▶ Mengenal Singkat Sejarah berdirinya Islam Liberal di - TopicsExpress



          

▶ Mengenal Singkat Sejarah berdirinya Islam Liberal di Indonesia Segala Puja dan puji hanya milik Alloh Ta’ala. kita memuji, meminta pertolongan, memohon ampun kepada-Nya, kta berlindung kepada-Nya dari keburukan perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Alloh, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan sebaliknya, barangsiapa yang disesatkan oleh Alloh Azza wa Jalla, maka tidak ada yang memberi petunjuk kepadanya. Kita bersaksi tidak ada yang berhaq disembah melainkan Alloh satu-satu-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan kita bersaksi bahwa Rasululloh Muhammad Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam adalah hamba dan utusan-Nya. Amma Ba’du. “ Sebaik-baik petunjuk ialah Kitabullah (Al-Qur’an), serta sebaik-baik petunjuk ialah petunjuk Rasulullah yakni Sunnahnya, dan seburuk-buruk perbuatan dan perkataan ialah yang diada-adakan dan setiap yang diada-adakan ialah Bid’ah dan setiap KeBid’ahan itu sesat serta setiap kesesatan itu ialah tempatnya di dalam Naar (Neraka) “. Berikut ini penjelasan secara singkat tentang sejarah berdirinya Islam liberal di Indonesia Islam liberal adalah nama sebuah gerakan dan aliran pemikiran yang bermula dari sebuah ajang kongkow-kongkow di Jalan Utan Kayu 69H, Jakarta Timur. Tempat ini sejak 1996 menjadi ajang pertemuan para seniman sastra, teater, musik, film, dan seni rupa. Di tempat itu pula Institut Studi Arus Informasi (ISAI) yang salah satu motor utamanya Ulil Abshar Abdalla berkantor. Bersama Goenawan Mohammad (mantan pemimpin redaksi Tempo) serta sejumlah pemikir muda seperti Ahmad Sahal, Ihsan Ali Fauzi, Hamid Basyaib dan Saiful Mujani, Ulil kerap Menggelar diskusi bertema ‘pembaruan’ pemikiran Islam. Setelah berdiskusi sekian lama pada akhir 1999 Ulil dan kawan-kawan sepakat memperkenalkan serta mengkampanyekan pemikiran mereka dengan bendera Islam Liberal. Lalu untuk mengintensifkan kampanyenya mereka membentuk wadah Jaringan Islam Liberal (JIL) pada Maret 2001. Jauh sebelum wacana Islam liberal—yang akan melahirkan Jaringan Islam Liberal—muncul pertama kali dalam bentuk mailing list di islamliberal@***groups pada tahun 2001, istilah Islam liberal sendiri muncul pertama kali waktu Greg Barton menyebut istilah itu dalam bukunya, Gagasan Islam Liberal di Indonesia (Paramadina: 1999). Mailing list Islam liberal yang muncul dua tahun setelah itu, ternyata, mampu bertahan lama dan menjadi wadah diskusi yang aman antara mereka. Dari diskusi-diskusi yang terjadi, tergagaslah keinginan untuk membentuk suatu wadah yang bernama Jaringan Islam Liberal. Dengan ditunjang kucuran dana dari Asia Foundation kampanye Islam liberal gencar dilancarkan melalui berbagai cara. Mulai dari forum kajian dan diskusi, media cetak hingga media elektronik. Media internet juga tak ketinggalan mereka garap. Mula-mula dengan membuat forum diskusi internet (mailing list) yang tersebut diatas, kemudian dilanjutkan dengan membuat situs web, alamatnya ***lib. Kampanye lewat media cetak dilakukan sangat gencar. Selain melalui majalah seperti Tempo dan Gatra, JIL mendapat porsi publikasi besar di koran Jawa Pos dan 40 koran daerah yang tergabung dalam Jawa Pos-Net. Dengan nama rubrik Kajian Utan Kayu, setiap hari Ahad JIL mendapat jatah satu halaman penuh untuk diisi tulisan para pengusung ide Islam liberal, antara lain Nurcholish Madjid, Azyumardi Azra, Jalaluddin Rakhmat dan Masdar F Mas’udi. Kampanye melalui media elektronik mula-mula cuma disuarakan