[ Matiku Senyummu ] part 3 posted by A.S ******* "Din tolong - TopicsExpress



          

[ Matiku Senyummu ] part 3 posted by A.S ******* "Din tolong jagain May ya, gue mau pergi bentar!" "Rie,,,gak da jalan lain ya? Resiko tinggi Rie!" "Din, gaji gue cuma cukup buat makan dan nebus obat! Kalok gak gini, bik Isah mau dibayar pakai apa? May juga butuh biaya operasi!" "Tapi Rie,,," "Elu percaya gue Din, malem ini gak akan ada apa-apa! Jangan bilang ke Giyan sama July kalok gue di tantang sama Roy!" "Tapi Lu hati-hati Rie, perasaan gue gak enak!" Hanya kubalas dengan seulas senyum kekhawatiran Dinda. Sebenarnya perasaanku pun kurang enak malam ini, namun aku harus jawab tantangan Roy. Ini semua demi May, demi masa depan May. Kulajukan motorku perlahan meninggalkan halaman rumah. Masih terbayang pertengkaranku dengan May seminggu lalu. Ini memang salahku! (Flashback) PRAAAAANNGGGGG,,,, "Pergi kamu anak sial! Jangan dekati aku! Kamu mau aku mati? Kurang cukup kamu membuat aku cacat hah!!!" "Maaf kak, aku gak sengaja! Aku cuma ingin nyuapin kakak, aku gak bermaksut ngelukain kakak!" "Kita memang kembar, tapi kita lahir dengan jarak waktu yang beda. Dan gara-gara kamu tidak bisa lahir normal, ibu pendarahan dan terpaksa di operasi demi nyelametin kamu. Tapi ibu tidak tertolong! Ayah tertabrak mobil dan meninggal karna kamu memaksa ayah datang ke sekolah mendadak untuk nganterin kotak pensil kesayanganmu! Aku buta karena kamu maksa aku naik motor bersama kamu padahal kamu tau aku phobia dengan motor, dan kamu ngebut seenak kamu lalu kita kecelakaan! Kamu cuma lecet, aku buta, AKU BUTA!!!" "Maafin aku kak, aku akan tebus kesalahanku, aku janji kak, aku akan secepatnya cari donor mata buat kakak!" "Kalau mata kamu yang jadi gantinya, itu akan bisa menebus semuanya! Pergi kamu anak sial! Pergi!!!" Kutahan isak tangisku. Namun bulir bening mataku tetaplah terjatuh tanpa bisa aku bendung. Begitu bencinya saudara kembarku padaku. Apa memang ini semua karena aku? Karena aku pembawa sial? Aku jatuh terduduk di sudut rumah. Tubuhku serasa tak bertulang. Tangan renta itu kembali membelai rambutku dengan lembut serta bibir mungilnya melantunkan gending jawa yang biasa dia lantunkan dimasa kecilku. "Makasih bik, bibik masih mau perduli sama aku!" "Non May sudah bibik anggap anak sendiri non!" "Aku Arie bik," "May Arieani. Kakakmu May Ananta. Toh sama kan non?" "Iya bik!" "Bibik menganggap kalian sama sejak kecil non. Non kan tau, kakak non sebenarnya bagaimana. Jadi kejadian tadi jangan jadi beban ya, mungkin dia emosi sesaat!" "Iya bik, makasih bik!" Dituntunnya aku menuju kamar. Diambilkannya selimut hadiah dari papa dulu untuk menyelimuti tubuhku. Kembali bik Isah melantunkan gending yang sama sampai aku tertidur. Tak lama, samar-samar kudengar dia melantunkan gending yang sama di kamar May. **** Deru motor di arena gelap semakin riuh. Kusejajarkan posisi motor di samping motor milik Roy. Tinggal hasil taruhan malam ini uang untuk operasi May cukup. Walau Roy jago di sini, aku harus tetap tenang. "Wiiihhh punya nyali juga ni anak kencur! Dah minum susu tadi di rumah?" Gelak tawa Roy dan kawan-kawannya terdengar sangat renyah. Hanya kusunggingkan senyum. "Cuci piring aja sana di rumah!" "Gak usah banyak bacot deh ya, buktiin di arena aja!" "Songong ni anak. Oke! Kalok Elu kalah, inget ya perjanjian kita, tangan Lu gue potong!" "Oke! Kalau gue menang, isi tabungan Lu pindah ke gue Roy! Dan satu lagi, kaki Lu gak akan bisa berdiri lagi!" "Deal!!!" Tuhan bantu aku. Ini demi May, demi kakakku! *****To Be Continued****
Posted on: Fri, 20 Sep 2013 15:52:24 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015