Menyikapi request teman RARA Coffee BREAK bernama Dhie Shezianna - TopicsExpress



          

Menyikapi request teman RARA Coffee BREAK bernama Dhie Shezianna AR Rayan, maka kali ini gue mau posting tentang makanan yang dapat menambah berat badan. Cobalah makan banyak dan sering, tapi patut diperhatikan jenis makanannya. Pilih makanan yang padat energi, kalori dan nutrisi ketimbang makanan yang kosong nutrisi (seperti chips, gorengan, kue, permen, sirup). Makanan yang bernutrisi dan tinggi kalori: Karbohidrat: nasi (putih & merah), roti gandum & wholegrain, oats, barley Protein: daging merah tanpa lemak/kulit, ayam tanpa lemak/kulit, ikan, telur, kacang-kacangan (kacang tanah, almond, walnut dll), biji-bijian (biji kwaci, bunga matahari, dll), susu (susu full krim/ susu penambah berat badan). Lengkapi dengan sayur dan buah tiap harinya untuk supply vitamin dan mineral. Pastikan setiap makan ada karbohidrat & proteinnya, meskipun hanya untuk snacking. Contoh snacking: susu, yoghurt, keju, segenggam kacang, energy bar Obat cacing merupakan bentuk pencegahan jangan sampai cacingan untuk orang-orang yang tidak tinggal di lingkungan yang kumuh, jadi mungkin saja tidak ada efeknya karena tidak cacingan. Ada pun orang-orang yang bingung mengapa berat badan mereka tidak turun padahal sudah merasa diet. Sebaliknya, bagi Anda yang mau menambah berat bisa menggunakan metode serupa. Berikut jenis konsumsi yang tanpa disadari membuat berat badan naik. Rachel Begun, MS, RD, perwakilan dari Academy of Nutrition & Dietetics menguraikan enam kebiasaan makan yang tanpa disadari bisa menyebabkan kegemukan, seperti dikutip dari Womans Day. 1. Konsumsi Terlalu Banyak Sodium Batas konsumsi garam yang disarankan per harinya adalah 2.300 mg, atau setara dengan satu sendok teh. Jumlahnya semakin dibatasi menjadi hanya 1.500 mg pada orang di atas usia 50 tahun, punya tekanan darah tinggi, diabetes atau gangguan ginjal. Namun menurut Centers for Desease Control di Amerika, rata-rata konsumsi garam setiap harinya lebih banyak dari yang dianjurkan. Sekitar 3.300 mg atau 1,5 sendok teh bahkan lebih. "Sebagian besar konsumsi garam kita berasal dari makanan restoran dan makanan olahan, bukan garam yang ditaburkan dari botol. Mulailah memperhatikan label makanan. Anda akan terkejut betapa cepatnya garam yang Anda konsumsi bertambah," ujar Rachel. Untuk mengatasinya, makanlah lebih banyak makanan yang diolah dari bahan-bahan segar dan Anda masak sendiri di rumah. Dengan begitu Anda jadi lebih bisa mengontrol berapa banyak garam yang ditambahkan. Kurangi konsumsi makanan dalam kemasan seperti sup kalengan, daging olahan, makanan beku, salad dressing botolan, saus dan camilan. Umumnya makanan tersebut mengandung garam sangat banyak, hingga 533 mg per sendok makan. Bayangkan jika Anda mengonsumsinya lima hingga enam sendok sekali makan. Saat makan di luar, pilih restoran yang dimasak sesuai pesanan. Bukan cepat saji. Anda bisa minta pada pelayan dan chef untuk mengurangi pemakaian garam saat memesan. 