menerus untuk transparansi dan informasi yang lebih besar dalam hal penggunaan dana publik. Dan dengan adanya otonomi daerah atau otonomi kampus, tuntutan ini menjadi lebih besar lagi terhadap organisasi, manajemen dan alokasi anggaran mereka. Situasi ini memerlukan sistem pelaporan dan manajemen yang baru (new management and reporting systems). Mengacu pada pendapat Elena (2004), Cut Zurnali (2008) menjelaskan bahwa intellectual capital management dan knowledge management menyediakan metodologi yang efisien untuk mengidentifikasi, mengukur, mengelola dan menyebarkan pengetahuan, inilah yang disebut dengan suatu cara yang pantas (a proper way) untuk memperbaiki transparansi dan manajemen internal. Intellectual capital management (ICM) dan * Manajemen pengetahuan (KM) adalah seperangkat kegiatan manajerial yang ditujukan pada pengidentifikasian dan pemberian nilai asset-aset pengetahuan (knowledge assets) organisasi. Pengaruh asset-aset ini melalui pembagian pengetahuan dan menciptakan pengetahuan baru (Easterby-Smith and Lyles, 2003; Holsapple, 2003). Menurut Cut Zurnali (2008), sistem pelaporan dan manajemen baru akan membolehkan organisasi berada dalam posisi: - Menciptakan transparansi dalam penggunaan dana publik ; - Menjelaskan pencapaian riset, pelatihan, inovasi dan manfaat lainnya kepada para stakeholder; - Mengilustrasikan pengembangan asset tak terlihat.
Posted on: Tue, 24 Sep 2013 04:59:04 +0000

Trending Topics



div class="sttext" style="margin-left:0px; min-height:30px;"> Hukamnama Sahib from Harmandar Sahib ji and Katik Maheena shuru
What if ONE Opportunity Could Change Your Life? :) :) AWESOME
What’s the difference between Maghfirah (مغفرة ) and Afu
Forrers Reunion is gathering momentum with over 50 former
Odpowiedź mojej żony na kolejne idiotyczne pytania w stylu, co

Recently Viewed Topics




© 2015