melalui kantor berita radio 68H yang mengudarakan dialog interaktif setiap Kamis sore. Belakangan siaran itu kemudian di-relay oleh tak kurang 15 stasiun radio se-Indonesia yang tergabung dalam jaringan 68H, sehingga dapat disimak oleh para pendengar dari Aceh hingga Manado. Di Jakarta siaran JIL di-relay oleh stasiun radio dangdut Muara FM. Adapun istilah Islam liberal dipilih oleh kalangan JIL untuk menamakan gerakan dan pemikiran mereka, nampaknya lantaran mereka mendapat insipirasi dari buku Liberal Islam: A Sourcebook karya Chares Kurzman (edisi bahasa Indonesia berjudul Wacana Islam Liberal: Pemikiran Islam Kontemporer tentang Isu-isu Global, diterbitkan oleh Paramadina), sebab dari buku itu pula JIL meminjam enam agenda rumusan Charles Kurzman. Enam isu itu: antiteokrasi, demokrasi, hak-hak perempuan, hak-hak non-Muslim, kebebasan berpikir dan gagasan tentang kemajuan. 50 para tokoh Islam Liberal di Indonesia: a) PARA PELOPOR 1) Abdul Mukti Ali (1923-2004) Guru Besar Perbandingan Agama IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Dekan Fakultas Usuluddin IAIN Yogyakarta. Guru Besar IAIN Yogyakarta. 2) Nurcholis Madjid IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta ( 1965) Pensyarah Fakultas Pasca Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah (1985-2005) 3) Djohan Effendi IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta (1970) 4) Prof.Dr Harun Nasution Penulis buku-buku teks utama IAIN Indonesia. 5) Abdurrahman Wahid (Gusdur) –Pres.Indonesia (1999-2001). Pesantren Tambak Beras, Jombang. Universiti Al-Azhar, Mesir (1964-1966) Universiti Baghdad (1966-1970) Ketua Umum Nahdhatul Ulama’ – NU (1984-1999) 6) Ahmad Wahib Fakultas Ilmu Pasti dan Alam Universitas Gadjah Mada (UGM) 7) M.Dawam Rahardjo Fakultas Ekonomi UGM (1969) Munawir Sjadzali Universiti of Exeter, Inggeris. Georgetown Universiti Amerika. b) PARA SENIOR 1) Abdul Munir Mulkhan Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel (cawangan) Jember dan Sunan Kalijaga. 2) Azyumardi Azra Fakultas Tarbiyyah IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (1982) Pensyarah Pasca Sarjana Fakultas Adab dan Fakultas Tarbiyyah IAIN Jakarta (1992-sekarang) Guru Besar Sejarah Fakultas Adab IAIN Jakarta. Pembantu Rektor (1) IAIN Jakarta (1998) Rektor IAIN (UIN) Jakarta (1998-2005) 3) Prof.Dr. Komaruddin Hidayat Sarjana Fakultas Usuluddin IAIN Jakarta (1981) Guru Besar Filsafat Agama IAIN Jakarta (2001-sekarang) Director Pasca Sarjana UIN Jakarta (2005-sekarang) Rektor UIN Jakarta (2006-2010) 4) Nasaruddin Umar Sarjana IAIN Alauddin, Makasar. Dr. IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Pensyarah Fakultas Usuluddin Pasca Sarjana IAIN Jakarta. Pembantu Rektor 3 IAIN Jakarta. 5) Zainun Kamal Pembantu Dekan 1 Faklutas Usuluddin UIN Jakarta. Pensyarah tetap Faklutas Usuluddin, UIN Jakarta. Pensyarah Pasca Sarjana UIN, Jakarta. 6) Kautsar Azhari Noer Guru Besar IAIN (UIN) Jakarta. 7) Alwi Abdurrahman Shihab IAIN Alauddin, Ujung Padang (1986) M.Amin Abdullah Sarjana Fakultas Usuluddin –Perbandingan Agama IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta (1982). 9) Masdar Farid Mas’udi Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta (1979). 10) Said Aqiel Siradi Pensyarah Pasca Sarjana UIN Jakarta. 11) Ahmad Syafi’I Ma’arif Ohio University, Amerika (1980) Pemikiran Islam, Universiti Chicago, Amerika (1983) 12) Goenawan Mohammad Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) Jakarta. 