2. Konsumsi Gula Terlalu Tinggi Berdasarkan American Heart Association, wanita sebaiknya tidak mengonsumsi lebih dari 6 sendok teh gula setiap harinya. Tapi banyak di antara mereka yang berlebihan menggunakannya, hingga 22 sendok teh per hari. "Sesendok teh penuh gula yang Anda masukkan ke minuman kopi bukanlah tersangka utamanya (yang membuat asupan gula berlebihan). Tapi gula justru banyak bersembunyi di tempat-tempat yang tidak disangka-sangka," kata Rachel. Gula bisa terdapat di nasi, mie ayam, kentang bahkan gorengan yang memakai tepung. Dalam jumlah cukup, gula diperlukan tubuh sebagai penambah energi. Tapi jika dikonsumsi berlebihan hanya akan menumpuk kalori tapi nol nutrisi. Belajarlah mempelajari gula tambahan di daftar bahan makanan. Jika tertulis sirup jagung fruktosa, molasses, agave nectar atau sirup malt barley, maka makanan/minuman itu berarti mengandung gula tinggi. Perhatikan juga tambahan gula pada makanan seperti saus dan dressing botolan, atau berbagai minuman dalam kemasan. Para produsen makanan biasanya menambahkan banyak gula sebagai penguat rasa. 3. Kurang Makan Serat Serat memperlambat sistem pencernaan untuk mengolah makanan, sehingga level energi tubuh tetap stabil dan Anda merasa kenyang lebih lama. Hal ini akan membantu Anda mengontrol berat badan. Serat juga mengurangi risiko sembelit, penyakit jantung, diabetes dan kanker. Wanita perlu memenuhi kecukupan asupan serat sebanyak 25 gram per hari. Tapi umumnya hanya makan 10 sampai 15 gram, menurut National Institutes of Health. Perbanyak asupan serat Anda dengan mengonsumsi sereal gandum utuh yang mengandung 5 gram serat saat sarapan. Untuk makan siang, pilih menu seperti salad, tumis buncis/kacang panjang, sayur bayamg, buah-buahan dan sayuran segar. Di malam hari bisa makan nasi merah, pasta dari tepung gandum utuh atau sayuran segar yang dijadikan salad. Jangan lupa perbanyak minum air putih agar manfaat serat lebih maksimal didapatkan. 4. Tidak Makan Cukup Protein Kurang makan protein bisa membuat perut lebih cepat lapar, sehingga membuat Anda kalap saat ngemil dan akhirnya berat badan bertambah. "Protein membantu Anda merasa kenyang lebih lama. Selembar roti tawar tidak cukup untuk menyimpan energi sebaik telur yang kaya protein," ujar Rachel. Berapa konsumsi protein yang dianjurkan per harinya? Wanita perlu 46 gram protein yang bisa berasal dari telur, yoghurt rendah lemak, kacang-kacangan, polong-polongan, ayam, ikan dan produk dari susu serta kedelai. 5. Kurang Minum Air Kekurangan minum air bisa mengakibatkan dehidrasi yang biasanya ditandai dengan rasa lapar. Anda bisa saja merasa perlu makan padahal yang dibutuhkan hanya air putih. Kebutuhan asupan cairan biasanya berbeda-beda pada setiap orang. Tergantung aktivitas yang dilakukan. Semakin banyak kegiatan yang mengeluarkan keringat, maka bertambah juga air yang harus diminum. Sebelum memutuskan kalau Anda merasa lapar, minum dulu segelas air. Jika lapar itu hilang, berarti yang Anda rasakan sebenarnya hanya haus. Tidak harus selalu air putih. Anda bisa minum jus buah atau teh herbal untuk mencukupi asupan air. Cairan juga bisa berasal sal sayuran dan buah-buahan segar. 6. Karbo, Karbo dan Karbo Karbohidrat putih seperti nasi putih, roti putih, mie ayam, bubur ayam, lontong atau keripik kentang meningkatkan hormon yang dinamakan serotonin. Hormon ini menimbulkan perasaan senang dan nyaman, sehingga orang ingin makan lagi dan lagi. Karbohidrat putih mudah sekali ditimbun menjadi lemak di dalam tubuh dan jika sudah berbentuk kemasan dalam konteks penjualan, biasanya dikombinasi dengan lemak trans. Lemak trans terbentuk dalam minyak sayur yang digoreng dengan panas sangat tinggi dan ditambahkan vetsin agar makanan terasa lebih gurih. Orang pun mengonsumsinya berulang-ulang. Akibatnya, tubuh menjadi penimbun toksin. Sumber : DetikHealth Semoga bermanfaat ya sobat RARA Coffee BREAK
Posted on: Thu, 20 Jun 2013 05:34:48 +0000

Trending Topics




© 2015