"Merdeka...Merdekaaa...Merdekaaa..!!" teriak pejabat lokal itu - TopicsExpress



          

"Merdeka...Merdekaaa...Merdekaaa..!!" teriak pejabat lokal itu bersemangat. Pria berbadan gempal dengan stelan kemeja dan celana bahan mengkilap itu sedang berdiri di hadapan ratusan warga yang tampak lusuh, warga yang adalah orang-orang kampung, orang-orang dusun yang lusuh dengan pakaian sederhana dan bahkan lapuk. Teriakan si pejabat disambut dengan teriakan kalimat yang sama oleh warga yang sebagian besar perempuan tua, dan anak-anak sekolah itu. Mereka menyahuti teriakan itu dengan wajah beragam ekspresi sembari mengacungkan kepalan tangann ke udara berhawa terik siang itu, mengikuti instruksi si pejabat. Dengan mempergunakan bahasa lokal atau bahasa setempat, si pejabat menyampaikan bahwa dirinya begitu bangga dengan warganya yang bersemangat walau terik siang membakar kulit pada pertemuan yang direncanakan siang itu. Dikarenakan pada bulan ini masih bulan syawal yang juga bulan Agustus di mana negara Indonesia masih dalam suasana merayakan Hari Kemerdekaan yang ke 68 tahun, maka si pejabat itu menyampaikan salam serta ucapan silaturahmi kepada warga. Dengan mengucapkan sejumlah tutur kata, si pejabat yang tampak mengenakan topi warna hitam membungkus kepalanya menangkis terik siang itu, juga melontarkan sejumlah impian dan janji-janji yang akan dipenuhinya selama melanjutkan masa atau periode jabatannya yang masih berlangsung kurang lebih tiga tahun lagi. Sejumlah pejabat lain turut hadir dalam pertemuan itu. Beberapa utusan petinggi perusahaan BUMN terkemuka juga turut serta duduk di kursi plastik yang disediakan di bagian depan kumpulan warga. Juga beberapa petinggi perusahaan swasta nasional ada di lokasi. Hari ini, warga mendapat santunan dan juga bantuan berupa uang beberapa puluh juta rupiah, dari perusahaan-perusahaan terkemuka itu, sebagai wujud penyaluran CSR atau Coorporate Social Responsibility bagi masyarakat. Dengan menghaturkan ucapan terimakasih yang tak terhingga dari si pejabat kepada para pimpinan perusahaan yang hadir, si pejabat pun terlihat menjura-jura di hadapan tetamunya yang baik hati itu atas bantuan dan perhatian yang diberikan kepada warganya yang berlokasi di wilayah terpencil itu. Ratusan warga yang sehari-hari bekerja sebagai petani dan juga buruh serta nelayan itu tampak asing dengan seremonial hari ini. Sebab, selain tiba-tiba dusun mereka dikunjungi pejabat, ratusan umbul-umbul dengan merek perusahaan serta spanduk-spanduk pun begitu meriahnya dipasang di sekeliling dusun, pemandangan yang sangat teramat jarang dilihat oleh warga. Tidak ketinggalan, ratusan staf dan rombongan para pejabat itu pun turut serta mendampingi tuan-tuannya melintasi jalan becek tak layak bagi pejabat seperti mereka itu. Juga para prajurit dari berbagai kesatuan turut serta melakukan pengamanan atas berjalannya acara itu, yang juga diliput pers. Belum lagi, dusun-dusun di sekitarnya berupa perkampungan yang dibatasi oleh sungai-sungai besar, dengan pohon-pohon mangrove yang rimbun, menuju satu dusun ke dusun lainnya harus menaiki perahu. Kehidupan warga yang sudah terbiasa dengan kondisi alam seperti itu nampaknya baik-baik saja, meski tak bisa dikatakan maju. Usai berbasa-basi dengan segudang ucapan-ucapan, serta adanya penyampaian tekad pejabat terkait akan mengembangkan perekonomian dan memajukan kesejahteraan yang lebih layak bagi warga dusun di sekelilingnya, pejabat pun secara simbolis memberikan CSR bersama para petinggi lainnya, juga perwakilan perusahaan besar yang sudah puluhan tahun mengeruk keuntungan di daerah-daerah ini. Seorang warga, dipanggil maju ke depan, sebagai perwakilan menerima secara simbolis CSR yang dimaksud. Pria separuh baya berbadan kurus dan lusuh itu, berupaya menebar senyum, walau tak bisa ditutupi rawut wajahnya masih menyimpan tanya dan heran atas acara ini. Tak ada sepatah kata pun yang bisa terucap dari bibirnya. Hanya saja pria itu sempat menjabat tangan para pejabat yang datang berkunjung ke dusunnya serta memberikan sebuah benda dari gabus (streoform) bertuliskan nominal uang dengan jumlah tertentu. Sembari didokumentasikan lewat jepretan kamera, mereka menebar senyum dan menyudahi acara simbolis itu. Pada penutup acara, MC atau Master Ceremoni yang memandu acara--nampaknya dia adalah anak dari salah satu dusun itu yang sempat mengecap pendidikan di kota--juga mengucapkan terimakasih kepada hadirin sekalian. "Terlihat para bapak-bapak pejabat kita masih semangat di hari kemerdekaan ini, dan bertemu warga, walau selama ini belum pernah datang dan bertemu. Semoga kesempatan pertama ini bukan pertemuan terakhir bagi kita semua," ujar pria muda itu melalui pengeras suara--mikropon dengan sangat jelas.*** Demikian. Terimakasih! --..dan...aku pun merenungi ucapan dan kata-kata penutup si pemandu acara (MC) itu. Hampir tar-otak awak mendengar ucapan itu. How about you!? :)
Posted on: Wed, 21 Aug 2013 17:12:09 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015