Mebel Jepara Incar Pasar Asia dan Afrika JEPARA– - TopicsExpress



          

Mebel Jepara Incar Pasar Asia dan Afrika JEPARA– Kementrian Perdagangan (Kemendag) akan memfasilitas produk furnitur Jepara agar bisa menembus pasar Asia Tenggara dan Afrika. Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan mengatakan, pihaknya akan membantu peningkatan kapasitas SDM hingga penguatan akses pasar para pelaku industri furnitur . Ekspor mebel Jepara harus diarahkan agar mulai menyasar pasar- pasar lain selain Amerika dan Uni Eropa. Sebab, potensi pasar di luar kawasan tersebut seperti Afrika dan Asia Tenggara juga prospektif. Menurut Gita, saat ini pertumbuhan ekonomi negara-negara di kawasan Afrika seperti Pantai Gading, Zimbabwe, Mozambik, dan lain sebagainya rata- rata tumbuh sekitar 4% tiap tahunnya. “Uni Eropa saat ini slow down, kalau Amerika mulai memulihkan kondisi ekonomi. Jadi ekspor bisa diarahkan ke pasar nontradisional itu. Di Afrika ekspor kita meningkat 40– 150% dibanding tahun lalu,” kata Wirjawan seusai memberikan kuliah umum di Gedung Haji Tahunan kompleks Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara, kemarin. Pertumbuhan ekonomi serupa juga terjadi di sejumlah negara yang ada di kawasan Asia Tenggara, yakni Malaysia dan Thailand. Pihaknya menaruh perhatian khusus terhadap Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Saat ini pihaknya berusaha keras agar nota kesepahaman dengan Uni Eropa terkait sertifikasi SVLK tersebut bisa rampung tahun ini. Dengan berbekal SVLK, negara- negara importir akan percaya jika kayu bahan dasar mebel, furnitur, dan ukirukiran dari Indonesia berasal dari hutan lestari dan penebangannya juga dilakukan dengan cara yang ramah lingkungan. Gita optimistis SVLK tersebut tidak hanya akan mengangkat citra positif produk mebel asal Indonesia, tapi juga sekaligus mendongkrak nilai jual produk yang bersangkutan. “Kita harus mampu menjadi eksportir yang paling efisien,” paparnya. Ke depan, kata Gita, upaya penambahan nilai setiap produk buatan anak negeri harus terus dilakukan. Dia mencontohkan aktivitas penambangan bauksit di Indonesia. Jika langsung diekspor ke Australia atau Jepang maka jatah Indonesia hanya sekitar 1%. Padahal jika sudah sampai dan diolah di Australia menjadi almina maka bagian negara Kanguru tersebut berkisar 10%. “Parahnya lagi, panci itu dikirim lagi ke Indonesia, padahal bagian kita paling kecil. Sektor tambang emas juga sama, kita hanya kebagian melakukan pengolahan 20% saja yang diolah di Gresik, Jatim. Sedang 80% emas dari Indonesia justru diolah di luar negeri yang tentu saja harganya kian besar,” ungkapnya. Bupati Jepara Ahmad Marzuki berharap Kementrian Perdagangan mempermudah pengurusan SVLK bagi eksportir asal Kota Ukir. Menurut Marzuki, sektor mebel merupakan andalan ekonomi warga Jepara. Sektor tersebut juga merupakan penyumbang 27% Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jepara. “Jangan sampai malah mempersulit. Banyak warga Jepara yang bergantung dari sektor tersebut,” ucapnya. ●muhammad oliez
Posted on: Thu, 01 Aug 2013 07:15:27 +0000

© 2015