13) Jalaluddin Rahmat Fakultas Publisistik Universiti Pejajaran (1976) 14) M.Syafi’I Anwar Colombia Universiti, Amerika (2004) 15) Moeslim Abdurrahman S2 (Master) dan S3 (Phd) Universiti Urbana, Amerika. c) PARA PENERUS PERJUANGAN 1) Abd A’la Faklutas Adab IAIN Sunan Ampel, Surabaya (1987). Program Magister Pasca Sarjana UIN Jakarta (1996). Dr. UIN Jakarta (1999). 2) Abdul Moqsith Ghazali S2 (Master) UIN Jakarta. S3 (Phd) UIN Jakarta (sekarang). Pensyarah UIN Jakarta. 3) Ahmad Sahal Fakultas Syariah IAIN Yogyakarta. Faklutas Usuluddin UIN Jakarta. 4) Bahtiar Effendy Sarjana IAIN Jakarta (1986). Pensyarah Pasca Sarjana UIN Jakarta (1995-sekarang). Ketua Dewan Akademi Program Pasca Sarjana UIN Jakarta (1999-sekarang). 5) Fathimah Usman Sarjana IAIN Wali Songo, Semarang. Pusat Studi Gender IAIN Wali Songo. Pensyarah Faklutas Usuluddin IAIN Wali Songo. 6) M.Jadul Maula IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. 7) Muhammad Ali Pensyarah Faklutas Usuluddin UIN Jakarta. Nong Darul Mahmada ( petugas JIL – banyak suarakan isu gender) Fakultas Usuluddin IAIN Jakarta (1998) 9) Saiful Mujani S1 (Sarjana) Fakultas Usuluddin, IAIN Jakarta. 10) Siti Musdah Mulia S1 (Sarjana) IAIN Alauddin, Makasar (1982). S2 (Master) dan S3 (Phd) UIN Jakarta (1992-1997) 11) Sukidi Fakultas Syariah / Peradilan Agama UIN Jakarta (1998). 12) Sumanto Al-Qurthuby IAIN Wali Songo (1999). 13) Syamsu Rizal Panggabean S1 (Sarjana) Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. 14) Taufik Adnan Amal Pensyarah Ulumul Qur’an Fakultas Syariah, IAIN Alauddin, Makasar. 15) Ahmad Fuad Fanani Fakultas Usuluddin UIN Jakarta 16) Ahmad Gaus AF Fakultas Ilmu Komunikasi (IISIP) Jakarta 17) Budhy Munawar Rahman Director Program Yayasan Paramidana. Staf Pengajar Universitas Paramidana Mulya, Jakarta. 18) Denny J.A Phd Ohio University, Amerika (2001) 19) Hamid Basyaib Universitas Islam Indonesia (UII) 20) Husein Muhammad Al-Azhar, Mesir. 21) Ihsan Ali Fauzi University Ohio, Amerika. Pendiri JIL bersama Ulil Abshar. 22) M.Luthfi Asy-Saukani Phd University Melbourne, Australia. Pensyarah Pemikiran Islam Universiti Paramidana, Jakarta. 23) Mun’im A.Sirry Fakultas Syariah dan Undang-Undang International Islamic University, Islamabad, Pakistan (1990-1996). 24) Rizal Malarangeng Phd. Ohio Universiti, Amerika. 25) Ulil Abshar Abdalla (Koordinator Jaringan Islam Liberal) Pesantren Mansajul Ulum, Pati. Pesantren Al-Anwar, Rembang. Fakultas Syariah Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta. 26) Zuhairi Misrawi Fakultas Usuluddin jurusan Aqidah Falsafah Universiti Al-Azhar, Mesir (1995). 27) Zuly Qodir Fakultas Agama Islam Universiti Muhammadiyyah, Yogyakarta (1996). Magister Studi Islam Universiti Islam Indonesia (UII). Sosiologi Fisipol UGM, Yogyakarta. Selengkapnya Baca Buku Seputar JIL/Jaringan Iblis Laknatulloh yakni: 1. 50 (lima puluh) tokoh lslam liberal di Indonesia, Penulis:Budi handrianto, kata pengantar: Adian husaini, MA, Penerbit : HUJJAH press, cetakan kedua, Agustus 2007 2. Bahaya Islam Liberal: Sekular dan Menyamakan Islam dengan Agama Lain, Penulis: Drs. H. Hartono Ahmad Jaiz, Penyunting: H. Abduh Zulfidar Akaha, Lc, Penerbit: Pustaka Al-Kautsar, cetakan Kedua, Februari 2002 Saudaramu Ikhwah fillah yang Dha’if… Muhammad Faisal, S.Pd. M.MPd {Aktivis Anti Pemurtadan, Alumnus S1 Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Prodi/Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, S2 Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (IMNI), Jakarta – Pasca Sarjana, konsentrasi Manajemen Pendidikan}
Posted on: Sat, 31 Aug 2013 07:37:11 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015