Mana Murid Rudy Hartono dan Liem Swie King? Bagi penggemar serial - TopicsExpress



          

Mana Murid Rudy Hartono dan Liem Swie King? Bagi penggemar serial silat karangan Khoo Ping Hoo, nama Bu Kek Siansu tentunya tidak asing lagi. Manusia yang dianggap setengah Dewa karena kesaktiannya ini tidak lagi mempunyai tandingan sampai akhirnya mengundurkan diri dari dunia persilatan. Bu Kek Siansu meninggal diusia senja setelah mewariskan seluruh ilmunya kepada Pendekar Bodoh Sie Cin Hai dan sebahagian kepada wanita sakti Ang I Nio-cu. Tokoh fiktif lain adalah Suma Han yang juga sangat super sakti. Jurus andalannya adalah Soan Hong Lui Kun, Siang Mo Kiam Sut (Ilmu Pedang Sepasang Iblis), Hwi Yang Sin Ciang (Tangan Sakti Inti Api), Swat Im Sin Ciang (Tangan Sakti Inti Salju) dan tentu saja keahlian khususnya Hoat Sut (Ilmu Sihir) yang membuatnya sangat ditakuti golongan hitam. Kedua tokoh sakti ini pada masa jayanya malang melintang di dunia persilatan nyaris tanpa lawan sepadan. Seperti umumnya serial silat Khoo Ping Hoo, sebelum mengundurkan diri para tokoh ini akan mengangkat murid agar semua ilmunya dapat diwariskan. Murid yang diangkat bisa anak sendiri seperti kedua anak Suma Han yaitu Suma Kian Bu dan Suma Kian Lee atau anak orang lain seperti murid Bukek Siansu Pendekar Bodoh Sie Cin Hai yang tidak ada hubungan darah sama sekali dengannya. Mari kembali ke judul. Rudy Hartono Kurniawan yang lahir dengan nama Nio Hap Liang adalah Pendekar Bulu Tangkis Indonesia tanpa tandingan. Namanya diabadikan dalam Guiness Book of World Record karena berhasil meraih juara All England delapan kali. Rudy adalah pebulu tangkis yang komplit. Ia handal dalam segala aspek permainan, kemampuan, taktik dan semangat. Gerakannya nyaris menguasai seluruh area lantai lapangan permainan. Ia tahu kapan harus bermain net dan reli atau bermain cepat. Tubuhnya lentur, cepat dan kuat serta pukulannya sangat akurat. Semua jenis pukulan dalam bulu tangkis dikuasai dengan sempurna. Kalau boleh dibuat perbandingan, Rudy Hartono adalah Bu Kek Siansu dalam dunia persilatan. Pendekar bulu tangkis lain adalah Liem Swie King. Sebagai pemain bulu tangkis, Liem Swie King juga pemain yang serba lengkap. Permainan net-nya tajam dan halus, stroke-nya sempurna serta tentu saja smash-nya yang sangat ditakuti lawan: King Smash !!. King melakukan smash sambil melayang dan memukul shuttlecock saat tubuh belum menyentuh tanah. Hasilnya adalah shuttlecock menghujam bidang permainan lawan dengan keras dan hanya bisa diikuti pandangan melongo lawan mainnya. Ia meraih gelar bergengsi juara All England pada 1978, 1979, dan 1981, dan secara beregu mejuarai lambang supremasi bulu tangkis beregu putera Piala Thomas tahun 1976, 1979 dan 1984. Kalau boleh dibuat padanan, Liem Swie King adalah Suma Han dalam dunia persilatan. Kalau Bu Kek Siansu mewariskan ilmunya kepada Pendekar Bodoh serta Suma Han kepada kedua putranya Suma Kian Bu dan Suma Kian Lee, siapakah murid Rudy Hartono dan Liem Swie King? Rudy tidak langsung sepenuhnya meninggalkan dunia bulu tangkis yang membuat namanya menjadi legenda hidup. Ia bergabung dengan PB PBSI dan diangkat menjadi Ketua Bidang Pembinaan dalam kurun waktu tahun 1981-1985 di bawah kepengurusan Ferry Sonneville. Ia memusatkan perhatian pada pembinaan pemain muda yang diharapkan dapat menggantikannya. Hasil sentuhannya terlihat antara lain pada pemain Eddy Kurniawan, Hermawan Susanto dan Alan Budi Kusuma serta beberapa pemain muda lainnya. Tidak ada secara khusus murid yang mewarisi seluruh ilmu kepandaiannya seperti Pendekar Bodoh yang merwarisi seluruh ilmu silat Bu Kek Siansu. Bagaimana dengan Liem Swie King? Setelah mengundurkan diri sebagai pemain tahun 1988, King memisahkan diri dari hiruk pikuk dunia bulu tangkis dan terjun sepenuhnya kedunia bisnis. Dunia bulu tangkis boleh dikatakan tidak disentuhnya lagi. Lantas kepada siapa jurus “King Smash” yang dahsyat itu diwariskan?. Kepada anaknya? Anaknya sendiri bahkan tidak mengetahui kalau ayah mereka adalah pebulu tangkis terkenal di dunia. King sama sekali tidak mempunyai murid. Tulisan ini tidak berpretensi apa-apa. Hanya sedikit berkhayal, seandainya Rudy Hartono mengangkat murid pewaris ilmunya, demikian juga Liem Swie King mengangkat murid untuk mewarisi “Smash King” yang legendaris itu, barangkali gelar tunggal Putra turnamen besar seperti All England dan kejuaraan dunia tidak hanya menjadi milik China saja. Kompasiana
Posted on: Tue, 13 Aug 2013 05:49:06 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015